Main Article Content

Abstract

Agriculture and subak in Bali are interrelated, indicated by subak’s characteristics, i.e. socio-agriculture, religious, economic, dynamic, and autonomous.  But, any global issues and internal problems can become challenges for subak existence and sustainability of agriculture in Bali. Based on the subak characteristics as well as the Instruction of The President of The Republic of Indonesia Number 3 of 1999 concerning The Policy of Irrigation Management Transfer that in the Law of The Republic of Indonesia Number 7 of 2004 called as Participatory Irrigation Management, the subak is very potential to play the double roles, i.e. to manage an irrigation system and to manage a legal business units in the farm level. To have the roles, the restructuring subak is needed for revitalize legal agribusiness in the subak structure. Capacity buildings at management level through some extensions and trainings are useful for agribusiness development in subak. The successful of the double roles of subak are useful to support the sustainability of agriculture in Bali.

Keywords

subak double roles sustainable agriculture

Article Details

How to Cite
Budiasa, I. W. (2010). PERAN GANDA SUBAK UNTUK PERTANIAN BERKELANJUTAN DI PROVINSI BALI (The Double Roles of Subak For Sustainable Agriculture in Bali Province). Jurnal AGRISEP: Kajian Masalah Sosial Ekonomi Pertanian Dan Agribisnis, 9(2), 153–165. https://doi.org/10.31186/jagrisep.9.2.153-165

References

  1. [BPS Propinsi Bali]. 2008. Sekilas Bali 2008.
  2. Budiasa, I Wayan. 2005. Subak dan Keberlanjutan Sistem Pertanian Beririgasi di Bali. Dalam Pitana, I Gde dan Gede Setiawan AP (Eds). Revitalisasi Subak dalam Memasuki Era Globalisasi. Yogyakarta: Andi Offset.
  3. Budiasa, I Wayan. 2007. Optimization of Groundwater Irrigation-Based Farming System Towards Sustainable Agriculture in North Coastal Plain, Bali. Unpublish PhD Thesis, Agricultural Economics Study Program, Gadjah Mada Graduate School, Yogyakarta.
  4. Budiasa, I Wayan; I Nyoman Gede Ustriyana; dan IGAA Lies Anggreni. 2009. Persepsi Masyarakat Terhadap Kemungkinan Pengembangan Lumbung Desa di Kabupaten Tabanan, Bali. Jurnal Sosial-Ekonomi Pertanian dan Agribisnis (SOCA) Vol. 9 No. 3 November 2009, Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian Universitas Udayana. Denpasar. Deri, Ansel. 2008. ”Dana Petani Rp100 Juta per Desa”. http://anselboto.blogspot.com. [Dinas Kebudayaan Propinsi Bali]. 1995. Subak dan Museum Subak di Bali. Proyek Pemantapan Lembaga Adat Tersebar di 9 Dati II TA 1995/1996.
  5. [Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Bali]. 2008. Kebijakan Pembangunan Pertanian Tanaman Pangan di Bali Dalam Rangka Memantapkan Ketahanan pangan dan Meningkatkan Pendapatan Petani. Disampaikan pada Seminar dalam Rangka HUT ke-40 FP Unud Tahun 2008.
  6. Ibrahim, H. 2008. “Revitalisasi Pertanian, Ketahanan pangan, dan Penyediaan SDM Pertanian yang Handal”. Paper Lokakarya Nasional FKPT-PI Ke-8 Tahun 2008 dengan tema: ”Restrukturisasi Perguruan Tinggi Pertanian Indonesia Menuju Pencapaian Kompetensi Pertanian Modern”. Jambi, Mei 2008. INPRES RI, Nomor 3, Tahun 1999 Tentang Pembaharuan Kebijaksanaan Pengelolaan Irigasi. Jakarta.
  7. [Kanwil DPU Propinsi Bali]. 1989. Subak. Denpasar. KEPMENKEU RI, Nomor 298/KMK.02/2003 Tentang Pedoman Penyediaan Dana Pengelolaan Irigasi Kabupaten/Kota. Jakarta. Merrey, D.J. 1993. Konteks Kelembagaan untuk Pengelolaan Pertanian Beririgasi. Padang: VISI Irigasi Indonesia 10 (5, 1995).
  8. Pitana, I Gde. 1993. Subak, Sistem Irigasi Tradisional di Bali: Sebuah Deskripsi Umum. Dalam I Gde Pitana (ed): Subak, Sistem Irigasi Tradisional di Bali. Denpasar: Upada Sastra.
  9. Samudra, N.M. 1993. Lomba Subak sebagai Usaha Pelestarian dan Pengembangan Subak. Dalam I Gde Pitana (ed): Subak, Sistem Irigasi Tradisional di Bali. Denpasar: Upada Sastra.
  10. SEARCA, 1995. Working Paper on Sustainable Agriculture Indicators. SEAMEO Regional Center for Graduate Study and Research in Agriculture (SEARCA). College, Laguna 4031, Philippines.
  11. Sedana, G., I W. Budiasa, N. Sudiarta, dan W. Kariati. 2003. Studi Diagnosis Penguasaan Lahan Sawah di Kota Denpasar. Kerjasama antara Dinas Pertanian dan Kelautan Kota Denpasar dan Pusat penelitian Universitas Dwijendra. Denpasar.
  12. Sugino, T., 2003. Identification of Pulling Factors for Enhancing the Sustainable Development of Diverse Agriculture in Selected Asian Countries. Palawija News The CGPRT Centre Newsletter. Bogor: CGPRT Centre Publication Section, 20 (3): 1-6.
  13. Suherman, A. 2003. Pola Pengembangan Usaha Ekonomi di Daerah Irigasi Melalui Pembangunan Usahatani Terpadu, dan Pengembangan Kelembagaan yang Berbasis Agribisnis. Disampaikan pada Seminar Nasional dan Musyawarah Anggota Jaringan Komunikasi Irigasi Indonesia, Jakarta.
  14. Sushila, J. 1993. Mandala Mathika Subak: Suatu Usaha Konservasi. Dalam I Gde Pitana (ed) Subak, Sistem Irigasi Tradisional di Bali. Denpasar: Upada Sastra.
  15. Sutawan, N., M. Swara,W. Windia, dan W. Sudana. 1989. Laporan Akhir Pilot Proyek Pengembangan Sistem Irigasi yang Menggabungkan Beberapa Empelan Subak di Kab. Tabanan dan Kab. Buleleng, Kerjasama DPU Prop. Bali dan Univ. Udayana, Denpasar. Undang-Undang RI, Nomor 7, Tahun 2004 Tentang Sumberdaya Air. Jakarta. Undang-Undang RI, Nomor 25, Tahun 1992 Tentang Koperasi. Jakarta.
  16. Windia, W., N.G. Ustriyana, I W. Budiasa, I W. Ginarsa, dan I W. Sudarta. 2001. Keberlanjutan Nilai-nilai Tri Hita Karana untuk Pelestarian Sumberdaya Budaya di Kabupaten Gianyar. Kerjasama antara Bappeda Kab. Gianyar dan Jurusan Sosek Fakultas Pertanian Universitas Udayana, Denpasar.