Main Article Content

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kondisi terumbu karang dan mengevaluasi kondisi terumbu karang berdasarkan nilai indeks keanekaragaman, indeks keseragaman, indeks dominansi dan indeks mortalitas. Metode yang digunakan adalah metode suvei dengan menggunakan transek garis menyinggung (LIT), terdiri atas 3 stasiun dimana masing-masing stasiun dibagi atas 2 sub kedalaman yakni pada kedalaman 3m dan 10m. Tipe terumbu karang yang ada di Perairan Tanjung Gosongseng Pulau Enggano memiliki tipe terumbu karang tepi. Hasil penelitian ditemukan 11 jenis bentuk pertumbuhan, yaitu Acropora Branching (ACB), Acropora Digitate (ACD), Acropora Encrusting (ACE), Acropora Submassive (ACS), Acropora Tabulate (ACT), Coral Branching (CB), Coral Massive (CM), Coral Encrusting (CE), Coral Submassive (CS), Coral Foliose (CF), dan Coral Mushroom (CMR). Tutupan karang di Tanjung Gosongseng menurut Kep Men LH no 4 Tahun 2001 tergolong buruk, sedang, baik dan, baik sekali keanekaragaman di kategorikan sedang, dominansi dikategorikan rendah, keseragaman di kategorikan tinggi, serta mortalitas sedang. Untuk parameter kualitas air baik untuk pertumbuhan terumbu karang

Article Details

How to Cite
Nugraha, M. A., Purnama, D., Wilopo, M. D., & Johan, Y. (2016). KONDISI TERUMBU KARANG DI TANJUNG GOSONGSENG DESA KAHYAPU PULAU ENGGANO PROVINSI BENGKULU. JURNAL ENGGANO, 1(1), 43–56. https://doi.org/10.31186/jenggano.1.1.43-56

References

  1. Burke, L., E. Selig, dan M. Spallding. 2002. Terumbu Karang yang Terancam di Asia Tenggara. Ringkasan Untuk Indonesia. Terjemahan dari Reefs at Risk in Southeast Asia. Kerjasama antara WRI, UNEP, WCMC, ICLARM dan ICRAN. 40 hal.
  2. Dartnal, AJ dan M. Jones. 1986. A Manual of Survey Method Living Resources in Costal Areas. The Australian Institute of Marine Science.
  3. Dahuri, R. 2003. Keanekaragaman Hayati Laut. Aset Pembangunan
  4. Berkelanjutan Indonesia. Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
  5. EISSN: 2527-5186
  6. Direktorat Konservasi dan Taman Nasional Laut. 2006. Pedoman Pelaksanaan Transplantasi Karang. DKP. 36 p.
  7. Edwards, A. J, Clark, C. D. (1996). A review of remote sensing for the
  8. assessment and management of tropical coastal resources. Coastal Management 24:1-40.
  9. English, S., Wilkinson, C., and Baker. V. 1997. Survey Manual for Tropical
  10. Marine Resources. Asustralian Institut of Marine Sciene. Townsville: 350
  11. p.
  12. Isnansetyo, A . dan Kurniastuti. 1995. Teknik Kultur Fitoplankton dan
  13. Zooplankton (Pakan Alami Untuk Pembenihan Organisme Laut). Kanisius.
  14. Jogjakarta. 116 hal.
  15. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup. 2001. Nomor : 04 Tahun 2001 Tentang Kriteria Baku Kerusakan Terumbu Karang.
  16. Krebs, C. J. 2014. Similarity Coefficients and Cluster Analysis. Chapter 12.
  17. Version 5. 530 p.
  18. Krebs, C. J. 1985. Experimental Analysis of Distribution and Abudance.
  19. Philadelphia: Harper and Publishers. Inc.
  20. Krebs, C. J. 1972. Ecologi : the Experimenthal Analisys of Distribution and
  21. Abudance. Harper and Row Publisher. New York. 694 p.
  22. Nontji, A. 1993. Laut Nusantara. Jakarta: Penerbit Djambatan. 368 hal.
  23. Odum, E. P. 1971. Fundamental of Ecology. W.B. Saunders Company.
  24. Philadelphia and London. 564 p.
  25. Senoaji, G., Riwandi., Cahyadinata, I., Hidayat, M. F., Suminar, R., Magdalena. 2006. Studi Daya Dukung Pemanfaatan dan Pengembangan Kepulauan Enggano. Kerjasama Bapedalda Provinsi Bengkulu dengan PusatPenelitian Lingkungan Universitas Bengkulu.
  26. Sukarno. 1994. Ekosistem Terumbu Karang dan Masalah Pengelolaanya. P3OLIPI dan Universitas Sam Ratulangi. Manado.
  27. Sukarno, M. Hutomo, K. Moosa dan P. Darsono. 1981. Terumbu Karang
  28. Indonesia, Sumberdaya Permasalahan dan Pengelolaannya. Puslitbang
  29. Oseanologi LIPI. Jakarta.
  30. Supriharyono. 2007. Konservasi Ekosistem Sumberdaya Hayati di Wilayah
  31. Pesisir dan Laut Tropis, Pustaka Pelajar. Yogyakarta.
  32. Suharsono. 2008. Jenis-jenis Karang di Indonesia. Coremap Program LIPI Press : Jakarta. 372 p.
  33. Suharsono. 1996. Jenis-Jenis Karang yang Umum Dijumpai di Perairan
  34. Indonesia. P2O . LIPI. Jakarta. 103 p.
  35. Suharsono. 1995. Metode penelitian terumbu karang. Kursus Pelatihan
  36. Metodologi Penelitian Penentuan Kondisi Terumbu Karang. Jakarta: Pusat Penelitian dan Pengembangan Oseanologi-LIPI.
  37. UNEP. 1993. Monitoring Coral Reefs For Global Change. Regional Seas. Reference Methods For Marine Pollution Studies No. 61. Australian Institute Of Marine Science. 72pp.
  38. WELLS, J.W. 1956. Scleractinia. In : Treatise on invertebrate Palaentology. Part F. Coelentrata (Moore ed). Geol, Soc. Amer. and Kansas Press : 328 –
  39. Wallace, D. 1998. Coral reefs and their management. www. cep. unep. org. (13 Maret 2003).
  40. Westmacott S., Teleki K., Wells S., dan West J. 2000. Pengelolaan Terumbu
  41. Karang Yang Telah Memutih dan Rusak Kritis, Diterjemahkan oleh Jan
  42. Hanning Steffen IUCN, Gland, Switzerland and Cambridge, Inggris
  43. Information Press, Oxford.