Main Article Content

Abstract

Pulau Tikus merupakan pulau kecil yang terletak di sebelah Barat Kota Bengulu. Dengan jarak sekitar 10 km dari pusat kota. Pulau Tikus memiliki potensi ekowisata bahari terumbu karang dengan perairan yang jernih dan bersih sehingga keindahannya menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung. Terumbu karang yang ada di Pulau Tikus bisa dimanfaatkan sebagai objek ekowisata yaitu ekowisata bahari kategori diving dan snorkeling. Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi potensi ekosistem terumbu karang di Pulau Tikus dan  menganalisis kesesuaian kawasan ekowisata bahari kategori diving dan snorkeling. Kualitas air terdiri atas kecerahan, suhu, kecepatan arus, dan kedalaman. Analisis kondisi penutupan karang menggunakan Line intecept transec, analisis ikan karang menggunakan Underwater Visual Census dan analisis kesesuaian menggunkan indeks kesesuaian kawasan. Rata-rata tutupan ekosistem terumbu karang yang ada di Pulau Tikus yaitu 37,59% masuk kategori (sedang). Rata-rata kesesuaian ekowisata bahari kategori diving yaitu 60,4% masuk dalam kategori S2 (sesuai) dan rata-rata kesesuaian ekowisata bahari kategori Snorkeling yaitu 46,33% masuk dalam kategori S3 (sesuai bersyarat).

Article Details

How to Cite
Pustikawati, M., Johan, Y., & Hartono, D. (2016). KAJIAN EKOSISTEM TERUMBU KARANG UNTUK PENGEMBANGAN EKOWISATA BAHARI PULAU TIKUS BENGKULU. JURNAL ENGGANO, 1(1), 113–119. https://doi.org/10.31186/jenggano.1.1.113-119

References

  1. Adi, A.B., A. Mustafa. dan R. Ketjulan. 2013. Kajian Potensi Kawasan dan
  2. Kesesuaian Ekowisata Terumbu Karang Pulau Laras Untuk Pengembagan Ekowisata Bahari. Jurnal Mina Laut Indonesia 1(1): (49- 60).
  3. Arifin, T. D.G., Bengen dan J.J. Pariwono. 2002. Evaluasi Kesesuaian Kawasan Pesisir Teluk Palu Unutk Pengembangan Pariwisata Bahari. Jurnal Pesisir dan Laut 4(2):25-35.
  4. Bakhtiar, D. dan Z. Ta’alidin, 2015. Kajian Identifikasi Terhadap Kondisi Pulau Tikus. Pemerintah Provinsi Bengkulu.
  5. Bappeda Provinsi Bengkulu (2013). Bengkulu dalam angka Tahun
  6. http://www.bappeda.bengkuluprov.go.id. 2 Januari 2015.
  7. English S., C. Wilkinson, dan U. Baker. 1997. Survey Manuals for Tropical
  8. Marine Resources. Australia Institute of Marine Science Townsville,
  9. Australian.
  10. Jamaludin. 2015. Meluruskan Kembali Tujuan Ekowisata Bahari, Bekerja Lebih Giat Lagi. Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto : artikel.
  11. Johan, Y., F. Yulianda, V. P. Vincentius dan I. Karlina. 2011. Pengembangan
  12. Wisata Bahari dalam Pengelolaan Sumberdaya Pulau-Pulau Kecil
  13. Berbasis Kesesuaian dan Daya Dukung- Studi Kasus Pulau Sebesi
  14. Provinsi Lampung. Departemen Pengelolaan Pesisir dan laut Sekolah
  15. Pascasarjana IPB. Bogor.
  16. Ketjulan, R. 2011. Daya dukung Perairan Pulau Hari sebagai Obyek Ekowisata Bahari. Jurnal Aqua Hayati, 7(3): 183-188.
  17. Nybakken, J.W. 1992. Biologi Laut: Suatu Pendekatan Ekologis (Alih bahasa oleh: Muh. Eidman, Koesoebiono, Dietriech G.B., M. Hutomo, S.
  18. Sukardjo). Penerbit PT. Gramedia. Jakarta. 459 hal.
  19. Yulianda, F., A. Fahridin., A.A. Hutabarat., S. Harteti., Kusharjani dan S.H. Kang, 2010. Pengelolaan pesisir dan laut secara terpadu. Cetakan ke dua.
  20. Departemen kehutanan RI secem- korea internasional cooperational
  21. cooperation agensy. Bogor