Isi Artikel Utama

Abstrak

Ulat grayak (Spodoptera litura) merupakan hama polifag yang mampu menyerang berbagai macam tanaman inang. S.
litura mempunyai tipe mulut penggigit pengunyah dan fase yang paling menyebaban kerusakan ialah instar 2, jika tidak
dilakukan pengendalian maka S. litura mampu menyebabkan kerusakan hingga 80 % atau menyebabkan gagal panen.
Pengendalian S. litura masih mengandalkan pestisida kimia hal ini mampu memberikan efek negatif dalam jangka
panjang sehingga diperlukan pengendalian alternatif. Beauveria bassiana merupakan jamur entomopatogen yang
terdapat di tanah dan telah diteliti mampu mengendalikan berbagai jenis serangga hampir semua stadium serangga,
termasuk larva dan imago. B. bassiana membentuk miselia dan konidia (spora) berwarna putih yang mengandung toksin
terhadap serangga target hanya pada rentang ketika yang cukup berkisar 3-5 hari setelah infeksi. Tujuan dilaksanakan
penelitian ini untuk mengetahui efektivitas jamur B. bassiana dalam mengendalikan S. litura. Metode yang digunakan
berupa tingkat kerapatan spora 106, 107, 108 konidia/ml dan jenis isolat B1 (asal isolat dari Pacet) dan B2 (asal isolat dari
Trawas), sementara parameter pengamatan berupa tingkat mortalitas dan laju daya makan. Hasil yang diperoleh berupa
perlakuan isolat B1 pada kerapatan spora 108 konidia/ml mampu menyebabkan mortalitas tertinggi sebesar 80 %
sementara laju daya makan perlakuan isolat B1 dengan kerapatan spora 108 konidia/ml mampu menurunkan nafsu makan
paling efektif S. litura.


Kata kunci: entomopatogen, Beauveria bassiana, Spodoptera litura, mortalitas



 

Rincian Artikel

Biografi Penulis

Retno Widya Ningrum, Fakultas Pertanian, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”Jawa Timur

Program Studi Agroteknologi

Noni Rahmadhini, Fakultas Pertanian, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”Jawa Timur

Program Studi Agroteknologi

Wiwin Windriyanti, Fakultas Pertanian, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”Jawa Timur

Program Studi Agroteknologi

Cara Mengutip
Ningrum, R. W., Rahmadhini, N., & Windriyanti, W. (2024). EKSPLORASI DAN UJI PATOGENESITAS Beauveria bassiana TERHADAP ULAT GRAYAK (Spodoptera litura F.). Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian Indonesia, 26(1), 54–60. https://doi.org/10.31186/jipi.26.1.54-60

Referensi

  1. Alkapi, Sukra. (2021). Uji efektivitas jamur entomopatogen terhadap larva penggerek batang kelapa sawit (Oryctes rhinoceros I.) di laboratorium. Jurnal Riset Perkebunan, 2(2), 69–75. DOI: https://doi.org/10.25077/jrp.2.2.69-75. 2021.
  2. Aufa, N. & Jadmiko, W. (2023). Penambahan beberapa jenis tepung serangga pada media perbanyakan jamur Metarhizium anisopliae (Metsch.) sorokin guna meningkatkan virulensinya terhadap hama Crocidolomia pavonana Fabricius di laboratorium. Berkala Ilmiah Pertanian, 6(4), 215. DOI: https://doi.org/10.19184/bip.v6i4.39288.
  3. Budi, A. S., Afandhi, A. & Dyah Puspitarini, R. (2013). Patogenisitas jamur entomopatogen Beauveria bassiana Balsamo (Deuteromycetes: Moniliales) pada larva Spodoptera litura Fabricius (Lepidoptera: Noctuidae). Jurnal HPT (Hama Penyakit Tumbuhan), 1(1), 57–65.
  4. Daud, I. D., Elkawakib, Mustari, K., Baso, A. & Widiayani, N. (2020). Infection of Ostrinia furnacalis (Lepidoptera: Pyralidae) by endophytic Beauveria bassiana on corn. Online Journal of Biological Sciences, 20(1), 1–7. DOI: https://doi.org/10.3844/ojbsci.2020.1.7 .
  5. Fattah, A. & Ilyas, A. (2016). Siklus hidup ulat grayak (Spodoptera litura F.) dan tingkat serangan pada beberapa varietas unggul kedelai di Sulawesi Selatan. Prosiding Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian, 834–842.
  6. Hasyim, A., Setiawati, W., Lukman, L. & Marhaeni, L.S. (2019). Evaluasi konsentrasi lethal dan waktu lethal insektisida botani terhadap ulat bawang (Spodoptera exigua) di laboratorium. Jurnal Hortikultura, 29(1), 69–80.
  7. Kurniawan, R. & Yuniarto, B. (2016). Analisis Regresi : Dasar dan Penerapannya dengan R. Kencana, Jakarta.
  8. Nyoman Ana Andari, N., Yunus, M. & Asrul. (2020). Pengaruh masa inkubasi biakan Trichoderma sp. terhadap kerapatan spora dan viabilitasnya. Mitra Sains , 8(1), 95–103.
  9. Pertiwi, S. A. & Haryadi, N.T. (2022). Uji toksisitas jamur Metarhizium anisopliae terhadap hama ulat krop kubis Crocidolomia binotalis Zell. JURNAL AGRI-TEK : Jurnal Penelitian Ilmu-Ilmu Eksakta, 23(2), 15–20. DOI: https://doi.org/10.33319/agtek.v23i2.116
  10. Prayogo, Y. (2013). Patogenisitas cendawan entomopatogen Beauveria bassiana (Deutero-mycotina: Hyphomycetes) pada berbagai stadia kepik hijau (Nezara viridula l.). Jurnal Hama dan Penyakit Tumbuhan Tropika, 13(1), 75–86. DOI: https://doi.org/10.23960/j.hptt.11375-86.
  11. Puji Priyatno, T., Made Samudra, I., Manzila, I., Ningsih Susilowati, D. & Suryadi, Y. (2016). Eksplorasi dan karakterisasi entomopatogen asal berbagai inang dan lokasi. Jurnal Ilmu-Ilmu Hayati , 15(1), 69–79.
  12. Rosmiati, A., Hidayat, C., Firmansyah, E. & Setiati, Y. (2018). Potensi Beauveria bassiana sebagai agens hayati Spodoptera litura Fabr. pada tanaman kedelai. Agrikultura, 29(1), 43. DOI: https://doi.org/10.24198/agrikultura.v29i1.16925.
  13. S, Ahmad., Ilmi, N., Ambar, A. A. & Nuraliyah. (2022). Description of infection symptoms in armyworm larvae (Spodoptera litura F.) by the insect pathogen Beauveria bassiana (Bals.). Seminar Nasional LPPM UMMAT, 1, 346–351.
  14. Safitri, A., Herlinda, S. & Setiawan, A. (2018). Entomopathogenic fungi of soils of freshwater swamps, tidal lowlands, peatlands, and highlands of South Sumatra, Indonesia. Biodiversitas Journal of Biological Diversity, 19(6), 2365–2373. DOI: https://doi.org/10.13057/biodiv/d190647.
  15. Saputro, T. B., Yusmani, P., Faradiba, Lazuardi R., Alami, N. H. (2019). The virulence improvement of Beauveria bassiana in infecting Cylas formicarius modulated by various chitin based compounds. Biodiversitas Journal of Biological Diversity, 20(9). DOI: https://doi.org/10.13057/biodiv/d200909 .
  16. Senthil Kumar, C. M., Jacob, T. K., Devasahayam, S., D’Silva, S. & Nandeesh, P. G. (2016). Characterization and virulence of Beauveria bassiana associated with auger beetle (Sinoxylon anale) infesting allspice (Pimenta dioica). Journal of Invertebrate Pathology, 139, 67–73. DOI: https://doi.org/10.1016/j.jip.2016.07.016.
  17. Sopialena, S., Sahid, A. & Hutajulu, J. (2022). Uji efektivitas jamur Metarhizium anisoplae dan Beauveria bassiana Bals. lokal dan komerisial terhadap hama kutu daun (Aphis craccivora) pada tanaman kacang panjang (Vigna sinensis L.). Agrifor, 21(1), 147. DOI: https://doi.org/10.31293/agrifor.v21i1.5939.
  18. Suciatmih, Kartika, T. & Yusuf, S. (2015). Jamur entomopatogen dan aktivitas enzim ekstraselulernya. Berita Biologi, 14(2), 131–142.
  19. Swathi, P., Visalakshy, P. N. G. & Das, S. B. (2017). Potentiality of Beauveria bassiana strains against Helicoverpa armigera through laboratory bioassay. Journal of Entomology and Zoology Studies, 5, 463–467.
  20. Syamsulhadi, M., Ramadhan, V. T. & Widjayanti, T. (2023). Pertumbuhan jamur Beauveria bassiana pada beberapa tingkat keasaman media dan suhu penyimpanan serta efektivitasnya terhadap hama Spodoptera litura. Jurnal Hama dan Penyakit Tumbuhan, 11(1), 28–41. DOI: https://doi.org/10.21776/ub.jurnalhpt.2023.011.1.4.
  21. Thalib, R., Fernando, R., Khodijah, K., Meidalima, D. & Herlinda, S. (2013). Patogenisitas isolat Beauveria bassiana dan Metarhizium anisopliae asal tanah lebak dan pasang surut sumatera selatan untuk agens hayati Scirpophaga incertulas. Jurnal Hama dan Penyakit Tumbuhan Tropika, 13(1), 10–18. DOI: https://doi.org/10.23960/j.hptt.11310-18.
  22. Utami, R. S., Isnawati & Ambarwati, R. (2014). Eksplorasi dan karakterisasi cendawan entomopatogen Beauveria bassiana dari kabupaten malang dan magetan. LenteraBio, 3(1), 59–66.
  23. Wang, H., Peng, H., Li, W., Cheng, P. & Gong, M. (2021). The toxins of Beauveria bassiana and the strategies to improve their virulence to insects. Frontiers in Microbiology, 12. DOI: https://doi.org/10.3389/fmicb.2021.705343