Main Article Content

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pelaksanaan dan pelestarian Tari Cang Curuak, sebuah tarian pemanggil hujan yang khas dari Desa Retes, Kabupaten Bengkulu Utara. Tari ini, yang dilaksanakan setiap musim kemarau sebagai permohonan untuk hujan, memiliki sejarah panjang dan merupakan bagian integral dari budaya lokal. Penelitian menemukan bahwa Tari Cang Curuak dilaksanakan selama tiga malam dengan melibatkan seluruh kalangan masyarakat, dari anak-anak hingga orang dewasa. Alat musik utama yang digunakan adalah sung dan temutuk, yang mengiringi tarian ritual tersebut. Meskipun tradisi ini masih dijalankan, hanya sedikit warga yang masih mempercayai dan melakukannya, menunjukkan adanya penurunan partisipasi. Faktor utama dalam mempertahankan tradisi ini adalah keyakinan mendalam masyarakat, meski tantangan utama termasuk perubahan generasi dan penurunan minat. Penelitian ini merekomendasikan pelibatan generasi muda, promosi budaya yang lebih luas, serta dukungan dari pemerintah dan lembaga terkait untuk memastikan kelestarian dan perkembangan Tari Cang Curuak sebagai bagian dari warisan budaya yang berharga.

Keywords

Budaya Tarian Cang Curuak Hujan

Article Details

References

  1. Asmani, J. M. 2011. Buku Panduan Internalisasi Pendidikan Karakter di Sekolah. Yogyakarta: Diva Press. Alwasilah,
  2. Bustanuddin, Agus 2006. Agama dalam kehidupan manusia : Pengantar antropologi Agama. Jakarta: Rajawali.
  3. Kayam, Umar. 1981.Seni, Tadisi Masyarakat. Jakarta: Sinar Harapan
  4. Kuntowijoyo. 1987. Budaya dan Masyarakat. Yogyakarta: Tiara Wacana Yogyakarta
  5. Kussudiarja, Bagong. 1991. Olah Seni. Yogyakarta: Padepokan press. Industri Pariwisata. Disertasi PPS UGM. Yogyakarta.
  6. Slameto. 2010 . Belajar dan Faktor-Faktor yang mempengaruhinya). Bandung : Nusa Media.
  7. Soedarsono. 1978. Diktat Pengantar Pengetahuan dan Komposisi Tari. Togyakarta: ASTI.