Main Article Content

Abstract

Pembelajaran yang inklusif dan berbasis budaya memiliki peran penting dalam mendukung perkembangan anak berkebutuhan khusus. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk menguatkan tema proyek pembelajaran gaya hidup berkelanjutan melalui produksi ecoprint motif Besurek di SLB N 3 Kota Bengkulu. Ecoprint, sebagai teknik pewarnaan alami pada kain, tidak hanya menjadi media belajar yang adaptif tetapi juga memperkenalkan peserta didik pada konsep keberlanjutan lingkungan dan warisan budaya lokal. Metode yang diterapkan menggunakan alur MERDEKA yang mana mengacu pada struktur pendampingan yang lebih fleksibel, berorientasi pada capaian kegiatan, dan berbasis pada kebutuhan peserta didik. Kegiatan ini meliputi teknik ecoprint berbahan alami, pendampingan dalam produksi karya, serta implementasi hasil ecoprint sebagai media belajar yang interaktif. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa proses pembuatan ecoprint mampu meningkatkan keterampilan motorik halus, sensitivitas sensorik, serta kreativitas anak dalam berkarya. Selain itu, pendekatan ini menumbuhkan kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan melalui pemanfaatan bahan-bahan ramah lingkungan. Respon positif dari pendidik dan peserta didik mengindikasikan bahwa proyek ini berkontribusi dalam membangun pengalaman belajar yang lebih bermakna, inklusif, dan berorientasi pada keberlanjutan. Ke depan, inisiatif serupa dapat diperluas dengan mengintegrasikan teknologi dan elemen budaya serta lingkungan dalam praktik pembelajaran anak berkebutuhan khusus.

Keywords

Gaya Hidup Berkelanjutan Ecoprint Besurek Anak Berkebutuhan Khusus SLB N 3 Kota Bengkulu

Article Details

References

  1. Fitria, Y. (2022). Pembelajaran Yang Melejitkan Kecakapan Abad 21 Untuk Level Pendidikan Dasar Di Era 5.0. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Dasar.
  2. Gardner, H. E. (2011). Frames of mind: The theory of multiple intelligences. Basic books.
  3. Johnson, K., Griffin-Shirley, N., & Koenig, A. (2000). Active Learning for Children with Visual Impairments and Additional Disabilities. Journal of Visual Impairment & Blindness, 94, 584–594. https://doi.org/10.1177/0145482X0009400905
  4. Lave, J., & Wenger, E. (1991). Situated learning: Legitimate peripheral participation. Cambridge university press.
  5. Oktarin, I. B., & Saputri, M. E. E. (2024). Sosialisasi literasi digital sebagai langkah transformasi pendidikan di sekolah dasar. EduImpact: Jurnal Pengabdian Dan Inovasi Masyarakat, 1(1), 24–32.
  6. Piaget, J. (1973). To understand is to invent: The future of education.
  7. Putra, A., Rahmasari, H., Pamungkas, E. A., & Pratiwi, S. A. (2024). PENDAMPINGAN KELOMPOK PEREMPUAN RENAH SEMANEK KABUPATEN BENGKULU TENGAH MELALUI KETERAMPILAN HIDUP BATIK ECO PRINT. Martabe: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 7(10), 3671–3684.
  8. Putra, A., & Sofino, S. (2023). ALUR MERRDEKA PADA WORKSHOP PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA (P5) UNTUK PROGRAM PENDIDIKAN KESETARAAN DI SPNF-SKB KABUPATEN BENGKULU TENGAH. Jurnal Abdimas Bencoolen, 1(2), 46–54.
  9. Ray, T. M. (2020). Implementing the NCTM’s Standards through Cognitive Coaching. Teaching Children Mathematics, 4(8). https://doi.org/10.5951/tcm.4.8.0480
  10. Santrock, J. W. (2009). Psicologia educacional. AMGH Editora.
  11. Scribner, S., & Tracy-Bronson, C. P. (2024). Inclusive Pedagogy: Rethinking Autistic Students’ Behavior Using Motor Planning and Sensory Regulation. Review of Disability Studies: An International Journal, 19(3–4).
  12. Sitorus, L. S., & Purnama, L. (2024). Efektivitas Penggunaan Media Pembelajaran Interaktif dalam Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa. Inklusi: Jurnal Pendidikan Islam Dan Filsafat, 1(01), 51–57.