Main Article Content

Abstract

Sampah organik adalah sisa sayur, kulit pisang, buah yang busuk, kulit bawang yang didapat dari aktifitas rumah tangga. Sampah organik kering yang memiliki air lebih sedikit yaitu kayu, ranting pohon, kayu dan daun–daun kering. Sampah organik yang tidak diolah akan menimbulkan bau busuk dan penyakit. Permasalahan sampah limbah rumah tangga juga terjadi di Perumahan RT. 18/2 kelurahan Pematang Gubernur.  Setiap rumah  di RT. 18 masih menyisahkan tanah untuk pekarangan yang oleh masyarakat ditanami berbagai macam tanaman. Jenis tanah yang kurang baik menyebabkan tanaman tidak tumbuh subur. Pengelolahan sampah organik dapat diupayakan agar menjadi budaya di tingkat lingkungan terkecil. Sampah organik berguna untuk bahan kompos pencampur media tanam. Pembuatan sampah organik dapat dibuat secara mandiri sehingga dapat digunakan langsung untuk tanaman di pekarangan rumah, dan jika dikembangkan dapat menambah nilai ekonomis pendapatan rumah tangga. Tujuan dari kegiatan pengabdian ini adalah membangkitkan kesadaran masyarakat tentang pengolahan sampah dengan sasaran ibu rumah tangga untuk memanfaatkan sampah organik dalam pembuatan kompos mandiri yang dapat digunakan langsung sebagai media tanam dipekarangan rumah. Metode yang digunakan adalah melakukan sosialisasi dan melakukan praktik langsung pembuatan pupuk kompos dari sampah organic , tanah dan bioaktivator (cairan EM4) dalam wadah compost bag. Untuk menggerakkan ibu rumah tangga untuk langsung mempraktekkan diserahkan compost bag dan cairan EM4 sebagai sarana penunjang.Hasil dari kegiatan ini adalah meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap kebersihan lingkungan, memberikan ketrampilan dalam pembuatan kompos yang dapat digunakan langsung untuk tanaman di pekarangan rumah dan jangka panjang dapat memberi nilai ekonomis untuk masyarakat.


Kata kunci: pengelolahan sampah, pekarangan rumah, sampah organic, kompos, cairan EM4

Article Details

References

  1. Alqap, ASF; Zuliantoni; Agustin Gunawan (2018). Pengolahan limbah plastik berbasis mitra ber-kegiatan lingkungan. Jurnal Pengabdi. Universitas Tanjungpura. https://jurnal.untan. ac.id/index.php/JPLP2KM
  2. Alqap, ASF; Zuliantoni; Agustin Gunawan (2018). Edukasi oleh mitra pegiat lingkungan berfungsi sistem penyangga TPA. Seminar Nasional Memperkuat Produktivitas untuk Ketahanan Ekonomi Nasional, Hotel Aryaduta, 5 desember 2018.
  3. BPS Provinsi Bengkulu, 2020
  4. Sulistiyorini, N. R., Darwis, R. S., & Gutama, A. S. (2015). Partisipasi Masyarakat Dalam Pengelolaan Sampah Di Lingkungan Margaluyu Kelurahan Cicurug. Share Social Work Journal, 5(1), 75–85.
  5. Susilo, Ryan Adi (2013). Kajian umur pakai tempat pembuangan akhir (TPA) Putri Cempo Kota Surakarta. Skripsi Jurusan Teknik Sipil. UNS.
  6. Wijaya, Afoni; Lizar Alfansi; Benardin (2013). Pengelolaan sampah di Kota Bengkulu. Jurnal Ekonomi dan Perencanaan Pembangunan. V 05 (02).
  7. Website Dinas Lingkungan Hidup Kota Palangkaraya, (2022)