Main Article Content
Abstract
This study aims to identify the problems and develop rice agribusiness in Mentawai Islands from upstream to downstream and formulate appropriate policy recommendations to be implemented. The research location determined by purposive namely in the village Makalo and Malakopa District of South Pagai, Sikakap subdistrict Taikako Village, Village Saumanganya District of North Pagai, Bosua Village and Village Beriulou District of South Sipora, Village Rogdog and Madobag District of South Siberut. Respondents in this study were 30 farmers. Respondents farmers selected by simple random sampling method. The results showed that the majority of rice paddies new openings in six districts consist of peatlands with a depth varying from 0.4- > 2.0 meter, fields new openings that have been implemented in the Mentawai Islands in general can not be expected to result in maximum productivity due to problems of land suitability diverse. Farmers also do not take action appropriate technical culture starting from land preparation, seed selection, weeding, fertilizing and water management. Behaviorally agriculture, farmers in Mentawai Islands is not a society that blends with the culture of rice fields, it is because basically their agricultural base is dry land agriculture with farming patterns. This will certainly give a great challenge and not easy for the cultivation of rice in the Mentawai Islands.
Keywords
Article Details
Authors who publish with this journal agree with the following terms:
- Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License that allows others to share the work with an acknowledgment of the work's authorship and initial publication in this journal.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgment of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work (See The Effect of Open Access).
- This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
References
- Arsyad, S. 2010. Konservasi Tanah dan Air. Edisi Kedua. IPB Press, Bogor.
- Badan Litbang Pertanian. 2007. Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi Sawah Irigasi. Petunjuk Teknis Lapang. Badan Litbang Pertanian, Departemen Pertanian.
- Badan Pusat Statistik Kabupaten Mentawai , 2016. Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Kepulauan Mentawai. Kabupaten Kepulauan Mentawai : Badan Pusat Statistik.
- Badan Pusat Statistik Kabupaten Mentawai , 2016. Statistik Daerah Kabupaten Kepulauan Mentawai 2016. Kabupaten Kepulauan Mentawai : Badan Pusat Statistik.
- Dinas Pertanian, Peternakan dan Perkebunan Kabupaten Kepulauan Mentawai, 2015. Kerangka Acuan Kerja Fasilitasi dan Pengembangan Padi Kabupaten Kepulauan Mentawai. Kabupaten Kepulauan Mentawai. Dinas Pertanian, Peternakan dan Perkebunan.
- Fahmuddin, Agus dan I.G. Made Subiksa. 2008. Lahan Gambut: Potensi untuk Pertanian dan Aspek Lingkungan. Balai Penelitian Tanah dan World Agroforestry Centre (ICRAF).
- Kartasapoetra, AG. 1999. Hama tanaman pangan dan Perkebunan. Bumi Aksara, Jakarta.
- Koentjaraningrat, 1985. Metode - metode Penelitian Masyarakat. Jakarta Gramedia.
- Mardikanto, Totok. 2009. Sistem Penyuluhan Pertanian. Sebelas Maret University Press. Surakarta.
- Nasrul, B. 2010. Penyebaran dan potensi lahan gambut di Kabupaten Bengkalis untuk pengembangan pertanian. Jurnal Agroteknologi, 1 (1):1 – 7.
- Prasetyo. B.H, 2006. Evaluasi Tanah Sawah Bukaan Baru di Daerah Lubuk Linggau Sumatera Selatan. Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian Indonesia. 8(1): 31 – 43.
- Surakhmad, Winarno,1990. Pengantar Penelitian Ilmiah. Tarsito, Bandung.
References
Arsyad, S. 2010. Konservasi Tanah dan Air. Edisi Kedua. IPB Press, Bogor.
Badan Litbang Pertanian. 2007. Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi Sawah Irigasi. Petunjuk Teknis Lapang. Badan Litbang Pertanian, Departemen Pertanian.
Badan Pusat Statistik Kabupaten Mentawai , 2016. Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Kepulauan Mentawai. Kabupaten Kepulauan Mentawai : Badan Pusat Statistik.
Badan Pusat Statistik Kabupaten Mentawai , 2016. Statistik Daerah Kabupaten Kepulauan Mentawai 2016. Kabupaten Kepulauan Mentawai : Badan Pusat Statistik.
Dinas Pertanian, Peternakan dan Perkebunan Kabupaten Kepulauan Mentawai, 2015. Kerangka Acuan Kerja Fasilitasi dan Pengembangan Padi Kabupaten Kepulauan Mentawai. Kabupaten Kepulauan Mentawai. Dinas Pertanian, Peternakan dan Perkebunan.
Fahmuddin, Agus dan I.G. Made Subiksa. 2008. Lahan Gambut: Potensi untuk Pertanian dan Aspek Lingkungan. Balai Penelitian Tanah dan World Agroforestry Centre (ICRAF).
Kartasapoetra, AG. 1999. Hama tanaman pangan dan Perkebunan. Bumi Aksara, Jakarta.
Koentjaraningrat, 1985. Metode - metode Penelitian Masyarakat. Jakarta Gramedia.
Mardikanto, Totok. 2009. Sistem Penyuluhan Pertanian. Sebelas Maret University Press. Surakarta.
Nasrul, B. 2010. Penyebaran dan potensi lahan gambut di Kabupaten Bengkalis untuk pengembangan pertanian. Jurnal Agroteknologi, 1 (1):1 – 7.
Prasetyo. B.H, 2006. Evaluasi Tanah Sawah Bukaan Baru di Daerah Lubuk Linggau Sumatera Selatan. Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian Indonesia. 8(1): 31 – 43.
Surakhmad, Winarno,1990. Pengantar Penelitian Ilmiah. Tarsito, Bandung.