Main Article Content

Abstract

The development of Aik Nibung agro-ecotourism ARD Garden in Badau Village is a post-tin mining management business. This activity cannot be separated from the mainstay role of farmers in this management. This study aimed to identify various forms of business management of post-tin mining land by leading farmers and to describe community perceptions of post-tin mining land management in Badau Village. This research is a case study with a descriptive research method and is analyzed qualitatively using a Likert scale. Sampling was done purposively (purposive sampling) with a total of 30 respondents. Data was collected through questionnaires, observations, interviews, and documentation. The results showed that: 1) The business managed by farmers is the mainstay in developing the Aik Nibung agro-ecotourism area ARD Garden, namely celocia, sunflower and button flower gardens, horticultural plant cultivation and tilapia fish cultivation; 2) The community's perception of pre-management of post-tin mining land is in agreement with an index coefficient value of 78.2%. Community perceptions of post-mining land management agree with an index coefficient value of 78.7% and community perceptions of successful post-mining land management strongly agree with an index coefficient value of 83.17%. With an average index coefficient value of 80.02% at the level of strongly agree.

Keywords

agro-ecotourism mainstay farmer perception post-mining land

Article Details

How to Cite
Nurida, Evahelda, & Fournita Agustina. (2023). COMMUNITY’S PERCEPTION OF POST-TIMAH MINING LAND MANAGEMENT AS AIK NIBUNG ARD GARDEN AGRO-ECOTOURISM IN BADAU VILLAGE. Jurnal AGRISEP: Kajian Masalah Sosial Ekonomi Pertanian Dan Agribisnis, 22(02), 467–488. https://doi.org/10.31186/jagrisep.22.02.467-488

References

  1. Antara, M. (2005). Pengembangan Usaha Hortikultura Petani Kecil. SOCA : Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian, 5(2), 1-22. Retrieved from https://ojs.unud.ac.id/index.php/soca/article/view/4082
  2. Arvianti, E. Y., et al. (2019). Gambaran Krisis Petani Muda Indonesia. Agriekonomika, 8(2), 168–180. doi: 10.21107/agriekonomika.v8i2.5429
  3. Asmarhansyah, A., et al. (2017). Land Suitability Evaluation Of Abandoned Tin-Mining Areas For Agricultural Development In Bangka Island, Indonesia. Journal Of Degraded And Mining Lands Management, 4(4), 907–918. doi: 10.15243/jdmlm.2017.044.907
  4. Cohen, L., Manion, L., & Morrison, K. (2007). Research Methods In Education. Washington: Routledge
  5. Dariah, A., Abdurachman, A., & Subardja, D. D. (2010). Reclamation of Ex-Mining Land for Agricultural Extensification. Jurnal Sumberdaya Lahan, 4(1), 1–12. Retrieved from https://epublikasi.pertanian.go.id/berkala/jsl/article/view/3045
  6. Djuwendah, E., et al. (2023). Community-Based Agro-Ecotourism Sustainability In West Java, Indonesia. Preprints, 15(13), 1–19. doi: 10.20944/preprints202306.0304.v1
  7. Eddyono, F. (2021). Pengelolaan Destinasi Pariwisata. Ponorogo: Uwais Inspirasi Indonesia
  8. Erfandi, D. (2017). Pengelolaan Lansekap Lahan Bekas Tambang: Pemulihan Lahan Dengan Pemanfaatan Sumberdaya Lokal (In-Situ). Jurnal Sumberdaya Lahan, 11(2). doi: 10.2018/jsdl.v11i2.7371
  9. Fahrezza, F., & Asyiawati, Y. (2016). Kajian Nilai Manfaat Kawasan Agrowisata Bagi Masyarakat di Kawasan Wisata Agro Ubud. Prosiding Perencanaan Wilayah dan Kota, 3(2), 528-538. Retrieved from https://karyailmiah.unisba.ac.id/index.php/PWK/article/view/8207
  10. Gunawan, I. (2016). Pengembangan Agrowisata Untuk Kemandirian Ekonomi Dan Pelestarian Budaya Di Desa Kerta, Payangan Gianyar. JUMPA, 3(1), 156-174. doi: 10.24843/JUMPA.2016.v03.i01.p11
  11. Haryanto, Y. et al. (2022). Analisis Penguatan Kelembagaan Ekonomi Petani Pada Komunitas Petani Padi Di Lokasi Food Estate. Jurnal Penyuluhan, 18(2), 323–335. doi: 10.25015/18202241400
  12. Hasrianti, Tinaprilla, N., & Suprehatin. (2019). Analysis Of Paddy Farming Income Affected By Nikcel Mining In The Southern Konawe District. Jurnal AGRISEP Kajian Masalah Sosial Ekonomi Pertanian Dan Agribisnis, 18(1), 53–60. doi: 10.31186/jagrisep.18.1.53-58
  13. Ibrahim, I. (2015). Dampak Penambangan Timah Ilegal Yang Merusak Ekosistem Di Bangka Belitung. Selisik, 1(1). doi: 10.35814/selisik.v1i1.626
  14. Irzon, R. (2021). Penambangan Timah Di Indonesia: Sejarah, Masa Kini, Dan Prospeksi. Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara, 17(3), 179–189. doi: 10.30556/jtmb.Vol17.No3.2021.1183
  15. Jati, A. W., et al. (2022). Penguatan Petani Milenal Dalam Inisiasi Budidaya Cabai Di Luar Musim Berbasis Teknologi Tetes Air Di Pleret, Bantul, DIY. Jurnal Atma Inovasia (JAI), 2(1). doi: 10.24002/jai.v2i1.5402
  16. Kurniawan, N. (2022). Keluar Dari Ketergantungan Timah: Mencari Ekonomi Alternatif Dan Berkelanjutan Di Belitung. Yogyakarta: PolGov
  17. Lestari, T., Mustikarini, E., & Apriyadi, R. (2019). Teknologi Pengelolaan Lahan Pasca Tambang (Pertama). Sidoarjo: Uwais Inspirasi Indonesia
  18. Meyana, L., Sudadi, U., & Tjahjono, B. (2015). Arahan Dan Strategi Pengembangan Areal Bekas Tambang Timah Sebagai Kawasan Pariwisata Di Kabupaten Bangka. Jurnal Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan, 5(1), 51–60. doi: 10.29244/jpsl.5.1.51
  19. Muhammad, A., & Darmawan, M. (2019). Pengembangan Potensi Agroekowisata di Kawasan Bulu Dua Kabupaten Soppeng. Journal of Forestry Research, 2(2), 105-119. doi: 10.32662/gjfr.v2i2.718
  20. Nurgiyantoro, B. (2010). Penilaian Pembelajaran Bahasa. Yogyakarta: BPFE
  21. Nurmalia, A., & Handono, W. (2019). Analisis Partisipasi dan Persepsi Masyarakat Petani Terhadap Restorasi dan Preservasi Hutan. Jurnal AGRISEP: Kajian Masalah Sosial Ekonomi Pertanian Dan Agribisnis, 18(2), 305–312. doi: 10.31186/jagrisep.18.2.305-312
  22. Nurtjahya, E., Santi, R., & Inonu, I. (2020). Lahan Bekas Tambang Timah Dan Pemanfaatannya. Yogyakarta: PT Kanisius
  23. Pambudi, S. H., Sunarto, N., & Setyono, P. (2018). Strategi Pengembangan Agrowisata Dalam Mendukung Pembangunan Pertanian - Studi Kasus Di Desa Wisata Kaligono (Dewi Kano) Kecamatan Kaligesing Kabupaten Purworejo. Analisis Kebijakan Pertanian, 16(2), 159-177. doi: 10.21082/akp.v16n2.2018.165-184
  24. Pirwanda, F., & Pirngadie, B. (2015). Dampak Kegiatan Tambang Timah Inkonvensional Terhadap Perubahan Guna Lahan Di Kabupaten Belitung. Planologi, 2(3), 177-194. Retrieved from https://www.journal.unpas.ac.id/index.php/planologi/article/view/737/422
  25. Putri, M., Saptiani, G., & Parogay, H. (2021). Kondisi Fisiologis Dan Nutrition Value Coeffisient (NVC) Ikan Nila (Oreochromis niloticus) Yang Dibudidayakan Dalam Karamba Kolam Bekas Tambang Batubara Di Lok Bahu Kecamatan Sungai Kunjang Kota Samarinda. Aquawarman, 7(2), 65–72. Retrieved from https://repository.unmul.ac.id/bitstream/handle/123456789/29474/miah%20putri.pdf?sequence=1&isAllowed=y
  26. Rahman, S. (2018). Membangun Pertanian Dan Pangan. Yogyakarta: Deepublish
  27. Riduwan. (2009). Metode Dan Teknik Menyusun Proposal Penelitian. Bandung: Alfabeta
  28. Sabri, F., Aulia. T., & Novriyansyah, M. (2020). Inventarisasi Dan Model Pemanfaatan Kulong Di Bangka Belitung. Yogyakarta: Deepublish
  29. Sari, D. P., & Buchori, I. (2015). Efektivitas Program Reklamasi Pasca Tambang Timah Di Kecamatan Merawang Kabupaten Bangka. Jurnal Pembangunan Wilayah dan Kota, 11(3), 299-312. doi: 10.14710/pwk.v11i3.10855
  30. Sekaran, U., & Bougie, R. (2016). Research Methods For Business : A Skill Building. New Jersey: Wiley
  31. Septariani, D. N., Herawati, A., & Mujiyo, M. (2019). Pemanfaatan Berbagai Tanaman Refugia Sebagai Pengendali Hama Alami Pada Tanaman Cabai (Capsicum annum L.). PRIMA: Journal of Community Empowering and Services, 3(1), 1-9. doi: 10.20961/prima.v3i1.36106
  32. Sugiyono. (2004). Metode Penelitian. Bandung: Alfabeta
  33. Sumarmi, Bachri, S., & Kurmiawati, E., (2018). Pendampingan Pemetaan Potensi Pertanian Lokal dan Pengelolaannya dalam Mendukung Agroekowisata Kecamatan Kandangan Kabupaten Kediri. Jurnal Praksis dan Dedikasi Sosial, 1(2), 125–134. doi: 10.17977/um032v0i0p125-134
  34. Suriadikusumah, A. (2014). Ekowisata Dan Agrowisata (Eko-Agrowisata) Alternatif Solusi Untuk Pengembangan Wilayah Pada Lahan-Lahan Berlereng Di Jawa Barat. UPT TI Universitas Padjadjaran, 3(3), 1–10. Retrieved from https://jurnal.unpad.ac.id/ejournal/article/view/4149
  35. Swara, A., Santoso, D., & Muryani, E. (2020). Evaluasi Kemampuan Lahan Untuk Budidaya Holtikultura Pada Lahan Bekas Penambangan Batuan Di Balerante, Kemalang, Klaten. Geomedia, 18(1), 60–67. doi: 10.21831/gm.v18i1.30534
  36. Tjahjono, J. D., et al. (2018). Kebijakan Dan Strategi Pengembangan Kawasan Agroekowisata Kecamatan Tutur Di Kabupaten Pasuruan. Pedul: Ilmiah Pengabdian Pada Masyarakat, 2(1), 32-39. doi: 10.37303/peduli.v2i1.61
  37. Ulfah, I. F., Setiawan, A., & Rahmawati, A. (2017). Pembangunan Desa Berbasis Potensi Lokal Agrowisata Di Desa Bumiaji, Kota Batu, Jawa Timur. Politik Indonesia: Indonesian Political Science Review, 2(1), 46-64. doi: 10.15294/jpi.v2i1.8486
  38. Utami, D., et al. (2021). Penguatan Kedaulatan Pangan Melalui Agripreunership. Selaparang, 4(3), 918-927. doi: 10.31764/jpmb.v4i3.5415
  39. Widyastuti, R. D., & Hendarto, K. (2018). The Effectivity Of NPK And Organic Fertilizer To Support The Growth Of Chili Pepper (Capsicum annum). Agrica Ekstensia, 12(1), 20–26. doi: 10.5281/zenodo.5150353
  40. Yuwono, T., et al. (2020). Pembangunan Pertanian: Membangun Kedaulatan Pangan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
  41. Zukhri, N., Haryadi, D., & Cholilah, J. (2015). Model Pengembangan Pariwisata Berbasis Momentum Laskar Pelangi Di Pulau Belitung. Yogyakarta: Istana Media