https://ejournal.unib.ac.id/agroindustri/issue/feed Jurnal Agroindustri 2024-11-28T08:52:24+00:00 Prof. Dr. Ir. Yuwana, M.Sc. j.agroindustri@unib.ac.id Open Journal Systems <p>Jurnal Agroindustri is a journal (scientific publication) made available by the Department of Agricultural Technology, Faculty of Agricultural, University of Bengkulu with p-ISSN <a href="https://issn.brin.go.id/terbit/detail/1305872501">2088-5369 (Printed)</a> and e-ISSN <a href="https://issn.brin.go.id/terbit/detail/1511191722">2613-9952 (Online)</a>. It is jointly published with the Publication Board of Agriculture Faculty (BPFP) and supported by Indonesian Association of Agro-industrial Technologist (APTA). It is dedicated for students, lecturers, and researches to scientifically publish their ideas, results of research, review of literatures of agricultural industry (agroindustry). It is published twice a year; due on May and November; in the form of hardcopy (printed) and softcopy (file on the OJS web).</p> <p>Since December 2022, Jurnal Agroindustri has been accredited by Director General of Higher Education, Research and Technology of Republic Indonesia No. 225/E/KPT/2022 as <strong>SINTA 2</strong>.</p> <p>The Editors would appreciate to all readers that positively give comment or criticism to improve the quality of the Journal. The Journal would also accept manuscript relevant; concerning or related to agroindustry; in terms of technology, system or management. Manuscript could be written in Bahasa Indonesia or in English using format provided and to be sent to the web (http://ejournal.unib.ac.id/index.php/agroindustri) or to email: j.agroindustri@unib.ac.id </p> <p><span id="docs-internal-guid-0fd568c9-7fff-78f8-3eda-92cc0727e277"><img src="https://ejournal.unib.ac.id/public/site/images/iman123/sertifikat-akreditasi-sinta-2-jurnal-agroindustri.jpg" alt="" width="420" height="297" /></span></p> https://ejournal.unib.ac.id/agroindustri/article/view/38336 Sampul dan Daftar Isi 2024-11-26T04:58:07+00:00 Yuwana Yuwana yuwana@unib.ac.id 2024-11-28T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 Yuwana Yuwana https://ejournal.unib.ac.id/agroindustri/article/view/33351 NANOSTRUCTURED LIPID CARRIER-RED PALM OIL (NLC-RPO) MENGHAMBAT FOTO-OKSIDASI VITAMIN C DALAM JUS JERUK SELAMA PENYIMPANAN 2024-04-01T02:39:42+00:00 Zulman Efendi zulman_ef@unib.ac.id Sri Raharjo sraharjo@ugm.ac.id Supriyadi Supriyadi sraharjo@ugm.ac.id Umar Santoso sraharjo@ugm.ac.id <p>Jus jeruk dikenal mengandung vitamin C tinggi diperlukan oleh manusia tetapi vitamin C mudah mengalami fotooksidasi selama penyimpanan dan dapat menurunkan daya terima konsumen. Tujuan penelitian adalah menginvestigasi jus jeruk yang mengandung <em>nanostructured lipid carrier </em>(NLC-RPO) terhadap penghambatan fotooksidasi vitamin C perubahan pH, viskositas, turbiditas, warna, dan sifat sensoris. Penelitian dilakukan pada jus jeruk tanpa dan dengan penambahan 3 % NLC-RPO, sampel ditempatkan dalam refrigerator kondisi gelap (4 °C), gelap dan terang dengan paparan cahaya suhu ruang (28 °C, 874,59<u>+</u>399,39 lux selama 8 jam/hari) selama 0, 2, 4, 6, 7, 8, 14, 21, dan 28 hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa laju fotooksidasi vitamin C jus jeruk dengan 3 % NLC-RPO secara signifikan lebih rendah dibandingkan jus jeruk tanpa perlakuan (p&lt;0,05). Penghambatan fotooksidasi vitamin C terlihat jelas pada jus jeruk dengan 3 % NLC-RPO (0,2152 mg/100 g.hari) dibandingkan tanpa perlakuan (0,6945 mg/100 g.hari) saat kondisi penyimpanan terang pada suhu ruang (28 °C). Laju viskositas dan perbedaan warna (∆E) jus jeruk dengan 3 % NLC-RPO signifikan lebih rendah dibandingkan tanpa perlakuan (p&lt;0,05), sedangkan laju turbiditas, degradasi pH, L*, a*, dan b* tidak berbeda nyata (p&gt;0,05). Panelis dapat membedakan secara nyata (p&lt;0,05) antara jus jeruk tanpa dan dengan 3 % NLC-RPO pada 0 hari, begitu pula antara jus jeruk tanpa perlakuan pada 0 hari dan jus jeruk dengan 3% NLC-RPO 30 hari pada 30. Intensitas warna orange, aroma tidak enak, dan kekeruhan jus jeruk tidak berbeda nyata (p&gt;0,05).</p> 2024-11-28T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 Zulman Efendi, Sri Raharjo, Supriyadi Supriyadi, Umar Santoso https://ejournal.unib.ac.id/agroindustri/article/view/27354 ANALISIS PEMILIHAN PEMASOK DAN OPTIMASI PRODUKSI MINUMAN EKSTRAK MENGKUDU DENGAN PENDEKATAN METODE ANP DAN FUZZY 2024-03-19T04:24:27+00:00 Andika Putra Setiawan andikaputra@unmuhjember.acid Danu Indra Wardhana danuindra@unmuhjember.ac.id Rizki Rismawati rizkirismawati05@gmail.com Jadid Abda Sabillah callmejeadreaper@gmail.com <p>Persediaan bahan baku menjadi aspek utama dalam usaha agroindustri dikarenakan menjadi salah satu faktor penting dalam menjaga keberlanjutan proses produksi. UD. ZAM sebagai agroindustri minuman ekstrak mengkudu memiliki permasalahan dalam penentuan pemasok bahan baku dikarenakan pemasok saat ini belum mampu memenuhi persyaratan bahan baku, belum memiliki kelembagaan dan belum dapat menyediakan kebutuhan bahan baku secara berkelanjutan. sehingga dapat mempengaruhi jalannya proses produksi. Fluktuatifnya jumlah produksi pada UD. ZAM menjadi sebuah kendala dikarenakan munculnya ketidakpastian dalam menentukan jumlah produksi yang sesuai dengan permintaan pasar. Tujuan dari penelitian ini adalah melakukan pemilihan pemasok bahan baku dan melakukan simulasi optimasi produksi minuman ekstrak mengkudu pada UD. ZAM. Penelitian ini dilaksanakan dengan tiga tahapan yakni studi pendahuluan, penentuan pemasok bahan baku menggunakan metode ANP, dan optimasi produksi minuman ekstrak mengkudu dengan teknik <em>fuzzy inference system</em> metode mamdani. Hasil penelitian menunjukan bahwa penentuan pemasok bahan baku dengan mempertimbangkan 5 kriteria dan 10 subkriteria menghasilkan pemasok A dengan nilai bobot tertinggi yakni 0,514109 dan diikuti oleh pemasok C 0,261803 dan pemasok B 0.224087. Hasil simulasi optimasi produksi minuman ekstrak mengkudu dengan mempertimbangkan jumlah permintaan, persediaan dan produksi dalam 1 tahun terakhir menunjukkan bahwa jumlah minuman ekstrak mengkudu yang harus diproduksi adalah 3840 liter sedangkan yang mampu di produksi saat ini adalah sebanyak 3.500 liter.</p> 2024-11-28T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 Andika Putra Setiawan, Danu Indra Wardhana, Rizki Rismawati, Jadid Abda Sabillah https://ejournal.unib.ac.id/agroindustri/article/view/30087 PERUBAHAN MORFOLOGI DAN FISIKOKIMIA TEPUNG UWI (Dioscorea alata) AKIBAT FERMENTASI ALAMI DAN PENGERINGAN 2024-10-17T17:20:51+00:00 Erning Indrastuti indrastutierning@gmail.com Harijono Harijono indrastutierning@gmail.com Bambang Susilo indrastutierning@gmail.com <p>Penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengevaluasi perubahan morfologi dan fisikokimia tepung uwi selama perendaman dan pengeringan secara simultan. Irisan umbi uwi direndam selama 0, 24, dan 48 jam yang menyebabkan fermentasi alami, irisan umbi basah dikeringkan pada pengering kabinet selama 18 jam pada suhu pengeringan 40, 50, dan 60 °C. Irisan umbi uwi kering dihaluskan sampai 100 mesh dan dilanjutkan dengan analisis morfologi granula, kadar pati, kadar amilosa, kadar protein, kadar serat kasar, pH, <em>titratable acidity</em>, warna tepung uwi dan analisis gugus fungsi menggunakan ATR-FTIR. Hasil penelitian menunjukkan terdapat lubang pada permukaan granula pati hasil fermentasi 48 jam. Keberadaan lubang pada permukaan granula menyebabkan <em>leaching</em> amilosa yang menyebabkan perubahan pada karakteristik fisikokimia pati. Interaksi lama perendaman dan suhu pengeringan berpengaruh sangat nyata terhadap kadar pati dan warna. Semakin lama fermentasi alami dan semakin tinggi suhu pengeringan akan menurunkan kadar pati, nilai kecerahan L*, kemerahan a* dan kebiruan b*. Lama fermentasi alami menurunkan amilosa, protein larut air, serat kasar, dan pH, meningkatkan titratable acidity, namun tidak dipengaruhi oleh suhu pengeringan. Struktur molekul pati uwi hampir tidak berubah setelah fermentasi alami dan pengeringan, ditunjukkan tidak adanya gugus fungsi baru pada spektra FTIR. Karakteristik tepung uwi yang terbaik dari perlakuan fermentasi alami selama 24 jam dan pengeringan 60 °C dengan kadar pati 72,02%, rendemen, 24,595, kadar amilosa 31,07%, kadar protein larut 2,74%, kadar serat kasar 1,56%, pH 5,88, <em>titratable acidity</em> 0,68, kelarutan 13,28%, L* 67,9, a* 3,6, b* -2.</p> 2024-11-28T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 Erning Indrastuti, Harijono Harijono, Bambang Susilo https://ejournal.unib.ac.id/agroindustri/article/view/28942 KARAKTERISTIK FISIKOKIMIA BAKSO IKAN SEBELAH (Psettodes erumei) KOMBINASI DAUN KELOR (Moringa oleifera Lam) 2024-05-07T04:23:01+00:00 Steven Witman stev004@brin.go.id Devry Pramesti Devry devry26@gmail.com Nikodemus Gultom niko003@brin.go.id Arsad Tirta Subangkit arsa003@brin.go.id Dita Kristanti dita003@brin.go.id Woro Setiaboma woro002@brin.go.id Ainia Herminiati aini001@brin.go.id Elsi Dwi Hapsari elsidhapsari2@gmail.com <p><em>Psettodes erumei</em> yang dikenal di Indonesia sebagai ikan sebelah memiliki sumber protein yang tinggi, namun seratnya terbatas. <em>Moringa oleifera</em> Lam adalah tanaman yang kaya serat pangan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi potensi ikan sebelah dalam bakso dengan perlakuan dan tanpa perlakuan tambahan <em>Moringa oleifera</em> Lam serta korelasi fisikokimia dengan perlakuan bakso ikan. Perlakuan yang dilakukan yaitu bakso ikan tanpa tambahan daun kelor dan tambahan daun kelor kukus 10%. Hubungan korelasi antara parameter-parameter fisikokimia antar perlakuan bakso ikan dianalisa dengan menggunakan pri<em>ncipal component analysis</em> (PCA) dan <em>hierarchical clustering analysis</em> (HCA). Hasil penelitian menunjukkan ikan sebelah segar berbobot 737,32 ± 257,39 g dan memiliki kadar air 78,69 ± 0,13% bb, protein 83,95 ± 7,49 % bk, serta lemak 2,49 ± 0,13% bk. Kadar air bakso ikan (79,32 ± 0,24%) lebih tinggi dibandingkan bakso ikan daun kelor 10 % (78,72 ± 0,24%), meskipun kadar protein keduanya tidak berbeda nyata (tanpa daun kelor 54,96 ± 0,74% dan daun kelor 55,28 ± 1,62%). <em>Lightness</em> bakso ikan daun kelor 10% (43,42 ± 0,30) paling rendah dan cenderung kehijauan. <em>Gumminess</em> dan <em>chewiness</em> dari ikan sebelah turun setelah dibuat menjadi bakso ikan, dan bakso ikan daun kelor 10% memiliki nilai paling rendah (<em>gumminess</em> 1672,31 ± 21,72 dan <em>chewiness</em> 1427,67 ± 58,77). Panelis lebih menyukai bakso ikan tanpa tambahan daun kelor. PCA menunjukkan bahwa kadar air, abu, <em>yellowness</em>, dan kekenyalan berkorelasi positif dari dua perlakuan bakso, namun berkorelasi negatif dengan kadar protein. HCA mempresentasikan adanya korelasi positif antara perlakuan bakso pada tekstur, protein, dan lemak.</p> 2024-11-28T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 Steven Witman, Devry Pramesti Devry, Nikodemus Gultom, Arsad Tirta Subangkit, Dita Kristanti, Woro Setiaboma, Ainia Herminiati, Elsi Dwi Hapsari https://ejournal.unib.ac.id/agroindustri/article/view/27868 LAMA FERMENTASI TERHADAP KUALITAS BIOETANOL BERBAHAN BAKU BUAH MANGROVE API-API 2024-03-22T04:18:47+00:00 Dewi Fortuna Ayu fortuna_ayu2004@yahoo.com Farida Hanum Hamzah farida.hanum@lecturer.unri.ac.id Yossie Kharisma Dewi yossie.kharisma@lecturer.unri.ac.id Imelda Yunita imeldayunita20@gmail.com Vikky Vorensi vikkyvorensi@gmail.com <p>Populasi dunia yang terus bertambah pesat, ketersediaan bahan bakar fosil semakin menurun, sehingga diperlukan alternatif energi lainnya yang berasal dari energi terbarukan yang ramah lingkungan seperti pemanfaatan bioetanol. Bioetanol dapat berasal dari tumbuhan, yang mengandung gula seperti pati atau selulosa. Pati yang terkandung pada bahan akan dikonversi menjadi gula dan selanjutnya diubah menjadi bioetanol. Buah mangrove api-api berpotensi sebagai bahan baku dalam pembuatan bioetanol. Kandungan karbohidrat yang terdapat di buah mangrove api-api ini bisa dimanfaatkan menjadi bahan baku pembuatan bioetanol. Penelitian bertujuan untuk mendapatkan lama fermentasi terbaik terhadap kualitas bioetanol buah mangrove api-api. Penelitian menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari lima perlakuan lama fermentasi (4, 5, 6, 7, dan 8 hari) dan tiga kali pengulangan. Parameter yang diuji meliputi kadar bioetanol, rendemen bioetanol, derajat keasaman bioetanol, dan uji warna bioetanol. Data dianalisis secara statistik menggunakan <em>analysis of variance</em> (ANOVA) dilanjutkan dengan <em>Duncan’s Multiple Range Test </em>(DMRT) pada taraf 5%. Hasil analisis menunjukkan bahwa lama fermentasi pada pembuatan bioetanol berpengaruh signifikan terhadap kadar bioetanol, rendemen bioetanol dan derajat keasaman bioetanol, namun tidak berpengaruh secara signifikan terhadap uji warna bioetanol. Perlakuan P4 (7 hari lama fermentasi) dipilih sebagai perlakuan terbaik, dengan kadar bioetanol 12,24%, rendemen bioetanol 28,89%, tingkat keasaman 5,46, dan indeks warna L* 32,32%, a* 3,17, b* 2,10.</p> 2024-11-28T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 Farida Hanum Hamzah, Dewi Fortuna Ayu, Yossie Kharisma Dewi, Imelda Yunita, Vikky Vorensi https://ejournal.unib.ac.id/agroindustri/article/view/27250 KAJIAN PENERAPAN PRODUKSI BERSIH PADA PROSES PRODUKSI AGROINDUSTRI SARI LEMON ICF 2023-09-18T03:16:33+00:00 Tanto Pratondo Utomo tanto.utomo@fp.unila.ac.id Warji Warji warji@fp.unila.ac.id Erdi Suroso erdi.suroso@fp.unila.ac.id Subeki Subeki bekisubeki@yahoo.com Bayu Wicaksana wicaksanatmb48@gmail.com <p>Agroindustri sari lemon ICF menggunakan proses produksi semi mekanis yang mengakibatkan efisiensi produksinya rendah, antara lain ditunjukkan oleh rendemen sari lemon yang dihasilkan yaitu 17,94 persen atau hanya sekitar 40 persen dari rendemen potensialnya. Pada penelitian ini dikaji penetapan produksi bersih pada tahapan proses produksi agroindustri sari lemon ICF yang potensial meningkatkan efisiensi proses produksi, terutama meningkatkan rendemen sari lemon yang dihasilkan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode <em>quick scan </em>yaitu menelaah aliran material proses produksi sari lemon yang dijabarkan dalam neraca massa yang meliputi proses persiapan buah lemon (pencucian), proses ekstraksi sari lemon (pemotongan, pemerasan, penyaringan), proses pemasakan sari lemon (pasteurisasi dan pendinginan), dan proses pengemasan sari lemon (pembotolan). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kehilangan rendemen sari lemon terbesar terjadi pada proses pemerasan, pemotongan, dan pencucian yaitu masing-masing berturut-turut sebesar 62,26 persen, 13,28 persen, dan 4,83 persen. Pilihan produksi bersih yang dipilih adalah berupa modifikasi teknologi dengan mengubah pemerasan buah Leon secara semi-mekanis menjadi pemerasan mekanis. Penerapan pemerasan buah lemon secara mekanis pada Agroindustri Sari Lemon ICF mampu meningkatkan rendemen sari buah lemon yang dihasilkan dari 17,94 persen menjadi 33,29 persen atau dari 187 botol sari lemon ukuran 500 ml menjadi 346 botol sari lemon ukuran yang sama dengan investasi yang dibutuhkan sebanyak Rp. 10.000.000,- dengan nilai B/C 25,52 dan PBP 1,41 bulan.</p> 2024-11-28T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 Tanto Pratondo Utomo, Warji Warji, Erdi Suroso, Subeki Subeki, Bayu Wicaksana https://ejournal.unib.ac.id/agroindustri/article/view/29669 ANALISIS VARIASI SUHU PENGERINGAN TERHADAP SIFAT FISIKA DAN KIMIA TEPUNG BATANG PEPAYA (Carica papaya L.) 2024-10-03T08:43:25+00:00 Ifmalinda ifmalinda73@gmail.com Rizka Putri Indramora Nasution ifmalinda@ae.unand.ac.id Khandra Fahmy ifmalinda73@gmail.com <p>Pepaya merupakan tanaman yang digunakan sebagai sumber pangan. Tanaman pepaya yang sudah mencapai umur di atas 4 tahun akan mengalami penurunan dalam memproduksi buah dan harus ditebang untuk tanaman baru. Bahan baku industri dari batang pepaya memiliki potensi untuk dikembangkan dan dapat diolah menjdi tepung. Tepung batang pepaya dengan mutu yang baik dapat dijadikan campuran dalam pembuatan makanan ringan seperti kue dan dapat juga sebagai pengganti dari tepung terigu. Batang papaya harus dikeringkan terlebih dahulu sebelum dijadikan tepung. Hal ini bertujuan untuk mengeluarkan air yang berada dalam bahan sehingga bisa diproses lebih lanjut dan umur simpan bahan bisa diperpanjang. Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan suhu pengeringan terbaik terhadap mutu tepung batang pepaya dengan menggunakan alat pengering tipe rak sumber panas berasal dari gas. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) satu faktor yaitu suhu pengeringan 50ºC, 60ºC, dan 70ºC. Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan perlakuan terbaik pada suhu pengeringan 70ºC dengan laju pengeringan 0,13877 kg/jam, dan <em>fineness modulus</em> (FM) 2,500.</p> 2024-11-28T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 Ifmalinda, Rizka Putri Indramora Nasution, Khandra Fahmy https://ejournal.unib.ac.id/agroindustri/article/view/27854 LAMA WAKTU EKSTRAKSI TERHADAP KARAKTERISTIK FISIKOKIMIA PEKTIN BUAH MENGKUDU (Morinda citrifolia L) 2024-05-17T02:59:49+00:00 Imelda Yunita imeldayunita@lecturer.unri.ac.id Farida Hanum Hamzah imeldayunita@lecturer.unri.ac.id Angga Pramana imeldayunita@lecturer.unri.ac.id Abdur Rasyid imeldayunita@lecturer.unri.ac.id Ayu Diana imeldayunita@lecturer.unri.ac.id <p>Salah satu polisakarida yang diekstraksi dari buah adalah pektin. Pemanfaatan pektin sebagai bahan membuat jeli dan membuat makanan menjadi lebih kuat. Buah mengkudu digunakan sebagai bahan baku pektin dalam penelitian ini. Buah mengkudu tidak disukai karena aromanya yang kuat. Hal ini menyebabkan pemanfaatan sumber daya buah mengkudu belum optimal. Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan waktu ekstraksi terbaik untuk produksi pektin dari buah mengkudu yang memenuhi kriteria mutu. Pendekatan eksperimental Rancangan Acak Lengkap, yang terdiri dari lima perlakuan dan tiga kali ulangan, digunakan dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini formulasi waktu yang berbeda pada suhu 80<sup>O</sup>C, perlakuan P1 adalah waktu ekstraksi 70 menit, P2 adalah waktu ekstraksi 90 menit, P3 adalah waktu ekstraksi 110 menit, P4 adalah waktu ekstraksi 130 menit, dan P5 adalah waktu ekstraksi 150 menit. Analisis data menggunakan analysis of variance (ANOVA) kemudian dilanjutkan dengan uji duncan's new multiple range test (DNMRT) pada taraf 5%. Hasil penelitian pektin buah mengkudu dengan perlakuan terbaik adalah P5 dengan waktu ekstraksi 150 menit dan berpengaruh nyata terhadap semua parameter. Perlakuan terbaik yang memenuhi baku mutu IPPA (International Pectin Producers Association) adalah rendemen 19,10%, kadar air 9,60%, kadar abu 8,72%, bobot ekivalen 349,66 mg, dan kadar metoksil 6,27%.</p> 2024-11-28T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 Imelda Yunita, Farida Hanum Hamzah, Angga Pramana, Abdur Rasyid, & Ayu Diana https://ejournal.unib.ac.id/agroindustri/article/view/27964 PENGARUH TEKNIK PELAPISAN KITOSAN SEBAGAI EDIBLE COATING TERHADAP UMUR SIMPAN BUAH PEPAYA CALINA (Carica papaya L.) 2023-09-05T07:39:53+00:00 Renata Sita Windria sitawindria25@gmail.com Andrew Setiawan Rusdianto andrew.ftp@unej.ac.id Winda Amilia winda.ftp@unej.ac.id Miftahul Choiron m.choiron@unej.ac.id Maria Belgis maria_belgis@yahoo.com <p>Papaya Calina atau Pepaya California merupakan buah klimaterik yang memiliki daya simpan yang pendek sehingga sangat mudah rusak oleh mikroorganisme. <em>Edible coating</em> dapat melindungi produk dari kerusakan mikroorganisme, mencegah adanya kerusakan kimiawi yang membuat produk menjadi berjamur bersifat hidrofobik dan memiliki sifat antimikroba. Kitosan memiliki sifat yang mudah mengalami degradasi secara biologis, <em>renewable</em>, tidak beracun, dan merupakan kation kuat, flokulan, koagulan yang baik, serta mudah membentuk membrane atau film. Tujuan dari penelitian ini yaitu membentuk <em>Edible coatin</em><em>g </em>kitosan untuk melindungi pepaya dari kerusakan mikroorganisme. <em>Edible coatin</em><em>g </em>kitosan diaplikasikan pada Pepaya Calina dengan tiga teknik yaitu cara pemolesan, penyemprotan, dan pencelupan. Data uji fisik dan kimia dianalisa ragam atau ANOVA dengan signifikansi 0,05 (5%) atau taraf kepercayaan 95%, apabila didapatkan perbedaan nyata, maka dilanjutkan dengan uji lanjut <em>Duncan's Multiple Range Test</em> (DMRT) pada taraf 5%. Nilai hasil tertinggi dari Uji de Garmo yaitu perlakuan pelapisan <em>edible coating </em>berbasis kitosan pada Pepaya Calina menggunakan teknik pengaplikasian pencelupan mendapat nilai 0,859 dan pelapisan <em>edible coating </em>berbasis kitosan menggunakan teknik pengaplikasian penguasan mendapat nilai 0,842. Berdasarkan uji indeks efektivitas dengan bobot sebesar 0,859 yaitu jenis perlakuan <em>edible coating </em>kitosan teknik celup dapat bertahan ingga hari ke-9 memiliki hasil data pengujian: susut bobot 7,62%, tekstur 25,9 mm/10dtk, warna L* 55,4; warna a* 11,6; warna b* 33,7; laju respirasi 14,250 mgCO<sub>2</sub>/kg/jam, vitamin C 291,22 mg/100g, dan total padatan terlarut 18,2 ⁰Brix.</p> 2024-11-28T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 Renata Sita Windria, Andrew Setiawan Rusdianto, Winda Amilia, Miftahul Choiron, Maria Belgis https://ejournal.unib.ac.id/agroindustri/article/view/29229 ANALISIS RISIKO RANTAI PASOK AGROINDUSTRI TAPE SINGKONG DI KABUPATEN BONDOWOSO (STUDI KASUS UD. TAPE MANIS MEKAR MADU) 2024-10-03T07:27:48+00:00 Ida Bagus Suryaningrat suryaningrat.ftp@unej.ac.id Yuli Wibowo suryaningrat.ftp@unej.ac.id Achmad Zamronie suryaningrat.ftp@unej.ac.id <p>Risiko rantai pasokan adalah kerugian yang diakibatkan oleh kejadian di industri dan dapat berdampak negatif pada setiap tahap produksi, mulai dari perolehan bahan mentah hingga pengiriman barang jadi ke klien. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui rantai pasok usaha dagang. Risiko rantai pasok dalam penelitian ini dapat dikategorikan dari mengidentifikasi struktur rantai pasok di UD. Tape Manis Mekar Madu, mengidentifikasi risiko rantai pasok di UD. Tape Manis Mekar Madu dan menentukan penilaian risiko rantai pasok paling tinggi di UD. Tape Manis Mekar Madu serta menyusun rekomendasi strategi penanganan risiko rantai pasok di UD. Tape Manis Mekar Madu. Dalam metode ini menggunakan pendekatan referensi operasional rantai pasokan (SCOR) diterapkan untuk melakukan analisis struktur rantai pasokan, pendekatan House of Risk fase 1 dan metode House of Risk fase 2 masing-masing digunakan untuk mengidentifikasi risiko rantai pasokan dan menghasilkan rekomendasi risiko. Hasil penelitian menggunakan metode rumah risiko fase 1 menunjukkan bahwa UD. Tape Manis Mekar Madu mengalami kejadian risiko dengan nilai <em>severity </em>4 adalah kulit singkong tidak bersih terkelupas. Sedangkan untuk sumber risiko yang memiliki nilai paling tinggi adalah tidak memiliki opsi <em>supplier</em> dengan nilai <em>occurrence </em>5. Untuk penerapan strategi mitigasi pada UD. Tape Manis Mekar Madu PA1 (Mencari <em>supplier </em>bahan baku yang berkualitas) memiliki nilai ETD tertinggi yakni 2781. Hal ini karena strategi mudah diterapkan. Sedangkan yang strategi penanganan PA9 (Melakukan penyewaan transportasi) memiliki nilai ETD terendah 474. Karena strategi ini sulit diterapkan sehingga memerlukan biaya tambahan penyewaan untuk mengatasi satu risiko.</p> 2024-11-28T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 Ida Bagus Suryaningrat, Yuli Wibowo, Achmad Zamronie