Buletin Peternakan Tropis https://ejournal.unib.ac.id/buletin_pt <p><span class="HwtZe" lang="en"><span class="jCAhz ChMk0b"><span class="ryNqvb">Bulletin of Tropical Animal Science (Bull. Trop. Anim. Sci.) is a scientific journal published in collaboration with Badan Penerbitan Fakultas Pertanian (BPFP), University of Bengkulu and Himpunan Peternakan Peternakan Indonesia (HILPI).</span></span> <span class="jCAhz ChMk0b"><span class="ryNqvb">This bulletin publishes scientific articles based on double blind peer-reviews with the aim of disseminating all information that contributes to the understanding and development of animal husbandry and veterinary medicine in the tropics.</span></span> <span class="jCAhz ChMk0b"><span class="ryNqvb">This bulletin publishes original research articles, literature review articles.</span></span> <span class="jCAhz ChMk0b"><span class="ryNqvb">field cases, original ideas or other scholarly articles.</span></span> <span class="jCAhz ChMk0b"><span class="ryNqvb">The Bulletin of Tropical Animal Science is published twice a year, namely in May and November.</span></span> <span class="jCAhz ChMk0b"><span class="ryNqvb">Bulletin of Tropical Animal Science is accredited by <strong>Sinta 4</strong> based on the Decree of the Directorate General of Higher Education, Research and Technology </span></span><span class="jCAhz ChMk0b"><span class="ryNqvb">number 204/E/KPT/2022 dated October 3, 2022 valid from Vol.</span></span> <span class="jCAhz ChMk0b"><span class="ryNqvb">1 No.</span></span> <span class="jCAhz ChMk0b"><span class="ryNqvb">1 (2020) to Vol.</span></span> <span class="jCAhz ChMk0b"><span class="ryNqvb">5 No.</span></span> <span class="jCAhz ChMk0b"><span class="ryNqvb">2 (2024). e-ISSN; <a href="https://issn.brin.go.id/terbit?search=2722-0788">2722-0788</a>; p-ISSN:<a href="https://issn.brin.go.id/terbit?search=2722-0788"> 2722-1733</a>.<br /></span></span></span></p> <p><img src="https://ejournal.unib.ac.id/public/site/images/uripsantoso/screenshot-2023-02-03-091844.jpg" alt="" width="414" height="287" /></p> en-US buletin_pt@unib.ac.id (Editor of Bulletin of Tropical Animal Science) santoso@unib.ac.id (Urip Santoso) Wed, 29 Nov 2023 22:41:52 +0000 OJS 3.3.0.11 http://blogs.law.harvard.edu/tech/rss 60 Analisis Pendapatan Usaha Ayam Broiler (Studi Kasus Pada Usaha Peternakan Al-Syifa Farm Di Kecamatan Landono Kabupaten Konawe Selatan) https://ejournal.unib.ac.id/buletin_pt/article/view/28009 <p>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil usaha peternakan, pendapatan dan kelayakan usaha peternakan ayam broiler Al-Syifa Farm berdasarkan nilai R/C ratio dan nilai B/C ratio. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai April 2023 yang berlokasi di usaha ayam broiler Al Syifa&nbsp; Desa Arongo Kecamatan Landono Kabupaten Konawe Selatan. Lokasi penelitian ditentukan secara sengaja (<em>Purposive Sampling) </em>atas pertimbangan bahwa peternakan Al Syifa <em>Farm</em> merupakan usaha &nbsp;yang berdiri sejak tahun 2018 dan jumlah populasi awal ayam broiler 55.000 ekor. Sedangkan responden dalam penelitian adalah pemilik dan karyawan usaha ayam broiler Al Syifa Farm Desa Arongo Kecamatan Landono Kabupaten Konawe Selatan. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis pendapatan, Revenue Cost Ratio dan Benefit Cost Ratio. Variabel penelitian yang diamati ialah karakteristik responden, profil usaha, biaya produksi, penerimaan dan pendapatan. Hasil analisis pendapatan menunjukan bahwa usaha ayam broiler Al Syifa Farm dalam satu periode (30 hari) menghasilkan penerimaan sebesar Rp. 1.221.460.000 dengan pendapatan sebesar Rp. 228.896.032, Nilai R/C ratio 1,23 (&gt;1), nilai Net B/C ratio 0,23 (&gt;0). Menunjukan bahwa usaha ayam broiler Al Syifa Farm menguntungkan dan layak untuk dikembangkan.</p> Musram Abadi, Hairil A. Hadini, Farid Kausar Copyright (c) 2023 Musram Abadi, Hairil A. Hadini, Farid Kausar https://ejournal.unib.ac.id/buletin_pt/article/view/28009 Wed, 29 Nov 2023 00:00:00 +0000 Produktivitas Rumput Gajah (Pennisetum purpureum) dengan level pemberian POC (Pupuk Organik Cair) Kulit Bawang Merah (Allium cepa L) yang Berbeda https://ejournal.unib.ac.id/buletin_pt/article/view/29921 <p><em>Allium cepa</em> L skin waste is one of the household wastes that is still rarely used and thrown away, even though this waste can be processed into liquid organic fertilizer to replace chemical fertilizers such as urea, which provides fertility to plants such as elephant grass. The purpose of this study was to evaluate the effect of onion skin organic fertilizer (POC) on <em>Pennisetum purpureum</em> productivity, consisting of plant height, number of leaves, number of tillers, and fresh weight, and to determine the concentration or dose of <em>Allium cepa</em> L skin POC that gives the best results on <em>Pennisetum purpureum</em> productivity. Method of research design was <em>Complete Random Design</em> (CRD) with 5 treatments and 4 replicates, so that 20 experimental units were obtained. The treatments of the study were A1: without fertilizer (control), A2: POC <em>Allium cepa</em> L skin 25 mL/polybag (pot), A3: POC <em>Allium cepa</em> L skin 50 mL/polybag (pot), A4: POC <em>Allium cepa </em>L skin 75 mL/polybag (pot), and A5: POC <em>Allium cepa </em>L skin 100 mL/polybag (pot). The results of the analysis showed that the provision of <em>Allium cepa </em>L skin POC at different levels had a significant difference (P &lt;0.05) on <em>Pennisetum purpureum</em> productivity consisting of plant height, number of leaves, and fresh weight. while the number of tillers showed no significant difference (P &gt; 0.05). The conclusion of this study is that the provision of <em>Allium cepa</em> skin POC with different levels has a significant effect on the productivity of <em>Pennisetum purpureum</em> consisting of plant height, number of leaves and higher fresh weight. Giving with a concentration of 50 mL/polybag is the best treatment for <em>Pennisetum purpureum</em> productivity.</p> <p> </p> <p>Key words: <em>Allium cepa</em> L, POC, Productivity, <em>Pennisetum purpureum</em>.</p> <p><strong> </strong></p> <p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p>Limbah kulit bawang merah merupakan salah satu limbah rumah tangga yang masih jarang digunakan dan dibuang begitu saja, padahal limbah ini dapat diolah menjadi pupuk organik cair untuk menggantikan pupuk kimia seperti urea yang memberikan kesuburan pada tanaman seperti rumput gajah. Tujuan penelitian ini untuk mengevaluasi pengaruh pemberian pupuk organik cair (POC) kulit bawang merah terhadap produktivitas rumput gajah yang terdiri tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah anakan, dan berat segar serta mengetahui efektivitas konsentrasi/dosis dari POC kulit bawang yang memberikan hasil terbaik terhadap produktivitas rumput gajah. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap yang terdiri 5 perlakuan dan 4 ulangan sehingga diperoleh 20 unit percobaan. Perlakuan dari penelitian adalah A<sub>1</sub> : tanpa pemberian pupuk (kontrol), A<sub>2</sub> : POC kulit bawang merah 25 mL/polybag (pot), A<sub>3</sub> : POC kulit bawang merah 50 mL/polybag (pot), A<sub>4</sub> : POC kulit bawang merah 75 mL/polybag (pot), A<sub>5</sub> : POC kulit bawang merah 100 mL/polybag (pot). Hasil analisis menunjukkan bahwa pemberian POC kulit bawang merah dengan level berbeda terdapat perbedaan nyata (P&lt;0.05) terhadap produktivitas rumput gajah yang terdiri tinggi tanaman, jumlah daun dan berat segar. Sedangkan untuk jumlah anakan menunjukkan tidak adanya perbedaan nyata (P&gt;0.05). Kesimpulan pada penelitian ini yaitu pemberian POC kulit bawang merah dengan level meningkatkan produktivitas rumput gajah yang terdiri tinggi tanaman, jumlah daun dan berat segar lebih tinggi. Pemberian dengan konsentrasi 50 mL/polybag (pot) merupakan perlakuan terbaik untuk produktivitas rumput gajah.</p> <p> </p> <p>Kata kunci: Kulit bawang merah, POC, Produktivitas, Rumput gajah</p> Reski Amaliah, Dewi Ramadani, Nursani Copyright (c) 2023 Reski Amaliah, Dewi Ramadani, Nursani https://ejournal.unib.ac.id/buletin_pt/article/view/29921 Wed, 29 Nov 2023 00:00:00 +0000 Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Kitolod (Isotoma longiflora) terhadap Panjang dan Bobot Saluran Pencernaan serta Kinerja Pertumbuhan Ayam Broiler https://ejournal.unib.ac.id/buletin_pt/article/view/30142 <p>The aim of study is to determine the ability of kitolod leaves given through drinking water as a substitute for antibiotics in terms of growth performance, weight, and length of the small intestine of broiler. The method used is a Complete Random Design with 5 treatments of 4 tests and each test consists of 10 chickens. Details of the treatment: TO = 0% kitolod leaf extract; T1 = tetracycline antibiotics; T2 = 0.5% kitolod leaf extract; Q3: 3.0% kitolod leaf extract, and T4 = 4.5% kitolod leaf extract. The variables observed in this study are the Performance of broiler chickens (feed consumption, weight gain, and feed conversion) and the weight and length of the small intestine of broiler chickens. The results showed that there was no noticeable effect (P&gt;0,05) of giving kitolod leaf extract on the growth performance, weight, and length of the gastrointestinal tract of broiler chickens. Pemberian extract of kitolod leaves up to 4.5% through drinking water has not able to increase the growth performance, weight, and length of the small intestine of broiler.</p> <p> </p> <p>Key words: Small Intestine, Weight Gain, Feed Consumption, Feed Conversion.</p> <p><strong> </strong></p> <p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p>Penelitian bertujuan untuk mengetahuai kemampuan ekstrak daun kitolod yang diberikan melalui air minum sebagai pengganti antibiotik ditinjau dari peforma pertumbuhan, bobot dan panjang usus halus ayam broiler. Metode yang dipakai yaitu Rancangan Acak Lengkap, 5 perlakuan, 4 ulangan (10 ekor ayam pada tiap ulangan). Rincian dari perlakuan: TO = 0% ekstrak daun kitolod; T1 = antibiotik tetracyclin; T2 = 1,5% ekstrak daun kitolod; T3: 3,0% ekstrak daun kitolod; dan T4 = 4,5% ekstrak daun kitolod. Variabel yang diamati pada penelitian ialah: Performa ayam broiler (konsumsi pakan, PBB, dan FCR) dan bobot serta panjang usus halus ayam broiler. Hasil Tidak ada pengaruh yang nyata (P&gt;0,05) pemberian ekstrak daun kitolod terhadap kinerja pertumbuhan, bobot dan panjang saluran pencernaan ayam broiler. Pemberian ekstrak daun kitolod sampai 4,5% melalui air minum belum mampu meningkatkan kinerja pertumbuhan, bobot dan panjang usus halus broiler.</p> <p> </p> <p>Kata kunci: Usus Halus, Konsumsi Pakan, PBB, FCR</p> Muhammad Dani, Hendrawan Hendrawan, Amir Husaini Karim Amrullah, Ahmad Saleh Harahap, Warnoto Warnoto Copyright (c) 2023 Muhammad Dani, Hendrawan Hendrawan, Amir Husaini Karim Amrullah, Ahmad Saleh Harahap, Warnoto Warnoto https://ejournal.unib.ac.id/buletin_pt/article/view/30142 Wed, 29 Nov 2023 00:00:00 +0000 Pengaruh Suplementasi Kunyit (Curcuma domestica) yang Dicampurkan dalam Pakan terhadap Performa Produksi Ayam Petelur https://ejournal.unib.ac.id/buletin_pt/article/view/29309 <p>Supplementation of turmeric powder (TK) mixed into the feed was carried out with the aim of evaluating its effect on the production performance of laying hens. This study meets the requirements for using RAL treatments consisting of four with 10 replications. P0 is without TK supplementation (control), P1 is 0.75% TK supplementation; P2 is 1,5% TK, and P3 supplementation is 2.25% TK. In this study, the variables observed were feed consumption, egg mass produced, egg weight, total production, egg production (%) and feed conversion. TK supplementation in feed up to 2.25% results showed no significant effect (P&gt;0.05) on feed consumed, mass of eggs produced, egg production (%) and ration conversion, but the results had a significant effect (P&gt;0.05 ) on total egg production and weight. This research concluded that TK (Curcuma domestica) supplementation up to a level of 2.25% could maintain feed consumption, mass production, egg production (%) and feed conversion. This supplementation reduced total egg production and increased egg weight.</p> <p> </p> <p>Key words: Laying chickens, Turmeric flour, Production performance</p> <p><strong> </strong></p> <p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p>Suplementasi TK yang dicampurkan dalam pakan dilakukan dengan tujuan untuk mengevaluasi pengaruhnya terhadap performa produksi ayam petelur. Penelitian ini memenuhi syarat untuk mengggunakan RAL perlakuan terdiridari empat dengan ulangan berjumlah 10. P0 adalah tanpa suplementasi TK (kontrol), P1 adalah suplementasi TK 0,75 %; P2 adalah 1,5 % TK, dan P3 suplementasi TK 2,25 %. Pada penelitian ini peubah yang diamati adalah pakan yang konsumsi, massa telur yang diproduksi, berat telur, total produksi, produksi telur (%) dan konversi pakan. Suplementasi TK dalam pakan sampai 2,25% hasilnya menunjukkan pengaruh tidak nyata (P&gt;0,05) terhadap pakan yang dikonsumsi, massa telur yang produksi, produksi telur (%) dan konversi ransum, tetapi hasilnya nyata berpengaruh (P&gt;0,05) terhadap total produksi dan berat telur. Penelitian ini disimpulkan bahwa suplementasi TK (<em>Curcuma domestica</em>) sampai level 2,25% dapat mempertahan konsumsi pakan, produksi massa, produksi telur (%) dan konversi pakan suplementasi ini menurunkan total produksi telur dan meningkatkan berat telur.</p> <p> </p> <p>Kata kunci: Ayam petelur, Tepung kunyit, Performa produksi</p> Septiana Septiana, Desia Kaharuddin, Kususiyah, Kususiyah Kususiyah Copyright (c) 2023 Septiana Septiana, Desia Kaharuddin, Kususiyah, Kususiyah Kususiyah https://ejournal.unib.ac.id/buletin_pt/article/view/29309 Wed, 29 Nov 2023 00:00:00 +0000 Kualitas Fisik Tepung Putih Telur Gagal Tetas dengan Penambahan Ragi Tape https://ejournal.unib.ac.id/buletin_pt/article/view/26926 <p><strong>ABSTRACT</strong></p> <p>The purpose of this study was to evaluate the physical quality of failed hatching egg albumen flour (TPTGT) which has been added with yeast tape with different concentrations. Five treatments and 4 replications were arranged in a randomized block design (RBD). The treatment in this study consisted of TPTGT without the addition of tape yeast (P0) and TPTGT with the addition of tape yeast (0.25%, 0.50%, 0.75%, and 1%) for treatments P1, P2, P3 and P4 respectively. The pH value, yield, water content, and foaming power were observed in this study. Data were statistically analyzed using ANOVA. If the ANOVA has a significant effect then it is continued with Duncan's multiple range test. The results showed that the pH value, yield, water content and foaming percentage of albumen flour for failed hatching eggs had no significant effect (P&gt;0.05) due to the addition of tape yeast at different levels. The range of pH values ​​obtained was 6.93 – 7.43, the yield value was 15.10% - 16.41%, the water content was 12% - 15% and the foaming power was 120% - 140%. The pH value of TPTGT with the addition of up to 1% tape yeast is within the quality value range required by SNI, but the addition of up to 1% tape yeast has not been able to reduce the water content, increase the foaming power and yield of TPTGT.</p> <p>Keywords: egg albumen flour, failed hatching eggs, physical quality, tape yeast.</p> <p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p>Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi kualitas fisik tepung putih telur gagal tetas (TPTGT) dengan penambahan ragi tape. Penelitian terdiri atas 5 perlakuan, masing-masing perlakuan dibagi ke dalam 4 kelompok (RAK) Perlakuan terdiri atas P0 (TPTGT tanpa penambahan ragi tape 0%), P1 (TPTGT dengan penambahan ragi tape 0,25%), P2 (TPTGT dengan penambahan ragi tape 0,50%), P3 (TPTGT dengan penambahan ragi tape 0,75%) dan P4 (TPTGT dengan penambahan tape 1%). Peubah yang diamati adalah pH, rendemen, kadar air, dan daya buih. Data dianalisis menggunakan ANOVA, jika analisis ragam berpengaruh nyata maka dilanjutkan dengan uji jarak berganda Duncan. Hasil penelitian menunjukkan penambahan ragi tape dengan konsentrasi yang berbeda berpengaruh tidak nyata (P&gt;0,05) terhadap nilai pH, rendemen, kadar air dan daya buih tepung putih telur gagal tetas. Kisaran nilai pH yang diperoleh adalah 6,93 – 7,43, nilai rendemen 15,10% - 16,41%, kadar air 12% - 15% dan daya buih 120% - 140%. Nilai pH TPTGT dengan penambahan ragi tape sampai 1% berada dalam kisaran nilai mutu yang disyaratkan SNI, tetapi penambahan ragi tape sampai 1 % belum mampu menurunkan kadar air, meningkatkan daya buih dan rendemen TPTGT.</p> <p>Kata kunci : <em>kualitas fisik, ragi tape, telur gagal tetas, tepung.</em></p> Natasya Fadhila, Metha Monica, Olfa Mega Copyright (c) 2023 Natasya Fadhila, Metha Monica, Olfa Mega https://ejournal.unib.ac.id/buletin_pt/article/view/26926 Wed, 29 Nov 2023 00:00:00 +0000 Deskripsi Manajemen Budidaya Burung Cinta (Love Bird) Sebagai Ternak Potensial https://ejournal.unib.ac.id/buletin_pt/article/view/30906 <p>Love birds are a species of bird which is endemic to the African continent. This study aimed to find out and analyze love bird management methods which are generally carried out by love bird keepers and breeders. The study site was determined purposively in Kepahiang Regency, Bengkulu Province. Field research in the form of interviews using questionnaires were conducted among 15 respondents. Data collection from respondents was carried out using the snowball sampling method. Data were recapitulated and analyzed descriptively. Data shows that all breeders fed white millet (grains) combined with finely chopped vegetables <em>ad libitum</em> with a frequency of once aday (n = 14) and a frequency of 2 times/day (n = 1). As the main feed, millet is given an average of 72.5 g/bird/day. There were 31 cages used for cultivation based on 3 main functions, namely daily maintenance cages, holding cages and matchmaking cages. Based on the type or shape, there were capsule cages (23 units) and plot-shaped cages (8 units). Cage sanitation recorded in the form of cleaning the cage were carried out once aday by 12 breeders (80%) in the morning (07.00 - 08.00 WIB). A total of 2 breeders (13.33%) during the day (11.00-12.00 WIB) and 1 breeder (6.67%) in the afternoon (17.00-18.00 WIB). Researchers noted that there was 1 management activity that is similar as the management activity for birds in general, namely the match making activity. Furthermore, no mastering, sun bathing or shower activities were found. It can be concluded that the main food for lovebirds was grain which is given ad libitum and the birds were kept in cages that are adapted to their function and rearing activities.</p> <p> </p> <p>Keywords: Management, Love Bird, Potential Animal</p> <p><strong> </strong></p> <p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p>Burung cinta merupakan spesies burung yang berhabitat asli di benua Afrika. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui serta menganalisis metode budidaya burung cinta yang secara umum dilakukan oleh peternak dan penangkar burung cinta. Lokasi penelitian ditentukan secara sengaja di Kabupaten Kepahiang Provinsi Bengkulu. Penelitian lapangan berupa wawancara mempergunakan kuisioner dilakukan pada 15 orang responden. Koleksi data dari responden dilakukan dengan metode <em>snowball sampling</em>. Data direkapitulasi dalam bentuk tabel dan dianalisis secara deskriptif. Data menunjukkan bahwa seluruh peternak memberikan pakan milet putih (biji-bijian) dikombinasikan dengan sayuran yang dicacah kecil <em>ad libitum</em> dengan frekuensi pemberian sebanyak 1 kali/hari (n = 14) dan frekuensi 2 kali/hari (n = 1). Sebagai pakan utama, milet diberikan rerata sebanyak 72,5 gr/ekor/hari. Terdapat 31 buah kandang yang dipergunakan untuk budidaya berdasarkan atas 3 fungsi utama yaitu kandang pemeliharaan harian, kandang umbaran dan kandang penjodohan. Berdasarkan jenis atau bentuknya terdapat kandang kapsul (23 buah), dan kandang berbentuk petak (8 buah). Tindakan sanitasi kandang berupa membersihkan kandang dilakukan 1 kali/hari oleh 12 peternak (80%) pada pagi hari (jam 07.00 - 08.00 WIB). Sebanyak 2 peternak (13,33%) pada siang hari (11.00-12.00 WIB) dan 1 peternak (6,67%) pada sore hari ( 17.00-18.00 WIB). Jenis penyakit yang menyerang burung cinta budidaya antara lain penyakit mata (13,33%) dan gangguan pernapasan (6,67%) yang diatasi mempergunakan herbal berupa daun sirih (80%) dan obat Super N (20 %). Peneliti mencatat terdapat 1 aktifitas budidaya yang sama dengan aktifitas budidaya burung peliharaan secara umum yaitu aktifitas penjodohan (<em>match making</em>). Selanjutnya, tidak ditemukan aktifitas budidaya <em>mastering</em>, <em>sun bathing</em> atau <em>shower</em>. Dapat disimpulkan bahwa pakan utama burung cinta adalah biji-bijian yang diberikan <em>ad libitum</em> dan burung dipelihara dalam kandang yang disesuaikan dengan fungsi dan aktifitas pemeliharaannya.</p> <p> </p> <p>Kata kunci: Budidaya, Burung Cinta, Manajemen, Ternak Potensial</p> Heri Dwi Putranto, Ph.D., Dr. Bieng Brata, Dr Nurmeiliasari, Dr Sutriyono, Dr Novitri, dr Yosi Copyright (c) 2023 Heri Dwi Putranto, Ph.D., Dr. Bieng Brata, Dr Nurmeiliasari, Dr Sutriyono, Dr Novitri, dr Yosi https://ejournal.unib.ac.id/buletin_pt/article/view/30906 Wed, 29 Nov 2023 00:00:00 +0000 Pengaruh Penggunaan Pelepah Sawit, Bungkil Inti Sawit, dan Lumpur Minyak Sawit Dalam Pakan terhadap Kecernaan dan Pertambahan Berat Badan Sapi https://ejournal.unib.ac.id/buletin_pt/article/view/30088 <p>The research was conducted to evaluate three different diets, P1 (grass and concentrate non palm oil by-product) representing farmers rearing cattle out of oil palm estate, P2 (grass, chopped palm oil frond, and concentrate based on palm oil by-product) representing farmers rearing cattle on oil palm estate which is grass is still available, and P3 (chopped palm oil frond and concentrate based on palm oil by-product) representing farmers rearing cattle on oil palm estate, grass is absent. The result showed that digestibility coefficient of dry matter of P1, P2, and P3 in respective order were 61.67%, 57.54%, and 50.05%. TDN values of P1, P2, and P3 were 61.04%, 57.58%, and 55.19% respectively. In addition, the average of dry matter intake of P1, P2, and P3 were 3.338 kg/head/day, 1.954 kg/head/day, and 1.310 kg/head/day. The average daily gain of P1, P2, and P3 were 0.46 kg/head/day (P1), 0.17 kg/head/day (P2), and 0.06 kg/head/day respectively. The utilization of feedstuffs from oil palm estate origin needs to be improved, especially on formulation. So that they could be expected to replace grass which is missing as the canopy of oil palm trees covering the land.</p> <p> </p> <p>Keywords: palm kernel cake, palm oil frond, Bali cattle</p> <p><strong> </strong></p> <p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sumber daya yang tersedia diperkebunan dan pabrik pengolahan sawit sebagai pakan untuk produksi ternak sapi. Percobaan ini akan menguji 3 perlakuan pakan yang akan dicobakan pada sapi. Dua belas ekor sapi dibagi menjadi 3 perlakuan, masing-masing terdiri dari 4 ulangan untuk menguji 3 macam <em>diet</em>, yaitu P1 (Rumput+konsentrat), P2 (Rumput+pelepah+konsentrat), dan P3 (pelepah+konsentrat), menggunakan rancangan acak lengkap (RAL). Percobaan dilakukan selama 3 bulan. Peubah yang diamati adalah kandungan gizi dan energi untuk masing-masing perlakuan, rumput, pelepah sawit dan pakan konsentrat, palatabilitas, konsumsi dan kecernaan zat gizi pakan, serta perubahan berat ternak. Rerata koefisien cerna BK pakan P1, P2, dan P3 adalah 61,67%, 57,54%, dan 50,05%. Rerata nilai TDN pakan P1, P2, dan P3 berturut-turut adalah 61,04%, 57,58%, dan 55,19%. Rerata konsumsi bahan kering P1, P2, dan P3 berturut-turut adalah 3,338 kg/ekor/hari, 1,954 kg/ekor/hari, dan 1,310 kg/ekor/hari. Pertambahan berat badan sapi ini tercatat setara dengan 0,46 kg/ekor/hari (P1), 0,17 kg/ekor/hari (P2), dan 0,06 kg/ekor/hari. Penggunaan pakan berbasis kebun sawit dan limbah pabrik pengolahan sawit masih perlu diformulasikan lagi agar dapat memberikan tampilan yang setara dengan penggunaan rumput.</p> <p> </p> <p>Kata kunci: bungkil inti sawit, pelepah sawit, sapi Bali.</p> Hidayat Hidayat, Tris Akbarillah, Jarmuji Jarmuji Copyright (c) 2023 Hidayat Hidayat, Tris Akbarillah, Jarmuji Jarmuji https://ejournal.unib.ac.id/buletin_pt/article/view/30088 Wed, 29 Nov 2023 00:00:00 +0000 Respon Pemberian Pupuk Organik Cair Bonggol Pisang dan Ampas Tahu Terhadap Pertumbuhan Tanaman Rumput Odot (Pennisetum purpureum cv.mott) https://ejournal.unib.ac.id/buletin_pt/article/view/29993 <p>The research aim to see efectiviness of using banana humps POC and tofu cake on the growth of Odot grass. This study implemented Randomized Group Design (RGD) with 5 different treatment, then each treatment was repeated 4 times. These treatment include: P0 (control), P1 (banana humps POC 100 ml), P2 (banana humps POC 200 ml), P3 (tofu cake POC 100 ml), P4 (tofu cake POC 200 ml). The results of this study indicate that the aplication of banana humps POC and tofu cake POC 100 ml and 200 ml has a significant impact (P&lt;0.05) on plant height, number of leaves, number of tillers and plant fresh weight. The conclusion was that optimal development of Odot grass plants was seen in treatments P2 (banana humps POC 200 ml) and P4 (tofu cake POC 200 ml).</p> <p> </p> <p>Keywords: Banana humps, Tofu cake, Odot grass, Growth</p> <p><strong> </strong></p> <p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p>Tujuan penelitian ini yaitu untuk melihat efektivitas penggunaan POC bonggol pisang dan POC ampas tahu terhadap pertumbuhan rumput Odot. Penelitian ini menerapkan RAK (rancangan acak kelompok) dengan 5 perlakuan yang berbeda, kemudian masing-masing perlakuan diulang sebanyak 4 kali. Perlakuan tersebut mencakup: P0 (kontrol), P1 (POC bonggol pisang 100 ml), P2 (POC bonggol pisang 200 ml), P3 (POC ampas tahu 100 ml), P4 (POC ampas tahu 200 ml). Hasil penelitian mengidentifikasi bahwa penggunaan POC bonggol pisang dan POC ampas tahu dengan konsentrasi 100 ml dan 200 ml memiliki dampak yang signifikan (P&lt;0.05) pada tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah anakan dan berat segar tanaman. Kesimpulannya adalah bahwa perkembangan optimal dari tanaman rumput Odot terlihat pada perlakuan P2 (POC bonggol pisang 200 ml) dan P4 (POC ampas tahu 200 ml).</p> <p> </p> <p>Kata kunci: Bonggol pisang, Ampas tahu, Rumput odot, Pertumbuhan</p> Nursani Nursani, Rika Hari Lestari, Reski Amaliah, Sri Arisandi Copyright (c) 2023 Nursani Nursani, Rika Hari Lestari, Reski Amaliah, Sri Arisandi https://ejournal.unib.ac.id/buletin_pt/article/view/29993 Wed, 29 Nov 2023 00:00:00 +0000 Kontaminasi Koliform pada Daging Ayam Broiler di Pasar Tradisional Sentani Kabupaten Jayapura https://ejournal.unib.ac.id/buletin_pt/article/view/26911 <p>The purpose of this study was to evaluate the level of bacterial contamination in broiler meat at the Sentani Jayapura traditional market by testing the total number of coliform bacteria. Sampling was carried out thoroughly among broiler chicken sellers at the Sentani Traditional market in Jayapura. Seven samples were from the Pharra market and three samples from the Lama market, so the total of broiler meat samples was 10 samples. Test result data is presented in the form of an average of contaminated samples, with descriptive analysis of the number of coliforms. The research results showed that the average amount of coliform in the Pharra market was 1.5 x 106 CFU/gram and the Lama market was 2.7 x 102 CFU/gram. It was concluded that traders in the Sentani traditional market, Jayapura Regency, did not apply hygiene measures during the selling process, resulting in chicken meat being contaminated with coliform bacteria.</p> <p> </p> <p>Keywords: Coliform, Broiler Chicken Meat, Traditional Markets</p> <p><strong> </strong></p> <p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p>Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengevaluasi tingkat kontaminasi bakteri pada daging broiler di pasar tradisional Sentani Jayapura dengan menguji jumlah total bakteri koliform. Pengambilan sampel dilakukan secara menyeluruh terhadap penjual ayam broiler di pasar Tradisioanal Sentani Jayapura. Tujuh sampel dari pasar Pharra dan tiga sampel dari pasar Lama, sehingga total sampel daging broiler sebanyak 10 sampel. Data hasil pengujian disajikan dalam bentuk rataan sampel yang terkontaminasi, dengan analisis deskriptif jumlah coliform. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rataan jumlah koliform di pasar Pharra sebesar 1,5 x 10<sup>6</sup> CFU/gram dan pasar Lama sebesar 2,7 x 10<sup>2</sup> CFU/ gram. Disimpulkan bahwa pedagang di pasar tradisional Sentani Kabupaten Jayapura tidak menerapkan tindakan kebersihan pada saat proses penjualan sehingga mengakibatkan daging ayam terkontaminasi bakteri koliform.</p> <p> </p> <p>Kata kunci: Koliform, Daging Broiler, Pasar Tradisional</p> Kornelius Liat Nuhon, Ristasari Sadi, Merpati Merpati, Dortje Janet Kondong Copyright (c) 2023 Kornelius Liat Nuhon, Ristasari Sadi, Merpati Merpati, Dortje Janet Kondong https://ejournal.unib.ac.id/buletin_pt/article/view/26911 Wed, 29 Nov 2023 00:00:00 +0000 Pengaruh Pemberian Sari Biji Mentimun dalam Air Minum terhadap Deposisi Lemak Broiler https://ejournal.unib.ac.id/buletin_pt/article/view/28857 <p>This study aims to evaluate the effect of giving cucumber seed extract to broiler fat deposition. This study used a completely randomized design with 4 treatments and 5 replications. A total of 160 broilers aged 4 days were distributed into 4 treatments, namely drinking water treatment without cucumber seed extract (P0), 30 ml cucumber seed extract/liter drinking water (P1), 40 ml cucumber seed extract/l drinking water (P2) , and 50 ml of seed extract/l drinking water (P3). The results of analysis of variance in administration of cucumber seed extract had a very significant effect (P&lt;0.01) on abdominal fat, total fat, significant effect (P&lt;0.05) on sartorial fat and proventriculus fat, but had no significant effect (P&gt;0, 05) against gizzard fat, heart fat and neck fat. In conclusion, administration of cucumber seed extract reduced the deposition of abdominal fat, sartorial fat, proventriculus fat and total fat in broiler chickens</p> <p> </p> <p>Keywords: Fat deposition, cucumber seed, broiler chickens</p> <p><strong> </strong></p> <p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p>Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh pemberian sari biji mentimun terhadap deposisi lemak broiler. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan 4 perlakuan 5 ulangan. Sebanyak 160 ekor broiler umur 4 hari didistribusikan ke dalam 4 perlakuan, yaitu perlakuan air minum tanpa sari biji mentimun (P0), 30 ml sari biji mentimun/liter air minum (P1), 40 ml sari biji mentimun/l air minum (P2), dan 50 ml sari biji/l air minum (P3). Hasil analisis ragam pada pemberian sari biji mentimun berpengaruh sangat nyata (P&lt;0,01) terhadap lemak abdomen, lemak total, berpengaruh nyata (P&lt;0,05) terhadap lemak sartorial dan lemak proventrikulus, tetapi berpengaruh tidak nyata (P&gt;0,05) terhadap lemak gizzard, lemak jantung dan lemak leher. Pemberian sari biji mentimun menurunkan deposisi lemak abdomen, lemak sartorial, lemak proventrikulus dan lemak total pada ayam broiler.</p> <p> </p> <p>Kata kunci: deposisi lemak, biji mentimun, broiler</p> Shilvani Agnes, Urip Santoso, Warnoto Copyright (c) 2023 Shilvani Agnes, Urip Santoso, Warnoto https://ejournal.unib.ac.id/buletin_pt/article/view/28857 Wed, 29 Nov 2023 00:00:00 +0000 Identifikasi dan Pengolahan Limbah Industri Susu pada Sektor Peternakan https://ejournal.unib.ac.id/buletin_pt/article/view/26554 <p>Milk is a commodity in the livestock subsector that is needed to meet the nutritional needs of the body. Demand for milk also continues to increase every year, but milk production in Indonesia has decreased in recent years, allegedly due to the Covid-19 pandemic. Therefore, the dairy industry in Indonesia continues to be developed by large companies as an effort to increase milk production and to be able to develop the domestic dairy farming sector. The dairy industry, which is run by the livestock sector, not only produces dairy products, but also produces waste in the form of solid and liquid waste. The purpose of this article is to evaluate the waste generated from the dairy industry and the potential it produces as well as ways to properly and properly manage dairy industry waste. Based on the results obtained, it shows that the dairy industry waste can be used as fertilizer and biogas from both solid waste and liquid waste from the dairy industry. Special handling of waste in the dairy processing industry is needed and can be done using traditional methods or mechanical engineering. In addition, the results of handling livestock waste also need to be tested in accordance with the standard quality standards for wastewater according to the Minister of Environment Regulation No. 5 of 2014 which aims to maintain the safety of waste water products and make them safe if they are disposed of into the environment. It can be concluded that dairy industry waste can be processed into economical products.</p> <p> </p> <p>Keywords: dairy waste, dairy industry, sewage treatment, livestock sector</p> <p><strong> </strong></p> <p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p>Susu merupakan komoditas subsektor peternakan yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi bagi tubuh. Permintaan susu juga terus mengalami peningkatan setiap tahunnya, namun produksi susu di Indonesia mengalami penurunan pada beberapa tahun ini diduga akibat pandemi Covid-19. Oleh sebab itu, industri susu di Indonesia terus dikembangkan oleh perusahaan besar sebagai upaya meningkatkan produksi susu serta mampu mengembangkan sektor peternakan sapi perah dalam negeri. Industri susu yang dijalankan oleh sektor peternakan tidak hanya menghasilkan produk susu, namun juga menghasilkan limbah yang berupa limbah padat dan cair. Tujuan dari artikel ini yaitu untuk mengevaluasi limbah yang dihasilkan dari industri susu dan potensi yang dihasilkan serta cara dalam pengelolaan limbah industri susu yang baik dan tepat. Berdasarkan hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa limbah industri susu dapat dijadikan sebagai pupuk dan biogas baik dari limbah padat ataupun limbah cair dari industri susu. Penanganan khusus limbah pada industri pengolahan susu sangat diperlukan dan dapat dilakukan dengan metode tradisional ataupun dengan teknik mesin. Selain itu, hasil dari penanganan limbah ternak juga perlu diuji yang disesuaikan dengan standar baku mutu air limbah menurut Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 5 Tahun 2014 yang bertujuan menjaga keamanan dari hasil air limbah dan dapat aman jika akan dibuang ke lingkungan. Dapat disimpulkan bahwa limbah industri susu dapat diolah menjadi produk yang ekonomis.</p> <p> </p> <p>Kata kunci: limbah susu, industri susu, pengolahan limbah, sektor peternakan</p> Yuni Prasetyani, Suryono Suryono Copyright (c) 2023 Yuni Prasetyani, Suryono Suryonon https://ejournal.unib.ac.id/buletin_pt/article/view/26554 Wed, 29 Nov 2023 00:00:00 +0000 Red Jungle Fowl Offspring Maintenance System And Production In The Community In Bengkulu https://ejournal.unib.ac.id/buletin_pt/article/view/30720 <p>The red junglefowl is a wild fowl and has been tamed and produces offspring, and is kept by the people of Bengkulu. The aim of the research is to identify and evaluate rearing management and production of red jungle fowl offspring in communities in Bengkulu. Research respondents were determined using the snowball sampling method, and fifty respondents were obtained. Data was obtained through observation, discussion and interviews, and filling in prepared forms; namely food management, housing, disease prevention, utilization and production. The results showed that the RJF offspring kept by the community were used for crossbreeding with local chickens (47%), production of chicks (28%), as hunting chickens (62%), and ornamental chickens (82%). Chickens are kept in 4 ways: (1) housed during the day and night, (2) chickens are kept free during the day and housed at night, (3) chickens are kept free at any time, and (4) chicken is placed on a perch. Feed given is commercial feed (BR1), corn, rice, brown rice, bran, crickets and ant eggs. Average egg production is 34 eggs/ hen/year, and chick production is estimated at 27 chicks/hen/year, and population growth is 2.68%/year. In conclusion, the community raising chicken is traditional, the quantity and quality of feed is not sufficient, the cages are very simple, disease prevention and safety protection are inadequate. As a local chicken, the average egg production is high, hatchability and chick production are high, but population development is slow. Poor chick rearing management and the aim of raising RJF offspring cause population development to be slow.</p> <p> </p> <p>Keywords: Community, management and production, rearing, RJF Offspring</p> <p><strong> </strong></p> <p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p>Ayam hutan merah merupakan unggas liar yang telah dijinakkan dan menghasilkan keturunan, serta dipelihara oleh masyarakat Bengkulu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mengevaluasi manajemen pemeliharaan dan produksi peranakan ayam hutan merah yang dipelihara oleh masyarakat Bengkulu. Responden penelitian ditentukan dengan metode snowball sampling, dan diperoleh lima puluh responden. Data diperoleh melalui observasi, diskusi dan wawancara, serta pengisian formulir yang telah disiapkan; meliputi pengelolaan pakan, kandang, pencegahan penyakit, pemanfaatan dan produksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keturunan RJF yang dipelihara masyarakat digunakan untuk kawin silang dengan ayam lokal (47%), produksi anakan (28%), sebagai ayam berburu (62%), dan ayam hias (82%). Ayam dipelihara dengan 4 cara: (1) dikandangkan pada siang dan malam hari, (2) ayam dibebaskan pada siang hari dan dikandangkan malam hari, (3) ayam dibebaskan pada siang dan malamnya, dan (4) ayam ditempatkan pada tenggeran. Pakan yang diberikan adalah pakan komersial (BR1), jagung, beras, beras merah, dedak, jangkrik dan telur semut. Produksi telur rata-rata 34 butir/ekor/tahun, produksi anak ayam diperkirakan 27 ekor/ekor/tahun, dan pertumbuhan populasi 2,68%/tahun. Kesimpulannya, peternakan ayam masyarakat masih bersifat tradisional, kuantitas dan kualitas pakan belum mencukupi, kandang sangat sederhana, pencegahan penyakit dan perlindungan keamanan belum memadai. Sebagai ayam lokal rata-rata produksi telurnya tinggi, daya tetas dan produksi anakannya tinggi, namun perkembangan populasinya lambat. Manajemen pemeliharaan anak ayam yang buruk dan tujuan membesarkan keturunan RJF menyebabkan perkembangan populasi menjadi lambat.</p> <p> </p> <p>Kata kunci: Komunitas, Manajemen dan Produksi, Pemeliharaan, Keturunan ayam hutan merah</p> Sutriyono Sutriyono, Urip Santoso, Heri Dwi Putranto, Dadang Suherman Copyright (c) 2023 Sutriyono Sutriyono, Urip Santoso, Heri Dwi Putranto, Dadang Suherman https://ejournal.unib.ac.id/buletin_pt/article/view/30720 Wed, 29 Nov 2023 00:00:00 +0000 Sifat Fisik dan Organoleptik Bakso Daging Puyuh dengan Penggunaan Jenis Tepung yang Berbeda. https://ejournal.unib.ac.id/buletin_pt/article/view/30627 <p>This study aims to identify the physical and organoleptic characteristics of quail meatballs using various types of flour. The research was conducted in June 2021 with 4 treatments with 3 replications, i.e., meatballs using 20% tapioca flour (PO), 14% tapioca flour + 6% sago flour (P1), 14% tapioca flour + 6% corn flour (P2), 14% tapioca flour + 6% taro flour (P3). The observed variables were pH, moisture content, water binding capacity, emulsion stability, and organoleptic characteristics consisting of color, aroma, taste, texture, chewiness and generally appearance. Physical characteristics data were analyzed by variance (anova) and further test with Duncan's Multiple Range Test (DMRT), organoleptic data were analyzed descriptively. The results showed that the use of various types of flour in quail meatballs had a significant (P&lt;0.05) effect on the pH, moisture content and emulsion stability value, but no significant (P&gt;0.05) effect on the water binding capacity value. Hedonic quality organoleptic characteristics show the use of various types of flour in quail meatballs has an effect on aroma and chewiness, with no effect on color, taste, texture. The hedonic test shows that the use of different types of flour in quail meatballs has an effect on color and general appearance, but not on aroma, taste, texture, chewiness. The conclusion was the use of various types of flour in quail meatballs had an effect on pH value, moisture content, and emulsion stability, with no effect on water binding capacity. The use of 14% tapioca flour and 6% corn flour produced quail meatballs with the highest emulsion stability value and was highly favored by panelists.</p> <p> </p> <p>Keywords: meatballs, physicochemical, organoleptic, quail, flour.</p> <p><strong> </strong></p> <p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p>Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kualitas fisik dan organoleptik bakso daging puyuh yang menggunakan jenis tepung yang berbeda. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni 2021. Penelitian menggunakan 4 perlakuan dengan 3 ulangan, yaitu bakso menggunakan tepung tapioka 20% (PO), tepung tapioka 14% + tepung sagu 6% (P1), tepung tapioka 14% + tepung jagung 6% (P2), tepung tapioka 14% + tepung talas 6% (P3). Variabel yang diamati yaitu pH, kadar air, daya mengikat air, stabilitas emulsi, dan sifat organoleptik berupa warna, aroma, rasa, tekstur, kekenyalan dan penampilan umum. Data sifat fisik dianalisis ragam (anova) dan uji lanjut dengan Duncan's Multiple Range Test (DMRT), data organoleptik dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukan bahwa penggunaan jenis tepung yang berbeda pada bakso daging puyuh berpengaruh nyata (P&lt;0,05) terhadap nilai pH, kadar air dan nilai stabilitas emulsi, tetapi berpengaruh tidak nyata (P&gt;0,05) terhadap nilai daya mengikat air. Sifat organoleptik mutu hedonik menunjukkan penggunaan jenis tepung yang berbeda pada bakso daging puyuh berpengaruh terhadap aroma dan kekenyalan, tetapi tidak pada warna, rasa, tekstur. Uji hedonik menunjukkan penggunaan jenis tepung yang berbeda pada bakso daging puyuh berpengaruh terhadap warna dan penampilan umum, tetapi tidak pada aroma, rasa, tekstur, kekenyalan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penggunaan jenis tepung yang berbeda pada bakso daging puyuh berpengaruh terhadap nilai pH, kadar air, dan stabilitas emulsi, tetapi tidak pada daya mengikat air. Penggunaan tepung tapioka 14% dan tepung jagung 6% menghasilkan bakso daging puyuh dengan nilai stabilitas emulsi paling tinggi dan sangat disukai panelis.</p> <p> </p> <p>Kata kunci: bakso, fisikokimia, organoleptik, puyuh, tepung</p> Risma Dewi Nur Rahayu, Suharyanto, Warnoto, Woki Bilyaro Copyright (c) 2023 Risma Dewi Nur Rahayu, Suharyanto, Warnoto, Woki Bilyaro https://ejournal.unib.ac.id/buletin_pt/article/view/30627 Wed, 29 Nov 2023 00:00:00 +0000 Pengaruh Substitusi Tepung Tapioka dengan Tepung Uwi Ungu terhadap Aktivitas Antioksidan dan Sifat Fisikokimia Bakso Daging Ayam selama Penyimpanan Suhu Dingin https://ejournal.unib.ac.id/buletin_pt/article/view/30647 <p>Meatball is a processed meat product that has a relatively short shelf life (prone to spoilage). One of the causes of spoilage in meatballs is oxidation, especially during storage. Natural antioxidant compounds found in purple sweet potato flour are capable of inhibiting oxidation and improving the physicochemical properties of meatballs. This research aimed to evaluate the influence of substituting tapioca flour with purple sweet potato flour on the antioxidant activity and physicochemical properties of chicken meatballs during refrigerated storage (4°C). The substitution treatments of purple sweet potato flour were 0%, 25%, 50%, and BHT 0.01%, with storage durations of 0, 6, 12, and 18 days. The parameters tested included antioxidant activity (DPPH), pH value, color (L*, a*, and b*), and TBARS value. The results showed that substituting tapioca flour with purple sweet potato flour significantly affected the DPPH value, L*, a*, b*, and TBARS, but did not significantly impact the pH value of the meatballs. Based on the research findings, it can be concluded that substituting tapioca flour with purple sweet potato flour can enhance the antioxidant activity, physicochemical properties, and shelf life of chicken meatballs for up to 18 days at 4°C. Purple sweet potato flour also shows potential to replace the use of synthetic antioxidants (BHT 0.01%) in meatball production.</p> <p> </p> <p>Keywords: antioxidant activity, physicochemical properties, meatballs, purple yam flour.</p> <p><strong> </strong></p> <p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p>Bakso merupakan produk olahan daging yang memilki masa simpan yang relatif singkat (mudah rusak). Kerusakan pada bakso salah satunya akibat oksidasi terutama selama masa penyimpanan. Senyawa antioksidan alami yang dimiliki tepung uwi ungu mampu menghambat oksidasi dan memperbaiki sifat fisikokimia pada bakso. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi pengaruh substitusi tepung tapioka dengan tepung uwi ungu terhadap aktivitas antioksidan dan sifat fisikokimia bakso daging ayam selama penyimpanan suhu dingin (4°C). Perlakuan substitusi tepung uwi ungu yaitu 0%, 25%, 50% dan BHT 0,01% dengan lama penyimpanan 0, 6, 12, dan 18 hari. Parameter yang diuji yaitu aktivitas antioksidan (DPPH), nilai pH, warna (L*, a* dan b*) dan nilai TBARS. Hasil penelitian menunjukkan substitusi tepung tapioka dengan tepung uwi ungu secara signifikan berpengaruh pada nilai DPPH, L*, a*, b* dan TBARS, tetapi tidak memberikan pengaruh signifikan pada nilai pH bakso. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan substitusi tepung tapioka dengan tepung uwi ungu mampu meningkatkan aktivitas antioksidan, sifat fisikokimia dan masa simpan bakso daging ayam hingga 18 hari pada suhu 4°C. Tepung uwi ungu juga berpotensi menggantikan penggunaan antioksidan sintetis (BHT 0,01%) pada pembuatan bakso.</p> <p> </p> <p>Kata kunci: aktivitas antioksidan, sifat fisikokimia, bakso daging ayam, tepung uwi ungu</p> Andi Nurmasytha, Hajrawati Hajrawati, Ratmawati Malaka Copyright (c) 2023 Andi Nurmasytha, Hajrawati Hajrawati, Ratmawati Malaka https://ejournal.unib.ac.id/buletin_pt/article/view/30647 Wed, 29 Nov 2023 00:00:00 +0000