https://ejournal.unib.ac.id/convergence-jep/issue/feed Convergence: The Journal of Economic Development 2024-01-19T11:00:18+00:00 Septriani, S. E., M.Ec.Dev. septriani@unib.ac.id Open Journal Systems <div style="text-align: justify;"> <p>Convergence: The Journal of Economic Development is focused on publishing research articles in the field of economics, both theoretically and empirically covering development economics, macroeconomics, microeconomics, industrial economics, public economics, monetary economics, natural resource economics and regional economics. Convergenge: The Journal of Economic Development published twice a year (June and December) with print ISSN 2721-6330 and online ISSN 2721-625X.</p> </div> https://ejournal.unib.ac.id/convergence-jep/article/view/32478 Dampak Pandemi Covid-19 Terhadap Kinerja Perbankan Syariah Di Indonesia 2024-01-18T06:14:15+00:00 Aan Zulyanto aanzulyanto@umb.ac.id <p><em>The Covid-19 pandemic has put pressure on the economy at large. Not only has the performance of the real sector declined, but also the financial sector. This study aims to see the impact of COVID-19 on the financial performance of Sharia banking in Indonesia through five performance indicators: CAR, NPF, ROA, BOPO, and FDR. The study uses secondary data from 2017-2022 on the three categories of Sharia Banking in Indonesia, including Sharia Commercial Banks (BUS), Sharia Business Units (UUS), and Sharia People's Economic Banks (BPRS). The analytical method used is the paired difference test. The results of the study found that Sharia Commercial Banks (BUS) and BPRS showed better financial performance during the pandemic, where the Capital Adequacy Ratio (CAR) indicator significantly increased and Non-Performing Financing (NPF) significantly decreased. Likewise, the efficiency (BOPO) level is improving at BUS, and the Liquidity (FDR) level at BPRS is improving. Meanwhile, the study did not find significant differences in the financial performance of Sharia Unit Businesses (UUS) for all indicators. These results indicate that the system embedded in Sharia banking is proven to respond better to crises. </em></p> <p><em><strong>Keywords</strong> <strong>:</strong> Financial Performance, Sharia Banking, Covid-19 Pandemic</em></p> <p>Abstrak</p> <p><em>Pandemi Covid-19 telah memberikan tekanan pada perekonomian secara luas. Tidak hanya menurunnya kinerja sektor riil, tetapi juga pada sektor keuangan. Studi ini bertujuan untuk melihat dampak Covid-19 terhadap kinerja keuangan perbankan Syariah di Indonesia melalui lima indikator kinerja yaitu CAR, NPF, ROA, BOPO dan FDR. Studi menggunakan data sekunder dari tahun 2017-2022 pada ketiga kategori perbankan Syariah di Indonesia meliputi Bank Umum Syariah (BUS), Usaha Unit Syariah (UUS) dan Bank Perekonomian Rakyat Syariah (BPRS). Metode analisis yang digunakan adalah uji beda berpasangan. Hasil studi mendapatkan bahwa Bank Umum Syariah (BUS) dan BPRS menunjukkan kinerja keuangan yang semakin baik pada masa Pandemi, dimana Indikator Rasio Kecukupan Modal (CAR) secara signifikan meningkat dan Pembiayaan Bermasalah (NPF) secara signifikan mengalami penurunan. Begitu juga tingkat efisiensi (BOPO) yang semakin baik pada BUS dan tingkat Likuiditas (FDR) pada BPRS yang membaik. Sementara itu, studi tidak menemukan perbedaan signifikan kinerja keuangan Usaha Unit Syariah (UUS) untuk semua indikator. Secara keseluruhan, hasil ini mengindikasikan bahwa sistem yang melekat pada perbankan Syariah terbukti mampu merespon krisis secara lebih baik.</em></p> <p><em><strong>Kata Kunci</strong> : Kinerja Keuangan, Perbankan Syariah, Pandemi Covid-19</em></p> 2023-12-31T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 Aan Zulyanto https://ejournal.unib.ac.id/convergence-jep/article/view/30847 Keparahan Kemiskinan Masyarakat Perdesaan: Perbandingan Antara Masyarakat Nelayan Dan Petani 2024-01-19T11:00:18+00:00 Mochamad Ridwan mridwan@unib.ac.id Waldi Novi Yarsah waldinoviyarsah@fe.unsri.ac.id <p>It is alleged that the severity of poverty between fishing communities and farming communities is different. Therefore, the aim of this research is to compare the factors that differentiate the severity of poverty between fishing communities and farming communities in rural areas. This research took the case of fishing communities from Air Napal Sub District, Bengkulu Utara District, and farming communities from Pondok Kelapa Sub District, Bengkulu Tengah District. Data was collected through interviews, observation, group discussions, and documentation methods. Sampling was carried out using purposive sampling. Data analysis was carried out using quantitative methods and qualitative-descriptive methods. The results of the research show that the level (index) of poverty severity in fishing communities is higher (more severe) than in farming communities. Other findings show that the differences in the severity of poverty between these two communities are quite high due to differences in the quality of capital systems, differences in the quality of efforts (facilities and infrastructure), differences in the quality of product marketing network systems, differences in the quality of related cooperative institutions, differences in the quality of social capital, differences in the quality of roles. relevant government agencies, and differences in weather quality and/or pests.</p> <p><strong>Keywords</strong>: severity of poverty, fishing communities, farming communities</p> <p>Abstrak</p> <p><em>Diduga tingkat keparahan kemiskinan antara masyarakat nelayan dan masyarakat petani berbeda. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk membandingkan faktor-faktor yang membedakan tingkat keparahan kemiskinan antara masyarakat nelayan dan masyarakat petani di daerah pedesaan. Penelitian ini mengambil kasus komunitas nelayan dari Kecamatan Air Napal, Kabupaten Bengkulu Utara, dan komunitas petani dari Kecamatan Pondok Kelapa, Kabupaten Bengkulu Tengah. Data dikumpulkan melalui wawancara, observasi, diskusi kelompok, dan metode dokumentasi. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan purposive sampling. Analisis data dilakukan dengan menggunakan metode kuantitatif dan metode kualitatif-deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat (indeks) keparahan kemiskinan di masyarakat nelayan lebih tinggi (lebih parah) dibandingkan di masyarakat petani. Temuan lain menunjukkan bahwa perbedaan tingkat keparahan kemiskinan antara kedua komunitas ini cukup tinggi karena perbedaan kualitas sistem permodalan, perbedaan kualitas usaha (sarana dan prasarana), perbedaan kualitas sistem jaringan pemasaran produk, perbedaan kualitas lembaga koperasi terkait, perbedaan kualitas modal sosial, perbedaan kualitas peran. instansi pemerintah terkait, dan perbedaan kualitas cuaca dan/atau hama.</em></p> <p><strong><em>Kata kunci</em></strong><em>: Tingkat Keparahan Kemiskinan, Komunitas Nelayan, Komunitas Tani</em></p> 2023-12-31T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2023 Muchamad Ridwan, Waldi Novi Yarsah https://ejournal.unib.ac.id/convergence-jep/article/view/31872 Pengaruh Teknologi Informasi Komunikasi Terhadap PDRB di Pulau Jawa dan Sumatera 2018-2021 2023-12-30T14:49:08+00:00 Melinda Dwi Erda Wilianti melindadwi69@gmail.com I Wayan Suparta iwayansuparta@gmail.com Resha Moniyana Putri reshamoniyanaputri@gmail.com <p><em>This study aims to analyze the effect of Information and Communication Technology on PDRB.The study's constituents comprise IPTIK, PTS (number of cell phone subscribers), IT (telecommunications investment), and TPAK. This study's methodology makes use of panel data regression analysis and OLS (Ordinary Least Square) with cross-sectional data from 16 provinces in Java and Sumatera Island and time series data from 2018 to 2021. The study's findings show that TPAK, IT, PTS, and IPTIK all have an impact on PDRB at the same time. With a coefficient value of -0.007 and a significance value of 0.5309 &gt; 0.05, IPTIK had no discernible impact on PDRB. With a significance value of 0.0000 &lt; 0.05 and a coefficient value of 0.007, PTS has a positive and substantial impact on PDRB. With a coefficient value of 0.2654 and a significance value of 0.0000 &lt; 0.05, IT has a substantial and positive impact on PDRB. With a coefficient value of -0.0065 and a significance value of 0.0000 &lt; 0.05, TPAK has a significant and negative impact on PDRB. With an Adjusted R2 value of 0.9998, it can be concluded that variations in the independent variables account for 99.98 percent of the variation in the PDRB. While other factors can account for the remaining 0.02 percent. </em></p> <p><strong><em>Keywords</em></strong><em> <strong>:</strong> IPTIK, Number of Cell Phone Users, Telecommunication Investment , TPAK , PDRB<sup> </sup></em></p> <p><em>Abstrak</em></p> <p><em>Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Teknologi Informasi dan Komunikasi terhadap PDRB. Konstituen penelitian terdiri dari IPTIK, PTS (jumlah pelanggan telepon seluler), IT (investasi telekomunikasi), dan TPAK. Metodologi penelitian ini menggunakan analisis regresi data panel dan OLS (Ordinary Least Square) dengan data cross-sectional dari 16 provinsi di Pulau Jawa dan Sumatera dan data time series dari tahun 201 8 hingga 2021. Temuan penelitian menunjukkan bahwa TPAK, IT, PTS, dan IPTIK semuanya berdampak pada PDRB pada saat yang bersamaan. Dengan nilai koefisien -0,007 dan nilai signifikansi 0,5309 &gt; 0,05, IPTIK tidak memiliki dampak yang nyata terhadap PDRB. Dengan nilai signifikansi 0,0000 &lt; 0,05 dan nilai koefisien 0,007, PTS berdampak positif dan substansial terhadap PDRB. Dengan nilai koefisien 0,2654 dan nilai signifikansi 0,0000 &lt; 0,05, TI memiliki dampak substansial dan positif terhadap PDRB. Dengan nilai koefisien -0,0065 dan nilai signifikansi 0,0000 &lt; 0,05, TPAK memiliki dampak signifikan dan negatif terhadap PDRB. Dengan nilai R2 Disesuaikan sebesar 0,9998, dapat disimpulkan bahwa variasi variabel independen menyumbang 99,98 persen variasi dalam PDRB. Sedangkan faktor lainnya dapat menjelaskan sisanya sebesar 0,02 persen.</em></p> <p><em>Keywords : IPTIK, Jumlah Pengguna Telepon Seluler, Investasi Telekomunikasi, TPAK, PDRB</em></p> 2023-12-31T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2023 Melinda Dwi Erda Wilianti https://ejournal.unib.ac.id/convergence-jep/article/view/31262 Efektivitas Penerapan Inflation Targeting Framework (ITF) Terhadap Tingkat Inflasi Di Indonesia 2023-12-30T17:10:33+00:00 Risna Amalia Hamzah amaliarisna01@gmail.com Jurni Hayati jurni.hayati@unsil.co.id Novi Mela Yuliani novimelayuliani@unsil.co.id <p><em>Bank Indonesia uses a methodology known as the Inflation Targeting methodology (ITF) when implementing monetary policy. ITF is a framework that combines monetary policy with a goal of achieving future inflation targets that are declared to the public as a means of the central bank's accountability and commitment. The purpose of this study is to examine the efficiency of monetary policy in the use of ITF to control inflation as well as other factors including the money supply, exchange rate, and budget deficit that influence inflation. This analysis utilizes secondary data spanning the years 2005–2022. Multiple regression analysis is employed as the analytical tool. The Ordinary Least Square approach was employed in the analysis using eviews 12 software. In light of data processing, The data processing results indicate that Indonesia's inflation targeting mechanism has performed effectively from 2005 to 2022. Simultaneously, the variables of exchange rate, money supply and budget deficit have a significant effect on inflation in Indonesia.</em></p> <p><strong><em>Keywords</em></strong><em> <strong>:</strong> Inflation, Inflation Targeting Framework, Exchange Rate, JUB, Deficit Budget</em></p> <p><em>Abstrak</em></p> <p><em>Bank Indonesia menggunakan metodologi yang dikenal sebagai Inflation Targeting methodology (ITF) dalam menerapkan kebijakan moneter. ITF merupakan kerangka kerja yang menggabungkan kebijakan moneter dengan tujuan pencapaian sasaran inflasi ke depan yang dicanangkan kepada publik sebagai sarana akuntabilitas dan komitmen bank sentral. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji efisiensi kebijakan moneter dalam penggunaan ITF untuk mengendalikan inflasi serta faktor-faktor lain termasuk jumlah uang beredar, nilai tukar, dan defisit anggaran yang mempengaruhi inflasi. Analisis ini menggunakan data sekunder yang mencakup tahun 2005-2022. Analisis regresi berganda digunakan sebagai alat analisis. Pendekatan Ordinary Least Square digunakan dalam analisis menggunakan perangkat lunak eviews 12. Berdasarkan pengolahan data, hasil pengolahan data menunjukkan bahwa mekanisme penetapan sasaran inflasi Indonesia telah berjalan efektif sejak tahun 2005 hingga 2022. Secara simultan, variabel nilai tukar, jumlah uang beredar dan defisit anggaran berpengaruh signifikan terhadap inflasi di Indonesia.</em></p> <p><em><strong>Kata Kunci</strong> : Inflasi, Inflation Targeting Framework, Kurs, JUB, Defisit Anggaran</em></p> 2023-12-31T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2023 Risna Amalia Hamzah