Convergence: The Journal of Economic Development
https://ejournal.unib.ac.id/convergence-jep
<div style="text-align: justify;"> <p>Convergence: The Journal of Economic Development is focused on publishing research articles in the field of economics, both theoretically and empirically covering development economics, macroeconomics, microeconomics, industrial economics, public economics, monetary economics, natural resource economics and regional economics. Convergenge: The Journal of Economic Development published twice a year (June and December) with print ISSN 2721-6330 and online ISSN 2721-625X.</p> </div>Universitas Bengkuluen-USConvergence: The Journal of Economic Development2721-6330<div style="text-align: justify;"><ul><li>This statement is a commitment from the author, to respect copyright, both in terms of quoting the work of others, as well as in the use of journal content. </li><li>If needed, the author can send a statement of authenticity of the manuscript. With the receipt of an article by the Editor of Convergence: The Journal of Economic Development, the article submitted has the copyright held by Convergence: The Journal of Economic Development Convergence: </li><li>The Journal of Economic Development has the right to reproduce and distribute articles that have been published in journals. </li><li>The author is not permitted to publish the same article that has been published in this journal.</li></ul></div>Pengaruh Pengeluaran Konsumsi Pemerintah Dan Pengeluaran Investasi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Indonesia
https://ejournal.unib.ac.id/convergence-jep/article/view/35200
<p><em>Economic growth depends on the amount of public consumption expenditure, government consumption expenditure, investment spending, and the value of net exports. The trend of economic growth in Indonesia during the 2011-2023 period declined, even in 2020 it experienced a drastic decline to minus 2.07 percent because of Covid-19 Pandemic. To increase Indonesia's economic growth, the government has implemented policies that can encourage an increase in household consumption spending by allocating funds for social protection and government consumption spending by increasing funds for spending on ministries/agencies. This study aims to analyze the effect of government consumption spending and investment spending on economic growth in Indonesia. The analytical method used in this study is multiple linear regression analysis and the data used is time series data for the years 2011-2023. Based on the results of the study,</em> <em>p</em><em>artially, the variable of government consumption expenditure (NPPKP) has no effect on economic growth in Indonesia, while investment expenditure (NPPM) has a positive and significant effect on economic growth in Indonesia. Then simultaneously, the government consumption expenditure variable (NPPKP) and the investment expenditure variable (NPPM) have a significant effect on economic growth in Indonesia. </em><em>Based on t</em><em>he determination coefficient test yields an adjusted R-square value of 0.67, indicating that the variables can account for approximately 67 percent and 33 percent of the economic growth variable, respectively, through other variables not included in the analysis. </em></p> <p><strong><em>Keywords: </em></strong><em>Economic Growth, Government Consumption Expenditure, Investment Expenditure</em></p> <p><strong>Abstrak</strong></p> <p><em>Pertumbuhan ekonomi bergantung pada besaran belanja konsumsi publik, belanja konsumsi pemerintah, belanja investasi, dan nilai ekspor bersih. Tren pertumbuhan ekonomi Indonesia selama periode 2011-2023 menurun, bahkan pada tahun 2020 mengalami penurunan drastis menjadi minus 2,07 persen karena Pandemi Covid-19. Untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia, pemerintah telah menerapkan kebijakan yang dapat mendorong peningkatan belanja konsumsi rumah tangga dengan mengalokasikan dana untuk perlindungan sosial dan belanja konsumsi pemerintah dengan meningkatkan dana untuk belanja kementerian/lembaga. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh belanja konsumsi pemerintah dan belanja investasi terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda dan data yang digunakan adalah data deret waktu tahun 2011-2023. Berdasarkan hasil penelitian, secara parsial Belanja Pemerintah (NPPKP) tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia, sedangkan belanja investasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi, kemudian secara simultan variabel pengeluaran konsumsi pemerintah (NPPKP) dan variabel pengeluaran investasi (NPPM) berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Berdasarkan uji koefisien determinasi diperoleh nilai Adjusted R-square sebesar 0,67, yang menunjukkan bahwa variabel pengeluaran konsumsi pemerintah (NPPKP) dan variabel pengeluaran investasi (NPPM) mampu menjelaskan variabel pertumbuhan ekonomi sekitar 67 persen dan 33 persen dijelaskan oleh variabel lain diluar model. </em></p> <p><strong><em>Kata Kunci:</em></strong><em> Pertumbuhan Ekonomi, Belanja Konsumsi Pemerintah, Belanja Investasi</em></p>Jurni HayatiAsep Yusup HanapiaRifky Wahyu Ramadhan
Copyright (c) 2024 Jurni Hayati, Asep Yusup Hanapia, Rifky Wahyu Ramadhan
https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
2024-06-302024-06-3011510.33369/convergencejep.v6i1.35200Analysis of Factors Affecting Poverty in Indonesia 2017-2022
https://ejournal.unib.ac.id/convergence-jep/article/view/32904
<p><em>One of the indicators of the success of development is the level of poverty. This study aims to determine the effect of Economic Growth, Open Unemployment Rate, Inflation, Human Development Index, and Domestic Investment on the poverty rate in 34 Provinces in Indonesia in 2017-2022. Data were obtained from the official website of Statistics Indonesia. This study used a quantitative method and data analysis used pane data regression with the selected mode Fix Effect Mode (FEM) with the help of Eviews9 software. The results showed that simultaneously economic growth, open unemployment rate, inflation, human development index, and domestic investment influence poverty levels in 34 provinces in Indonesia. Meanwhile, partially, Economic Growth, Open Unemployment Rate, Inflation, and Human Development Index significantly reduced poverty levels, while Domestic Investment did not significantly reduce poverty levels. For that reason, in order to reduce poverty levels in Indonesia, governments can focus on boosting economic growth and the human development index, job creation and suppressing inflation. The absorption of labor in the labor market will provide wages and increase income to meet daily needs which then reduce the poverty level. The decrease in inflation can increase people's purchasing power because people have adequate financial capacity to consume and meet their daily needs. The increase in the human development index will increase productivity, output, and remuneration for a company.</em></p> <p><strong><em>Keywords</em></strong><em> <strong>:</strong> Poverty, Economic Growth, Open Unemployment Rate , Inflation , Human Development Index, Domestic Investment.</em></p> <p><strong><em>Abstrak</em></strong></p> <p><em>Salah satu indikator keberhasilan pembangunan adalah tingkat kemiskinan. Studi ini bertujuan untuk menentukan pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Tingkat Pengangguran Terbuka, Inflasi, Indeks Pembangunan Manusia dan Investasi Dalam Negeri pada tingkat kemiskinan di 34 Provinsi di Indonesia pada 2017-2022. Data tersebut diperoleh dari situs resmi Statistics Indonesia. Studi ini menggunakan metode kuantitatif dan analisis data menggunakan regresi data panel dengan mode Fix Effect Mode (FEM) yang dipilih dengan bantuan perangkat lunak Eviews9. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi, tingkat pengangguran terbuka, inflasi, indeks perkembangan manusia, dan investasi domestik secara simultan mempengaruhi tingkat kemiskinan di 34 provinsi di Indonesia. Sementara itu, sebagian, Pertumbuhan Ekonomi, Tingkat Pengangguran Terbuka, Inflasi, dan Indeks Pembangunan Manusia secara signifikan mengurangi tingkat kemiskinan, sementara Investasi Domestik tidak secara substansial mengurangi tingkat Kemiskinan. Oleh karena itu, untuk mengurangi tingkat kemiskinan di Indonesia, pemerintah dapat fokus pada mendorong pertumbuhan ekonomi dan indeks pengembangan manusia, menciptakan pekerjaan dan menekan inflasi. Penyerapan tenaga kerja di pasar tenaga kerja akan memberikan upah dan meningkatkan pendapatan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari yang kemudian mengurangi tingkat kemiskinan. Penurunan inflasi dapat meningkatkan daya beli orang karena orang memiliki kapasitas keuangan yang memadai untuk mengkonsumsi dan memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka. Peningkatan indeks pengembangan manusia akan meningkatkan produktivitas, output, dan remunerasi untuk sebuah perusahaan.</em></p> <p><em><strong>Kata kunci</strong> : Kemiskinan, Pertumbuhan Ekonomi, Tingkat Pengangguran Terbuka, Inflasi, Manusia Indeks Pembangunan, Investasi domestik. </em></p>Ratna Sari Dewi Banjar NahorEka Dewi Anggraini
Copyright (c) 2024 Ratna Sari Dewi Banjar Nahor, Eka Dewi Anggraini
https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
2024-06-302024-06-30163310.33369/convergencejep.v6i1.32904Analisis Pengaruh Kesenjangan Infrastruktur Terhadap Perkembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Di Indonesia
https://ejournal.unib.ac.id/convergence-jep/article/view/33160
<p><em>Special Economic Zones (SEZ) is an area with certain limitations that has geoeconomic and geostrategic advantages. The regions that are incorporated into SEZ are given special facilities and incentives as an investment attraction so that many companies are involved in it. These special facilities and incentives include tax allowance, tax holiday, exemption from customs duties and taxes, facilitation of goods traffic and others. However, not all SEZ work. There are SEZ's in trouble so there's one SEZ that needs to be revoked and warned. This indicates that the SEZ does not have a comprehensive preparation especially infrastructure so that investors are not interested in investing. The aim of this study is to analyse the impact of infrastructure gaps represented by basic infrastructure, connectivity and fiscal stimulus on the development of the Special Economic Zone in Indonesia. The research method is panel data regression with cross section data amounting to 19 SEZ and time series over 7 years. The results of the research showed that the basic infrastructure consisting of electricity, clean water and long roads did not have a significant impact on the development of the Special Economic Zones (SEZ) in Indonesia. Meanwhile, connectivity that consisted of access to ports had a significant influence on the growth of the SEZ in Indonesia while access to airports had no significant impact.</em></p> <p><strong><em>Keywords</em></strong><em> <strong>:</strong> Infrastructure gaps, Basic Infrastructure, Connectivity, Fiscal Stimulus, SEZ</em></p> <p><strong><em>Abstrak</em></strong></p> <p><em>Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) merupakan sebuah kawasan dengan batasan tertentu yang memiliki keunggulan geoekonomi dan geostrategi. Daerah yang tergabung dalam KEK diberikan fasilitas dan insentif khusus sebagai daya tarik investasi agar banyak perusahaan yang terlibat didalamnya. Fasilitas dan insentif khusus tersebut antara lain tax allowance, tax holiday, pembebasan bea masuk dan cukai, kemudahan lalu lintas barang dan lain-lain. Namun demikian, tidak semua KEK berhasil. Terdapat KEK yang mengalami masalah sehingga ada satu KEK yang harus dicabut statusnya dan diperingatkan. Hal ini mengindikasikan bahwa KEK tersebut tidak memiliki kesiapan yang komprehensif terutama infrastruktur sehingga investor tidak tertarik berinvestasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh kesenjangan infrastruktur yang direpresentasikan oleh infrastruktur dasar, konektivitas dan stimulus fiskal terhadap perkembangan Kawasan Ekonomi Khusus di Indonesia. Metode penelitian ialah regresi data panel dengan data cross section yang berjumlah 19 KEK dan time series selama 7 tahun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa </em><em>infrastruktur dasar yang terdiri atas listrik, pemakaian air bersih dan panjang jalan tidak berpengaruh signifikan terhadap perkembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Indonesia. Sementara itu, konektivitas yang terdiri atas akses ke pelabuhan berpengaruh signifikan terhadap perkembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Indonesia sedangkan akses ke bandara tidak berpengaruh signifikan. Kemudian stimulus fiskal berpengaruh signifikan terhadap perkembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Indonesia.</em></p> <p><strong><em>Kata Kunci : </em></strong><em>Kesenjangan Infrastruktur, Infrastruktur Dasar, Konektivitas, Stimulus Fiskal, KEK</em></p>Atika FatimahNur Puji Rahayu
Copyright (c) 2024 Atika Fatimah, Nur Puji Rahayu
https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
2024-06-302024-06-30344910.33369/convergencejep.v6i1.33160Strategi Pengembangan Umkm Kota Bengkulu Di Era Ekonomi Digital
https://ejournal.unib.ac.id/convergence-jep/article/view/35227
<p><em>The purpose of this research was to determine Bengkulu MSEs strategy in digital economy era. The most of MSEs were conventional management. Its due to not only the millennial businessmen, but the most of them is from the baby boomer generation. The use of technology has not yet become a culture, so the challenge more difficult with millennial consumers and more competitive with millennial businessman. The result from SWOT analysis is the weakness more than the strenghts and the opportunities has more than the threats. The strategy to develop MSEs is stability strategy (turn around). The strategies are: easier access to financial institution (bank), increasing socialization and simplification of lending requirements, conduct training of tehnology, digital payment system and e-commerce, provide assistance in administrative completeness, implementation of promotion events regularly. </em></p> <p><strong><em>Keywords</em></strong><em> <strong>:</strong> Micro Small Enterprises, Strategy, Digital Economy</em></p> <p><strong>Abstrak</strong></p> <p><em>Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan strategi Bengkulu SME di era ekonomi digital. Sebagian besar SME adalah manajemen konvensional. Hal ini disebabkan tidak hanya oleh para pengusaha milenial, tetapi sebagian besar dari mereka berasal dari generasi baby boomer. Penggunaan teknologi belum menjadi budaya, sehingga tantangan lebih sulit dengan konsumen milenial dan lebih kompetitif dengan pengusaha millenial. Hasil dari analisis SWOT adalah kelemahan lebih dari kekuatan dan peluang lebih dari ancaman. Strategi untuk mengembangkan SME adalah strategi stabilitas (turn around). Strategi-strategi tersebut adalah: memfasilitasi akses ke lembaga keuangan (bank), meningkatkan sosialisasi dan menyederhanakan persyaratan pinjaman, melakukan pelatihan teknologi, sistem pembayaran digital dan e-commerce, memberikan bantuan dalam kelengkapan administrasi, implementasi acara promosi secara teratur. </em></p> <p><strong><em>Kata Kunci</em></strong><em> <strong>:</strong> Micro Small Enterprises, Strategi, Ekonomi Digital</em></p>Bertha Iin Esti IndraswantiSunoto Sunoto
Copyright (c) 2024 Bertha Iin Esti Indraswanti, Sunoto Sunoto
https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
2024-06-302024-06-30506910.33369/convergencejep.v6i1.35227