Main Article Content
Abstract
Keywords
Article Details
Copyright (c) 2021 Vina Syafrudin, Lismawati Lismawati, Nila Aprila

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
References
- Afuan, P. F. (2015). Pengaruh faktor indivindual dan faktor situasional terhadap niat melakukan whistleblowing. Accounting
- and Bussiness Information Journal, Vol. 12
- Aliyah, S. (2015). Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi minat pegawai dalam melakukan tindakan whistleblowing.
- Jurnal Dinamika Ekonomi& Bisnis. Vol. 12 No. 2 (10), 173-189
- Ajzen, I. dan Fishbein M.. (1980). Predicting and changing behavior: the reasoned action approach. New York:
- Psychology Press
- Ahyaruddin, M. dan Asnawi M. (2017). Pengaruh moral reasoning dan ethical environment terhadap kecenderungan untuk
- melakukan whistleblowing. Jurnal Akuntansi dan Ekonomika. Vol. 7, 1-17
- Astuti, N. K dan Wuryan A. (2016). Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi minat Pegawai Negeri Sipil untuk melakukan
- tindakan whistleblowing (studi pada PNS Badan Pemeriksa Keuangan Perwakilan Propinsi Jawa Timur di
- Surabaya). Jurnal Ilmiah Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya.
- Bagustianto, R. dan Nurkholis. (2015). Faktor-faktor yang mempengaruhi minat Pegawai Negeri Sipil (PNS) untuk
- melakukan tindakan whistleblowing (studi kasus pada PNS BPK RI). Jurnal Ilmiah Mahasiswa FEB Universitas
- Brawijaya, Vol. 3 No. 1
- Brown, A. J. (2008). Whistleblowing in the Australian public sector : Enchacing the theory and practice of internal witness
- management in public sector organitations. Australia: ANU Press
- Chaplin, C.P (1995). Kamus lengkap psikologi. Penerjemah: Kartini Kartono. Jakarta: Rajawali Pers
- Christie, R. dan Geiz F. L. (1970). Studies in machiavellianism. New York. NY: Academic Press
- Dalton, D. dan Robin R. Radtke. (2012). The Joint Effects of Machiavelliansm and Ethical Environment on Whistle-blowing.
- Spriager. Science + Bussines Media Dordrecht
- Dasgupta, S. dan A. Kesharwani. (2010). Whistleblowing: A survey of literature. The IUP Journal of Corporate
- Governance, 9 (4), 57-70.
- Elias, R. Z. (2008). Auditing students’ professional commitment and anticipatory socialization and their relationship to
- whistleblowing. Managerial Auditing Journal, 23 (3), 283–294.
- Fahlevi, A., Carolina A. dan Kusufi, M. S. (2017). Pengaruh sifat machiavellian, self efficiency, personal cost dan komitmen
- profesional terhadap intensi whistleblowing. Portal Akademik Universitas Trunojoyo Madura
- Ghozali, I. (2013). Aplikasi analisis multivariate dengan program IBM SPSS 21. Semarang: Badan Penerbit Universitas
- Diponegoro
- Goleman, D. (2007). Social intelligence; Ilmu baru tentang hubungan antar manusia. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama
- Halim, A. dan Kusufi M. (2014). Akuntansi sektor publik. Jakarta: Salemba Empat
- Hanif, R. A dan Odiatma F. (2017). Pengaruh personal cost reporting, status wrong doing dan tingkat keseriusan kesalahan
- terhadap whistleblowing intention. Jurnal Akuntansi Keuangan dan Bisnis Vol.
- No. 1, 11-20
- Hidayati, T. H. (2016). Pengaruh komitmen profesi dan self efficacy terhadap niat untuk melakukan whistleblowing. Jurnal
- Nominal, 5(1), 97-108
- Indriantoro, N. dan Supomo, B. (2014). Metodologi penelitian bisnis untuk akuntansi dan manajemen. Yogyakarta: BPFE
- Jogiyanto. (2007). Sistem informasi keperilakuan. Yogyakarta: Andi Offset
- Keraf, A. S. (1998). Etika bisnis, tuntutan dan relevansinya. Jakata: Kanisius
- KNKG. (2008). Pedoman sistem pelaporan pelanggaran (whistleblowing system- WBS). Jakarta: Komite Nasional Kebijakan
- Governance
- Kreshastuti, D. K. (2014). Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi. intensi auditor untuk melakukan tindakan whistleblowing
- (studi pada KAP Semarang), Jurnal Universitas Diponegoro Semarang, Vol 3, No. 2, 1-15
- Luthans, F. (2002). Organizational behavior. New York. NY: Warner Book.
- Magnus, J. R dan C. Viswesvaran. (2005). Whistleblowing in organiztion: An examination of correlates of whistleblowing
- intentions, actions, and retaliation. Springer. Journal of Bussiness Ethics, Vol. 62, Issue 3, pp. 277-297
- Miceli, M. dan Janet P. Near. (1984). Organizational Dissidence: The Case of Whistle-Blowing. Springer. Journal of Business
- Ethics, Vol. 4, No. 1, pp. 1-16
- Mowday, R., T. (1982). Employe organization linkages: The pyschology of commitmen abstein and turn over. Academin, inc,
- London
- Naomi, S. (2015). Penerapan whistleblowing system dan dampaknya terhadap fraud. Journal of Universitas Lampung.
- Nasution, T. A. (2016) Pengaruh saluran pelaporan pelanggaran dan personal cost terhadap minat untuk melaporkan kecurangan
- pada pengadaan barang/ jasa pemerintah. Simposium National XIX, Lampung
- National Bussiness Ethics Survey. (2007). Ethics resource center. United States of Amerika: Fifth in a longitudinal study of U.S
- workplace.
- Noor, J. (2011). Metodologi penelitian. Jakarta: Kencana Prenada Media Group
- Nugraha, T. (2017). Pengaruh komitmen profesional, lingkungan etika, sifat machiavellian, dan personal cost terhadap intensi
- whistleblowing dengan retalisasi sebagai variabel moderating (studi empiris pada perusahaan perbankan yang berada di
- kota Pekanbaru). JOF Fakultas Ekonomi, Vol. 4 (2), 2030-2044
- Perraturan Pemerintah Nomor 56 tahun 2005 tentang Sistem Informasi Keuangan Daerah
- Peraturan Menteri Keuangan Nomor 103/PMK/09/2010 tentang Whistleblowing System
- Purnamasari, D., Purnamasri P. dan Gunawan H. (2016). Pengaruh sensitivitas etis, professional identity,
- dan locus of control terhadap whistleblowing intention. Proceedings Akuntansi, 2(2), 955–963
- Purnamasari, A dan A Chrismastuti. (2006). Pengaruh sifat machiavellian dan perkembangan moral terhadap perilaku
- disfungsional. Simposium Nasional Akuntansi VII. IAI AKPd
- Purwantini, A., Mariya F. dan Fritztina A.. (2017). Analisis determinal internal whistleblowing (studi pada industri
- di Magelang). URECOL University Research Colloquium, Universitas Muhammadiyah Magelang, ISSN 2407-9189
- Riandi, Giovanni. (2017). Pengaruh sifat machiavellian, lingkungan etika dan personal cost terhadap intensi melakukan
- whistleblowing (studi empiris pada Bank BRI Provinsi Riau). JOM Fekom Universitas Riau Vol. 4 No. 1, 2538-2550
- Rothschild, J dan Miethe, T. D. (1999). Whistleblower disclosurer and managemen retalitation. Work and
- Occupations Vol. 26; 107-128
- Sagara, Y. (2013). Profesionalisme internal auditor dan intensi melakukan whistleblowing. Jurnal Liquidity, 2(1), 34-44.
- Schultz, Jr., Joseph J., J., Douglas A., Morris., Deigan dan Drynes, and Sverre. (1993). An investigation of the reporting of
- questionable acts in an international setting. Journal of Accounting Research, Vol. 31, Studies on International
- Accounting (1993), pp. 75-103
- Semendawai, A. H. (2011). Memahami whistleblower. Jakarta: Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK).
- Sugiyono. (2013).
- Metode Penelitian. Badung: CV Alfabeta Sugiyono. (2014).
- Metode Penelitian. Badung: CV Alfabeta Sugiyono. (2016).
- Metode Penelitian. Badung: CV Alfabeta
- Suryono, E dan Chariri A. (2016). Sikap, norma subjektif, dan intensi Pegawai Negeri Sipil untuk mengadukan pelanggaran
- (whistleblowing). Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Vol. 13 Nomor 1, Juni 2016
- Suzila, S. (2018). Pengaruh sifat machiavellian dan lingkungan etika terhadap niat untuk melakukan whistleblowing (studi
- eksperimentasi pada SKPD di Lbuk Sikaping Kabupaten Pasaman). Jurnal Akuntansi Universitas Padang, Vol. 6,
- Nomor 3 September 2018.
- UU No. 13 Tahun 2006 tentang Perlindungan Saksi dan Korban.
- UU No. 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
- Zhuang, J. (2003). Whistleblowing & peer reporting: a cross-cultural comparison of Canadians and Chinese. Tesis Magister
- Sains, Canada: University of Lethbridge.
References
Afuan, P. F. (2015). Pengaruh faktor indivindual dan faktor situasional terhadap niat melakukan whistleblowing. Accounting
and Bussiness Information Journal, Vol. 12
Aliyah, S. (2015). Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi minat pegawai dalam melakukan tindakan whistleblowing.
Jurnal Dinamika Ekonomi& Bisnis. Vol. 12 No. 2 (10), 173-189
Ajzen, I. dan Fishbein M.. (1980). Predicting and changing behavior: the reasoned action approach. New York:
Psychology Press
Ahyaruddin, M. dan Asnawi M. (2017). Pengaruh moral reasoning dan ethical environment terhadap kecenderungan untuk
melakukan whistleblowing. Jurnal Akuntansi dan Ekonomika. Vol. 7, 1-17
Astuti, N. K dan Wuryan A. (2016). Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi minat Pegawai Negeri Sipil untuk melakukan
tindakan whistleblowing (studi pada PNS Badan Pemeriksa Keuangan Perwakilan Propinsi Jawa Timur di
Surabaya). Jurnal Ilmiah Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya.
Bagustianto, R. dan Nurkholis. (2015). Faktor-faktor yang mempengaruhi minat Pegawai Negeri Sipil (PNS) untuk
melakukan tindakan whistleblowing (studi kasus pada PNS BPK RI). Jurnal Ilmiah Mahasiswa FEB Universitas
Brawijaya, Vol. 3 No. 1
Brown, A. J. (2008). Whistleblowing in the Australian public sector : Enchacing the theory and practice of internal witness
management in public sector organitations. Australia: ANU Press
Chaplin, C.P (1995). Kamus lengkap psikologi. Penerjemah: Kartini Kartono. Jakarta: Rajawali Pers
Christie, R. dan Geiz F. L. (1970). Studies in machiavellianism. New York. NY: Academic Press
Dalton, D. dan Robin R. Radtke. (2012). The Joint Effects of Machiavelliansm and Ethical Environment on Whistle-blowing.
Spriager. Science + Bussines Media Dordrecht
Dasgupta, S. dan A. Kesharwani. (2010). Whistleblowing: A survey of literature. The IUP Journal of Corporate
Governance, 9 (4), 57-70.
Elias, R. Z. (2008). Auditing students’ professional commitment and anticipatory socialization and their relationship to
whistleblowing. Managerial Auditing Journal, 23 (3), 283–294.
Fahlevi, A., Carolina A. dan Kusufi, M. S. (2017). Pengaruh sifat machiavellian, self efficiency, personal cost dan komitmen
profesional terhadap intensi whistleblowing. Portal Akademik Universitas Trunojoyo Madura
Ghozali, I. (2013). Aplikasi analisis multivariate dengan program IBM SPSS 21. Semarang: Badan Penerbit Universitas
Diponegoro
Goleman, D. (2007). Social intelligence; Ilmu baru tentang hubungan antar manusia. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama
Halim, A. dan Kusufi M. (2014). Akuntansi sektor publik. Jakarta: Salemba Empat
Hanif, R. A dan Odiatma F. (2017). Pengaruh personal cost reporting, status wrong doing dan tingkat keseriusan kesalahan
terhadap whistleblowing intention. Jurnal Akuntansi Keuangan dan Bisnis Vol.
No. 1, 11-20
Hidayati, T. H. (2016). Pengaruh komitmen profesi dan self efficacy terhadap niat untuk melakukan whistleblowing. Jurnal
Nominal, 5(1), 97-108
Indriantoro, N. dan Supomo, B. (2014). Metodologi penelitian bisnis untuk akuntansi dan manajemen. Yogyakarta: BPFE
Jogiyanto. (2007). Sistem informasi keperilakuan. Yogyakarta: Andi Offset
Keraf, A. S. (1998). Etika bisnis, tuntutan dan relevansinya. Jakata: Kanisius
KNKG. (2008). Pedoman sistem pelaporan pelanggaran (whistleblowing system- WBS). Jakarta: Komite Nasional Kebijakan
Governance
Kreshastuti, D. K. (2014). Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi. intensi auditor untuk melakukan tindakan whistleblowing
(studi pada KAP Semarang), Jurnal Universitas Diponegoro Semarang, Vol 3, No. 2, 1-15
Luthans, F. (2002). Organizational behavior. New York. NY: Warner Book.
Magnus, J. R dan C. Viswesvaran. (2005). Whistleblowing in organiztion: An examination of correlates of whistleblowing
intentions, actions, and retaliation. Springer. Journal of Bussiness Ethics, Vol. 62, Issue 3, pp. 277-297
Miceli, M. dan Janet P. Near. (1984). Organizational Dissidence: The Case of Whistle-Blowing. Springer. Journal of Business
Ethics, Vol. 4, No. 1, pp. 1-16
Mowday, R., T. (1982). Employe organization linkages: The pyschology of commitmen abstein and turn over. Academin, inc,
London
Naomi, S. (2015). Penerapan whistleblowing system dan dampaknya terhadap fraud. Journal of Universitas Lampung.
Nasution, T. A. (2016) Pengaruh saluran pelaporan pelanggaran dan personal cost terhadap minat untuk melaporkan kecurangan
pada pengadaan barang/ jasa pemerintah. Simposium National XIX, Lampung
National Bussiness Ethics Survey. (2007). Ethics resource center. United States of Amerika: Fifth in a longitudinal study of U.S
workplace.
Noor, J. (2011). Metodologi penelitian. Jakarta: Kencana Prenada Media Group
Nugraha, T. (2017). Pengaruh komitmen profesional, lingkungan etika, sifat machiavellian, dan personal cost terhadap intensi
whistleblowing dengan retalisasi sebagai variabel moderating (studi empiris pada perusahaan perbankan yang berada di
kota Pekanbaru). JOF Fakultas Ekonomi, Vol. 4 (2), 2030-2044
Perraturan Pemerintah Nomor 56 tahun 2005 tentang Sistem Informasi Keuangan Daerah
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 103/PMK/09/2010 tentang Whistleblowing System
Purnamasari, D., Purnamasri P. dan Gunawan H. (2016). Pengaruh sensitivitas etis, professional identity,
dan locus of control terhadap whistleblowing intention. Proceedings Akuntansi, 2(2), 955–963
Purnamasari, A dan A Chrismastuti. (2006). Pengaruh sifat machiavellian dan perkembangan moral terhadap perilaku
disfungsional. Simposium Nasional Akuntansi VII. IAI AKPd
Purwantini, A., Mariya F. dan Fritztina A.. (2017). Analisis determinal internal whistleblowing (studi pada industri
di Magelang). URECOL University Research Colloquium, Universitas Muhammadiyah Magelang, ISSN 2407-9189
Riandi, Giovanni. (2017). Pengaruh sifat machiavellian, lingkungan etika dan personal cost terhadap intensi melakukan
whistleblowing (studi empiris pada Bank BRI Provinsi Riau). JOM Fekom Universitas Riau Vol. 4 No. 1, 2538-2550
Rothschild, J dan Miethe, T. D. (1999). Whistleblower disclosurer and managemen retalitation. Work and
Occupations Vol. 26; 107-128
Sagara, Y. (2013). Profesionalisme internal auditor dan intensi melakukan whistleblowing. Jurnal Liquidity, 2(1), 34-44.
Schultz, Jr., Joseph J., J., Douglas A., Morris., Deigan dan Drynes, and Sverre. (1993). An investigation of the reporting of
questionable acts in an international setting. Journal of Accounting Research, Vol. 31, Studies on International
Accounting (1993), pp. 75-103
Semendawai, A. H. (2011). Memahami whistleblower. Jakarta: Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK).
Sugiyono. (2013).
Metode Penelitian. Badung: CV Alfabeta Sugiyono. (2014).
Metode Penelitian. Badung: CV Alfabeta Sugiyono. (2016).
Metode Penelitian. Badung: CV Alfabeta
Suryono, E dan Chariri A. (2016). Sikap, norma subjektif, dan intensi Pegawai Negeri Sipil untuk mengadukan pelanggaran
(whistleblowing). Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Vol. 13 Nomor 1, Juni 2016
Suzila, S. (2018). Pengaruh sifat machiavellian dan lingkungan etika terhadap niat untuk melakukan whistleblowing (studi
eksperimentasi pada SKPD di Lbuk Sikaping Kabupaten Pasaman). Jurnal Akuntansi Universitas Padang, Vol. 6,
Nomor 3 September 2018.
UU No. 13 Tahun 2006 tentang Perlindungan Saksi dan Korban.
UU No. 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
Zhuang, J. (2003). Whistleblowing & peer reporting: a cross-cultural comparison of Canadians and Chinese. Tesis Magister
Sains, Canada: University of Lethbridge.