Main Article Content

Abstract

This study aims to determine the effect of Machiavellian, Personal Cost, and Professional Commitment to whistleblowing intention on financial and budget managers in Ministry of Law and Human Right Region of Sumatera. This study used a sample of 103 respondents. The results showed that the nature of Machiavellian affects the intention to do whistleblowing. For the Personal Cost variable the results of the study indicate that the Personal Cost also influences the intention to do whistleblowing and the Professional Commitment variable also influences the intention to do whistleblowing.

Keywords

Machiavellian Personal Cost and Professional Commitment

Article Details

How to Cite
Syafrudin, V., Lismawati, L., & Aprila, N. (2021). PENGARUH SIFAT MACHIAVELLIANE, PERSONAL COST, DAN KOMITMEN PROFESIONAL TERHADAP NIAT UNTUK MELAKUKAN WHISTLEBLOWING PADA PENGELOLA KEUANGAN DAN ANGGARAN KANWIL KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM WILAYAH SUMATERA. JURNAL FAIRNESS, 10(3), 195–208. https://doi.org/10.33369/fairness.v10i3.15268

References

  1. Afuan, P. F. (2015). Pengaruh faktor indivindual dan faktor situasional terhadap niat melakukan whistleblowing. Accounting
  2. and Bussiness Information Journal, Vol. 12
  3. Aliyah, S. (2015). Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi minat pegawai dalam melakukan tindakan whistleblowing.
  4. Jurnal Dinamika Ekonomi& Bisnis. Vol. 12 No. 2 (10), 173-189
  5. Ajzen, I. dan Fishbein M.. (1980). Predicting and changing behavior: the reasoned action approach. New York:
  6. Psychology Press
  7. Ahyaruddin, M. dan Asnawi M. (2017). Pengaruh moral reasoning dan ethical environment terhadap kecenderungan untuk
  8. melakukan whistleblowing. Jurnal Akuntansi dan Ekonomika. Vol. 7, 1-17
  9. Astuti, N. K dan Wuryan A. (2016). Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi minat Pegawai Negeri Sipil untuk melakukan
  10. tindakan whistleblowing (studi pada PNS Badan Pemeriksa Keuangan Perwakilan Propinsi Jawa Timur di
  11. Surabaya). Jurnal Ilmiah Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya.
  12. Bagustianto, R. dan Nurkholis. (2015). Faktor-faktor yang mempengaruhi minat Pegawai Negeri Sipil (PNS) untuk
  13. melakukan tindakan whistleblowing (studi kasus pada PNS BPK RI). Jurnal Ilmiah Mahasiswa FEB Universitas
  14. Brawijaya, Vol. 3 No. 1
  15. Brown, A. J. (2008). Whistleblowing in the Australian public sector : Enchacing the theory and practice of internal witness
  16. management in public sector organitations. Australia: ANU Press
  17. Chaplin, C.P (1995). Kamus lengkap psikologi. Penerjemah: Kartini Kartono. Jakarta: Rajawali Pers
  18. Christie, R. dan Geiz F. L. (1970). Studies in machiavellianism. New York. NY: Academic Press
  19. Dalton, D. dan Robin R. Radtke. (2012). The Joint Effects of Machiavelliansm and Ethical Environment on Whistle-blowing.
  20. Spriager. Science + Bussines Media Dordrecht
  21. Dasgupta, S. dan A. Kesharwani. (2010). Whistleblowing: A survey of literature. The IUP Journal of Corporate
  22. Governance, 9 (4), 57-70.
  23. Elias, R. Z. (2008). Auditing students’ professional commitment and anticipatory socialization and their relationship to
  24. whistleblowing. Managerial Auditing Journal, 23 (3), 283–294.
  25. Fahlevi, A., Carolina A. dan Kusufi, M. S. (2017). Pengaruh sifat machiavellian, self efficiency, personal cost dan komitmen
  26. profesional terhadap intensi whistleblowing. Portal Akademik Universitas Trunojoyo Madura
  27. Ghozali, I. (2013). Aplikasi analisis multivariate dengan program IBM SPSS 21. Semarang: Badan Penerbit Universitas
  28. Diponegoro
  29. Goleman, D. (2007). Social intelligence; Ilmu baru tentang hubungan antar manusia. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama
  30. Halim, A. dan Kusufi M. (2014). Akuntansi sektor publik. Jakarta: Salemba Empat
  31. Hanif, R. A dan Odiatma F. (2017). Pengaruh personal cost reporting, status wrong doing dan tingkat keseriusan kesalahan
  32. terhadap whistleblowing intention. Jurnal Akuntansi Keuangan dan Bisnis Vol.
  33. No. 1, 11-20
  34. Hidayati, T. H. (2016). Pengaruh komitmen profesi dan self efficacy terhadap niat untuk melakukan whistleblowing. Jurnal
  35. Nominal, 5(1), 97-108
  36. Indriantoro, N. dan Supomo, B. (2014). Metodologi penelitian bisnis untuk akuntansi dan manajemen. Yogyakarta: BPFE
  37. Jogiyanto. (2007). Sistem informasi keperilakuan. Yogyakarta: Andi Offset
  38. Keraf, A. S. (1998). Etika bisnis, tuntutan dan relevansinya. Jakata: Kanisius
  39. KNKG. (2008). Pedoman sistem pelaporan pelanggaran (whistleblowing system- WBS). Jakarta: Komite Nasional Kebijakan
  40. Governance
  41. Kreshastuti, D. K. (2014). Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi. intensi auditor untuk melakukan tindakan whistleblowing
  42. (studi pada KAP Semarang), Jurnal Universitas Diponegoro Semarang, Vol 3, No. 2, 1-15
  43. Luthans, F. (2002). Organizational behavior. New York. NY: Warner Book.
  44. Magnus, J. R dan C. Viswesvaran. (2005). Whistleblowing in organiztion: An examination of correlates of whistleblowing
  45. intentions, actions, and retaliation. Springer. Journal of Bussiness Ethics, Vol. 62, Issue 3, pp. 277-297
  46. Miceli, M. dan Janet P. Near. (1984). Organizational Dissidence: The Case of Whistle-Blowing. Springer. Journal of Business
  47. Ethics, Vol. 4, No. 1, pp. 1-16
  48. Mowday, R., T. (1982). Employe organization linkages: The pyschology of commitmen abstein and turn over. Academin, inc,
  49. London
  50. Naomi, S. (2015). Penerapan whistleblowing system dan dampaknya terhadap fraud. Journal of Universitas Lampung.
  51. Nasution, T. A. (2016) Pengaruh saluran pelaporan pelanggaran dan personal cost terhadap minat untuk melaporkan kecurangan
  52. pada pengadaan barang/ jasa pemerintah. Simposium National XIX, Lampung
  53. National Bussiness Ethics Survey. (2007). Ethics resource center. United States of Amerika: Fifth in a longitudinal study of U.S
  54. workplace.
  55. Noor, J. (2011). Metodologi penelitian. Jakarta: Kencana Prenada Media Group
  56. Nugraha, T. (2017). Pengaruh komitmen profesional, lingkungan etika, sifat machiavellian, dan personal cost terhadap intensi
  57. whistleblowing dengan retalisasi sebagai variabel moderating (studi empiris pada perusahaan perbankan yang berada di
  58. kota Pekanbaru). JOF Fakultas Ekonomi, Vol. 4 (2), 2030-2044
  59. Perraturan Pemerintah Nomor 56 tahun 2005 tentang Sistem Informasi Keuangan Daerah
  60. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 103/PMK/09/2010 tentang Whistleblowing System
  61. Purnamasari, D., Purnamasri P. dan Gunawan H. (2016). Pengaruh sensitivitas etis, professional identity,
  62. dan locus of control terhadap whistleblowing intention. Proceedings Akuntansi, 2(2), 955–963
  63. Purnamasari, A dan A Chrismastuti. (2006). Pengaruh sifat machiavellian dan perkembangan moral terhadap perilaku
  64. disfungsional. Simposium Nasional Akuntansi VII. IAI AKPd
  65. Purwantini, A., Mariya F. dan Fritztina A.. (2017). Analisis determinal internal whistleblowing (studi pada industri
  66. di Magelang). URECOL University Research Colloquium, Universitas Muhammadiyah Magelang, ISSN 2407-9189
  67. Riandi, Giovanni. (2017). Pengaruh sifat machiavellian, lingkungan etika dan personal cost terhadap intensi melakukan
  68. whistleblowing (studi empiris pada Bank BRI Provinsi Riau). JOM Fekom Universitas Riau Vol. 4 No. 1, 2538-2550
  69. Rothschild, J dan Miethe, T. D. (1999). Whistleblower disclosurer and managemen retalitation. Work and
  70. Occupations Vol. 26; 107-128
  71. Sagara, Y. (2013). Profesionalisme internal auditor dan intensi melakukan whistleblowing. Jurnal Liquidity, 2(1), 34-44.
  72. Schultz, Jr., Joseph J., J., Douglas A., Morris., Deigan dan Drynes, and Sverre. (1993). An investigation of the reporting of
  73. questionable acts in an international setting. Journal of Accounting Research, Vol. 31, Studies on International
  74. Accounting (1993), pp. 75-103
  75. Semendawai, A. H. (2011). Memahami whistleblower. Jakarta: Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK).
  76. Sugiyono. (2013).
  77. Metode Penelitian. Badung: CV Alfabeta Sugiyono. (2014).
  78. Metode Penelitian. Badung: CV Alfabeta Sugiyono. (2016).
  79. Metode Penelitian. Badung: CV Alfabeta
  80. Suryono, E dan Chariri A. (2016). Sikap, norma subjektif, dan intensi Pegawai Negeri Sipil untuk mengadukan pelanggaran
  81. (whistleblowing). Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Vol. 13 Nomor 1, Juni 2016
  82. Suzila, S. (2018). Pengaruh sifat machiavellian dan lingkungan etika terhadap niat untuk melakukan whistleblowing (studi
  83. eksperimentasi pada SKPD di Lbuk Sikaping Kabupaten Pasaman). Jurnal Akuntansi Universitas Padang, Vol. 6,
  84. Nomor 3 September 2018.
  85. UU No. 13 Tahun 2006 tentang Perlindungan Saksi dan Korban.
  86. UU No. 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
  87. Zhuang, J. (2003). Whistleblowing & peer reporting: a cross-cultural comparison of Canadians and Chinese. Tesis Magister
  88. Sains, Canada: University of Lethbridge.