https://ejournal.unib.ac.id/hayati/issue/feedKonservasi Hayati2025-10-29T05:06:44+00:00Dian Fita Lestaridianfita@unib.ac.idOpen Journal Systems<p><strong>Konservasi Hayati (KH) </strong>is a biology journal that manage by Biology Department, Faculty Mathematics and Natural Sciences, University of Bengkulu. <strong>KH</strong> (<a href="https://issn.brin.go.id/terbit?search=0216-9487">p-ISSN 0216-9487 </a>and <a href="https://issn.brin.go.id/terbit/detail/1583417667">e-ISSN 2722-1113</a>) is the official scientific magazine issued by <strong>UNIB Press</strong>, <strong>University of Bengkulu,</strong> as its contribution to the development of biological science published the results of research, literature review, field case or idea in the field of biology.</p> <p><strong>Konservasi Hayati</strong> first published in 2007 as much as 2 times in one year ie January-June and July-December edition. In 2020, Konservasi Hayati began online publish 6 articles in one volume a year in <strong>April</strong> and <strong>October.</strong> Konservasi Hayati accept manuscript in 2 language ie Indonesian and English. Special editions in English can be published if necessary.</p> <p><strong>Konservasi Hayati</strong> fits well for researchers and academics who are inheriting the results of research, scientific thought, and other original scientific ideas. Konservasi Hayati publishes research papers, technical papers, conceptual papers, and case study reports.</p> <p>Article manuscripts are published after a through Double blind peer review process (2 reviewers for each articles). The process of the manuscript could be monitored through OJS. Authors, readers, editorial board, editors, and peer review could obtain the real-time status of the manuscript. A hard copy of the journal could be purchased by the system.</p>https://ejournal.unib.ac.id/hayati/article/view/42234Pengaruh Variasi Konsentrasi Garam, Samu dan Waktu Fermentasi pada Produk Wadi dari Ikan Patin (Pangasius pangasius) Khas Kalimantan Tengah2025-09-29T07:07:07+00:00Efriyana Oksalefriyana.oksal18@mipa.upr.ac.idChuchita Chuchitachuchita@mipa.upr.ac.idMiranti Maya Sylvanisylvani@mipa.upr.ac.idAmanda Natania Graciaefriyana.oksal18@mipa.upr.ac.idYuni Damayanti Nainggolanefriyana.oksal18@mipa.upr.ac.idAbdul Hadjranul Fatahfatah@mipa.upr.ac.idZimon Pereizzimon.pereiz@mipa.upr.ac.id<p>Wadi merupakan produk fermentasi ikan tradisional khas Kalimantan Tengah yang memiliki cita rasa asam dan asin khas hasil fermentasi spontan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi konsentrasi garam, samu (beras sangrai), dan lama fermentasi terhadap karakteristik organoleptik wadi ikan patin (<em>Pangasius</em> sp.) serta menentukan perlakuan terbaik. Rancangan penelitian yang digunakan adalah faktorial, dengan empat perlakuan konsentrasi garam (6,25%, 12,25%, 25%, dan 50%), empat kadar samu (5%, 10%, 20%, dan 40%), serta empat waktu fermentasi (3, 4, 6 dan 8 hari) yang dilakukan secara anaerob pada suhu ruang. Uji organoleptik dilakukan oleh 25 panelis terhadap parameter warna, aroma, rasa, dan tekstur dengan memilik variasi paling disukai. Dari berbagai kombinasi perlakuan yang diuji, formulasi wadi dengan 50% garam, 10% samu (beras sangrai) dan fermentasi selama 8 hari menunjukkan hasil terbaik, dengan skor kesukaan tertinggi untuk rasa (8,1), aroma (7,9), warna (7,8), dan tekstur (8,0). Hasil ini menunjukkan bahwa keseimbangan antara kadar garam, sumber karbohidrat (beras), dan waktu fermentasi sangat berperan dalam pembentukan cita rasa khas wadi. Kombinasi tersebut dapat direkomendasikan sebagai formulasi optimal dalam proses pembuatan wadi ikan patin khas Kalimantan Tengah yang berpotensi dikembangkan menjadi produk pangan fermentasi unggulan lokal dengan nilai ekonomi dan daya saing yang lebih tinggi.</p>2025-10-29T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Efriyana Oksal, Chuchita Chuchita, Miranti Maya Sylvani, Amanda Natania Gracia, Yuni Damayanti Nainggolan, Abdul Hadjranul Fatah, Zimon Pereizhttps://ejournal.unib.ac.id/hayati/article/view/43575Keanekaragaman Jenis Kupu-Kupu (Subordo Rhopalocera) di Pulau-Pulau Kecil Bagian Selatan Kabupaten Bintan Provinsi Kepulauan Riau2025-09-27T06:49:44+00:00Fadliqal Arsya Rizqi Sugiawanfadliqal321@gmail.comRima Pratiwi Batubarapratiwi.rima7@gmail.comTeguh Jati Purnamateguhjati@apps.ipb.ac.id<p>Kupu-kupu merupakan serangga yang tergolong dalam ordo Lepidoptera yang memiliki keunikan pada warna dan bentuk sayapnya, serta memegang peranan penting dalam ekosistem. Kupu-kupu berperan penting sebagai bioindikator lingkungan yang bersih sekaligus sebagai penyerbuk berbagai tanaman berbunga. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat keanekaragaman jenis kupu-kupu. Pengumpulan data dilakukan menggunakan metode transek jalur dan metode jelajah pada tujuh tipe habitat yang berbeda, yaitu hutan, kebun campuran, rawa, mangrove, bekas tambang, permukiman, dan pantai. Setiap jalur transek memiliki panjang 100 meter dengan lebar pengamatan 20 meter di setiap sisi, sedangkan metode jelajah dilakukan untuk melengkapi pencatatan jenis di luar jalur transek. Data dianalisis menggunakan Indeks Keanekaragaman Shannon-Wiener (H’), Indeks Kemerataan (E), dan Indeks Dominasi (D). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ditemukan 50 jenis kupu-kupu yang tergolong dalam lima famili dengan nilai H’ = 3,44 (tinggi), E = 0,88 (tinggi), dan D = 0,05 (rendah). Famili Nymphalidae memiliki jumlah jenis terbanyak dibandingkan famili lainnya. Hasil ini menunjukkan bahwa pulau-pulau kecil bagian selatan Bintan memiliki keanekaragaman kupu-kupu yang tinggi dan komunitas yang relatif stabil.</p>2025-10-31T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Fadliqal Arsya Rizqi Sugiawan, Rima Pratiwi Batubara, Teguh Jati Purnamahttps://ejournal.unib.ac.id/hayati/article/view/44963Kajian Strategi Pemerintah Daerah Kabupaten Tolitoli dalam Menjaga Populasi Burung Maleo Sebagai Satwa Endemik dan Ikonik Sulawesi2025-10-29T05:06:44+00:00Abd. Kahartoshibaklop@yahoo.co.idNursifanurashifatolis@gmail.com<p>Burung Maleo (<em>Macrocephalon maleo</em>) merupakan satwa endemik Sulawesi yang saat ini mengalami penurunan populasi akibat perburuan telur dan degradasi habitat, meskipun berbagai upaya konservasi telah dilakukan. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi efektivitas kebijakan dan strategi konservasi di Kabupaten Tolitoli, mengidentifikasi tantangan, serta merumuskan rekomendasi penguatan pelestarian. Metode yang digunakan adalah pendekatan kualitatif melalui studi literatur, observasi, dan wawancara dengan pemangku kepentingan. Hasil menunjukkan bahwa eksploitasi telur merupakan ancaman utama, disertai fragmentasi habitat. Di sisi lain, partisipasi masyarakat berkontribusi positif dalam pengawasan dan penghentian perburuan. Namun demikian, keterbatasan dana, sulitnya aksesibilitas, dan kurangnya dukungan pemerintah menghambat efektivitas konservasi. Keberhasilan pelestarian Maleo memerlukan perlindungan habitat, pencegahan eksploitasi telur, serta penguatan kolaborasi lintas sektor berbasis masyarakat.</p>2025-11-10T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Abd. Kahar, Nursifa