Konservasi Hayati https://ejournal.unib.ac.id/hayati <p><strong>Konservasi Hayati (KH) </strong>is a biology journal that manage by Biology Department, Faculty Mathematics and Natural Sciences, University of Bengkulu. <strong>KH</strong> (<a href="https://issn.brin.go.id/terbit?search=0216-9487">p-ISSN 0216-9487 </a>and <a href="https://issn.brin.go.id/terbit/detail/1583417667">e-ISSN 2722-1113</a>) is the official scientific magazine issued by <strong>UNIB Press</strong>, <strong>University of Bengkulu,</strong> as its contribution to the development of biological science published the results of research, literature review, field case or idea in the field of biology.</p> <p><strong>Konservasi Hayati</strong> first published in 2007 as much as 2 times in one year ie January-June and July-December edition. In 2020, Konservasi Hayati began online publish 6 articles in one volume a year in <strong>April</strong> and <strong>October.</strong> Konservasi Hayati accept manuscript in 2 language ie Indonesian and English. Special editions in English can be published if necessary.</p> <p><strong>Konservasi Hayati</strong> fits well for researchers and academics who are inheriting the results of research, scientific thought, and other original scientific ideas. Konservasi Hayati publishes research papers, technical papers, conceptual papers, and case study reports.</p> <p>Article manuscripts are published after a through Double blind peer review process (2 reviewers for each articles). The process of the manuscript could be monitored through OJS. Authors, readers, editorial board, editors, and peer review could obtain the real-time status of the manuscript. A hard copy of the journal could be purchased by the system.</p> en-US <p>Authors who publish in this journal agree with the following terms:</p> <ol type="a"> <li>Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a <a href="http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/" rel="license">Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License</a> that allows others to share the work with an acknowledgement of the work's authorship and initial publication in this journal.</li> <li>Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgement of its initial publication in this journal.</li> <li>Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work (See <a href="http://opcit.eprints.org/oacitation-biblio.html" target="_new">The Effect of Open Access</a>).</li> <li>This work is licensed under a <a href="http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/" rel="license">Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License</a>.</li> </ol> dianfita@unib.ac.id (Dian Fita Lestari) fatimatuzzahra@unib.ac.id (Fatimatuzzahra) Tue, 28 Oct 2025 00:00:00 +0000 OJS 3.3.0.11 http://blogs.law.harvard.edu/tech/rss 60 Analisis Filogenetik Ayam-Hutan Merah (Gallus gallus) Asal Sumatra Menggunakan Fragmen D-loop Mitokondria https://ejournal.unib.ac.id/hayati/article/view/42783 <p>Populasi ayam hutan merah (<em>Gallus gallus</em>) di habitat alaminya mengalami penurunan yang cukup tajam. Fakta ini disebabkan oleh hilangnya hutan sebagai habitat spesies tersebut. Penelitian ini dilakukan untuk menjelaskan komposisi nukleotida, situs nukleotida spesifik, jarak genetik, dan status filogenetik ayam hutan merah berdasarkan Fragmen <em>D-loop</em> DNA Mitokondria. Sampel darah diambil dari 20 individu ayam hutan merah dari Provinsi Bengkulu dan Sumatera Selatan pada periode Mei hingga November 2022. Isolasi DNA total dilakukan menggunakan Kit Protokol <em>Spin-Column</em> dari Qiagen. Replikasi DNA menggunakan teknik <em>Polymerase Chain Reaction </em>(PCR) dengan primer spesifik. Hasil penelitian kami menunjukkan adanya pasangan basa nukleotida AT (65,76%) yang lebih tinggi dibandingkan GC (34,24%), dan hanya ditemukan satu situs nukleotida spesifik dari panjang sekuen nukleotida 478 bp yang dianalisis. Komposisi nukleotida relatif homogen antar individu, menandakan rendahnya divergensi mitokondria. Rata-rata jarak genetik intraspesies sangat rendah yaitu 0,1%, yang mengindikasikan homogenitas genetik populasi. Pohon filogenetik memperlihatkan satu <em>clade</em> monofiletik yang kuat untuk seluruh sampel <em>G. gallus</em> Sumatra, dengan nilai <em>bootstrap</em> 63 - 87%, serta pemisahan yang jelas dari <em>outgroup</em>. Rendahnya variasi genetik ini diduga terkait dengan isolasi populasi, ukuran populasi efektif kecil, serta tekanan ekologis akibat fragmentasi habitat. Temuan ini menegaskan bahwa populasi ayam hutan merah liar di Bengkulu dan Sumatra Selatan merupakan unit genetik penting yang perlu diprioritaskan dalam upaya konservasi dan pengelolaan plasma nutfah unggas lokal.</p> Jarulis; Hery Haryanto; Muhammad Aldiansyah Karisma, Santi Nurul Kamilah Copyright (c) 2025 Jarulis; Hery Haryanto; Muhammad Aldiansyah Karisma, Santi Nurul Kamilah https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 https://ejournal.unib.ac.id/hayati/article/view/42783 Fri, 21 Nov 2025 00:00:00 +0000 Formulasi Busa dari Lateks Cair (Hevea brasiliensis) Asal Kabupaten Musi Rawas https://ejournal.unib.ac.id/hayati/article/view/45004 <p><em>Musi Rawas is one of the major rubber plantations (Hevea brasiliensis) in South Sumatra. However, prolonged fluctuations and the decline in natural rubber prices have contributed to reduced household income among rubber farmers, affecting their economic stability. This situation highlights the need to enhance the added value of natural rubber products as a strategy to improve farmer welfare and support the achievement of Sustainable Development Goal (SDGs) 1, which aims to alleviate poverty. One promising approach is the utilization of natural rubber latex for foam production through formulation optimization, particularly by adjusting the concentration of zinc-mercaptobenzothiazole (ZMBT), a secondary accelerator known to influence physical properties. This study aimed to evaluate the effect of ZMBT concentrations on the physical properties of natural rubber latex foam. The research was conducted from February to June 2025 at the Integrated Laboratory, Institut Teknologi Muhammadiyah Sumatera, utilizing natural rubber latex sourced from local farmers in Musi Rawas. Three ZMBT concentrations were tested, namely 0.5 phr (A), 1.0 phr (B), and 2.0 phr (C), while all other formulation ingredients were kept constant. The physical properties evaluated included Compression Set (ASTM D395-16e1), Hardness Shore A, Tensile Strength, and Elongation at Break (ASTM D412-16). Based on the results of the research and analysis conducted, it can be concluded that the optimal concentration of ZMBT is at 1 phr, exhibiting physical characteristics including a Compression Set of 86.29%, a Hardness Shore A of 60.05 E.S., a Tensile Strength of 0.1 MPa, and an Elongation at Break of 370%.</em></p> Lia Aseptin Murdini, Nurkayah, Syaifudin Copyright (c) 2025 Lia Aseptin Murdini, Nurkayah, Syaifudin https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 https://ejournal.unib.ac.id/hayati/article/view/45004 Mon, 24 Nov 2025 00:00:00 +0000 Karakteristik Habitat Peneluran dan Proses Penetasan Semi Alami Telur Penyu (Chelonia mydas) di Kawasan Konservasi Penyu Pantai Pangumbahan, Sukabumi https://ejournal.unib.ac.id/hayati/article/view/43191 <p>Penyu hijau (<em>Chelonia mydas</em>) adalah salah satu spesies penyu yang termasuk dalam keluarga Cheloniidae. Kesesuaian habitat peneluran penyu hijau akan mendukung keamanan dan kelangsungan hidup penyu. Pantai Pangumbahan, Sukabumi merupakan salah satu habitat peneluran penyu hijau yang perlu dijaga kelestariannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik habitat dan penetasan semi alami telur penyu hijau di Pantai Pangumbahan, Sukabumi. Metode yang digunakan adalah <em>purposive sampling</em> dengan teknik observasi dan survei lapangan. Hasil menunjukkan Pantai Pangumbahan merupakan habitat yang sesuai bagi penyu hijau, dengan lebar pantai berkisar antara 26-61 m dan kemiringan rata-rata 6,59%, suhu rata-rata 29℃, kelembaban rata-rata 47,17%. Pasir di pantai ini berukuran 0,150 mm, tergolong pasir halus, dengan pH rata-rata 7,0 yang termasuk kategori netral. Selain itu, vegetasi yang tumbuh di sekitar sarang peneluran meliputi pandan laut (<em>Pandanus odorifer</em>), rumput lari-lari (<em>Spinifex littoreus</em>), dan katang-katang (<em>Ipomoea pes-caprae</em>), yang berperan dalam menjaga kestabilan ekosistem pantai. Terdapat juga proses penetasan semi alami mencakup pengamatan dan relokasi, inkubasi telur, pemeliharaan sarang, pembongkaran sarang, rekapitulasi data dan pelepasan tukik. Temuan ini memberikan kontribusi penting bagi pengelolaan konservasi penyu hijau, khususnya dalam optimalisasi teknik penetasan semi alami sebagai strategi pelestarian yang berkelanjutan.</p> Solihat Rahmawati, Meilisha Putri Pertiwi, Lufty Hari Susanto, Ragil M. Pratama Copyright (c) 2025 Solihat Rahmawati, Meilisha Putri Pertiwi, Lufty Hari Susanto, Ragil M. Pratama https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 https://ejournal.unib.ac.id/hayati/article/view/43191 Fri, 21 Nov 2025 00:00:00 +0000 Analisis In Silico Aktivitas Flavonoid Daun Pegagan (Centella asiatica) Terhadap Enzim β-Secretase (BACE1) Sebagai Target Terapi Alzheimer https://ejournal.unib.ac.id/hayati/article/view/43537 <p>Penyakit Alzheimer adalah jenis gangguan otak progresif yang menyebabkan penurunan kemampuan berpikir dan daya ingat akibat penumpukan protein yang disebut beta-amiloid (Aβ) di otak. Enzim yang disebut BACE1 berperan penting dalam pembentukan Aβ, menjadikannya target utama pengembangan pengobatan Alzheimer. Penelitian ini bertujuan untuk menguji potensi dua senyawa dari daun <em>Centella asiatica</em>, yang dikenal sebagai alfa-terpineol dan beta-caryophyllene, sebagai inhibitor potensial BACE1 menggunakan metode berbasis komputer. Struktur molekul kedua senyawa ini diperoleh dari basis data PubChem, sementara prediksi aktivitas biologis dan toksisitasnya dilakukan menggunakan perangkat PASS Online dan ProTox-II. Hasil penelitian menunjukkan bahwa alfa-terpineol memiliki aktivitas biologis yang kuat sebagai <em>inhibitor glutamil endopeptidase</em> II (Pa = 0,744) dan <em>ubikuinol-sitokrom-c reduktase</em> (Pa = 0,775), sementara beta-kariofilen dapat berperan sebagai agen antiinflamasi dan stimulator Nrf2 (Pa = 0,722). Uji toksisitas menunjukkan bahwa alfa-terpineol memiliki LD<sub>50</sub> sebesar 2830 mg/kg (kategori V) dan beta-kariofilen memiliki LD<sub>50</sub> sebesar 5300 mg/kg (kategori VI), yang menunjukkan toksisitas rendah. Kedua senyawa ini juga memiliki kemampuan untuk melewati sawar darah-otak, yang merupakan fitur penting untuk obat yang menargetkan sistem saraf pusat. Oleh karena itu, alfa-terpineol dan beta-kariofilen berpotensi sebagai agen neuroprotektif alami yang dapat menghambat aktivitas BACE1 dan mengurangi pembentukan plak amiloid pada penyakit Alzheimer.</p> Risah, Miftahul Jannah, Tiara Primayanti, Jantje W. Souhay Copyright (c) 2025 Risah, Miftahul Jannah, Tiara Primayanti, Jantje W. Souhay https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 https://ejournal.unib.ac.id/hayati/article/view/43537 Thu, 20 Nov 2025 00:00:00 +0000 Pengaruh Variasi Konsentrasi Garam, Samu dan Waktu Fermentasi pada Produk Wadi dari Ikan Patin (Pangasius pangasius) Khas Kalimantan Tengah https://ejournal.unib.ac.id/hayati/article/view/42234 <p>Wadi merupakan produk fermentasi ikan tradisional khas Kalimantan Tengah yang memiliki cita rasa asam dan asin khas hasil fermentasi spontan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi konsentrasi garam, samu (beras sangrai), dan lama fermentasi terhadap karakteristik organoleptik wadi ikan patin (<em>Pangasius</em> sp.) serta menentukan perlakuan terbaik. Rancangan penelitian yang digunakan adalah faktorial, dengan empat perlakuan konsentrasi garam (6,25%, 12,25%, 25%, dan 50%), empat kadar samu (5%, 10%, 20%, dan 40%), serta empat waktu fermentasi (3, 4, 6 dan 8 hari) yang dilakukan secara anaerob pada suhu ruang. Uji organoleptik dilakukan oleh 25 panelis terhadap parameter warna, aroma, rasa, dan tekstur dengan memilik variasi paling disukai. Dari berbagai kombinasi perlakuan yang diuji, formulasi wadi dengan 50% garam, 10% samu (beras sangrai) dan fermentasi selama 8 hari menunjukkan hasil terbaik, dengan skor kesukaan tertinggi untuk rasa (8,1), aroma (7,9), warna (7,8), dan tekstur (8,0). Hasil ini menunjukkan bahwa keseimbangan antara kadar garam, sumber karbohidrat (beras), dan waktu fermentasi sangat berperan dalam pembentukan cita rasa khas wadi. Kombinasi tersebut dapat direkomendasikan sebagai formulasi optimal dalam proses pembuatan wadi ikan patin khas Kalimantan Tengah yang berpotensi dikembangkan menjadi produk pangan fermentasi unggulan lokal dengan nilai ekonomi dan daya saing yang lebih tinggi.</p> Efriyana Oksal, Chuchita Chuchita, Miranti Maya Sylvani, Amanda Natania Gracia, Yuni Damayanti Nainggolan, Abdul Hadjranul Fatah, Zimon Pereiz Copyright (c) 2025 Efriyana Oksal, Chuchita Chuchita, Miranti Maya Sylvani, Amanda Natania Gracia, Yuni Damayanti Nainggolan, Abdul Hadjranul Fatah, Zimon Pereiz https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 https://ejournal.unib.ac.id/hayati/article/view/42234 Wed, 29 Oct 2025 00:00:00 +0000 Keanekaragaman Jenis Kupu-Kupu (Subordo Rhopalocera) di Pulau-Pulau Kecil Bagian Selatan Kabupaten Bintan Provinsi Kepulauan Riau https://ejournal.unib.ac.id/hayati/article/view/43575 <p>Kupu-kupu merupakan serangga yang tergolong dalam ordo Lepidoptera yang memiliki keunikan pada warna dan bentuk sayapnya, serta memegang peranan penting dalam ekosistem. Kupu-kupu berperan penting sebagai bioindikator lingkungan yang bersih sekaligus sebagai penyerbuk berbagai tanaman berbunga. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat keanekaragaman jenis kupu-kupu. Pengumpulan data dilakukan menggunakan metode transek jalur dan metode jelajah pada tujuh tipe habitat yang berbeda, yaitu hutan, kebun campuran, rawa, mangrove, bekas tambang, permukiman, dan pantai. Setiap jalur transek memiliki panjang 100 meter dengan lebar pengamatan 20 meter di setiap sisi, sedangkan metode jelajah dilakukan untuk melengkapi pencatatan jenis di luar jalur transek. Data dianalisis menggunakan Indeks Keanekaragaman Shannon-Wiener (H’), Indeks Kemerataan (E), dan Indeks Dominasi (D). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ditemukan 50 jenis kupu-kupu yang tergolong dalam lima famili dengan nilai H’ = 3,44 (tinggi), E = 0,88 (tinggi), dan D = 0,05 (rendah). Famili Nymphalidae memiliki jumlah jenis terbanyak dibandingkan famili lainnya. Hasil ini menunjukkan bahwa pulau-pulau kecil bagian selatan Bintan memiliki keanekaragaman kupu-kupu yang tinggi dan komunitas yang relatif stabil.</p> Fadliqal Arsya Rizqi Sugiawan, Rima Pratiwi Batubara, Teguh Jati Purnama Copyright (c) 2025 Fadliqal Arsya Rizqi Sugiawan, Rima Pratiwi Batubara, Teguh Jati Purnama https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 https://ejournal.unib.ac.id/hayati/article/view/43575 Fri, 31 Oct 2025 00:00:00 +0000 Kajian Strategi Pemerintah Daerah Kabupaten Tolitoli dalam Menjaga Populasi Burung Maleo Sebagai Satwa Endemik dan Ikonik Sulawesi https://ejournal.unib.ac.id/hayati/article/view/44963 <p>Burung Maleo (<em>Macrocephalon maleo</em>) merupakan satwa endemik Sulawesi yang saat ini mengalami penurunan populasi akibat perburuan telur dan degradasi habitat, meskipun berbagai upaya konservasi telah dilakukan. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi efektivitas kebijakan dan strategi konservasi di Kabupaten Tolitoli, mengidentifikasi tantangan, serta merumuskan rekomendasi penguatan pelestarian. Metode yang digunakan adalah pendekatan kualitatif melalui studi literatur, observasi, dan wawancara dengan pemangku kepentingan. Hasil menunjukkan bahwa eksploitasi telur merupakan ancaman utama, disertai fragmentasi habitat. Di sisi lain, partisipasi masyarakat berkontribusi positif dalam pengawasan dan penghentian perburuan. Namun demikian, keterbatasan dana, sulitnya aksesibilitas, dan kurangnya dukungan pemerintah menghambat efektivitas konservasi. Keberhasilan pelestarian Maleo memerlukan perlindungan habitat, pencegahan eksploitasi telur, serta penguatan kolaborasi lintas sektor berbasis masyarakat.</p> Abd. Kahar, Nursifa Copyright (c) 2025 Abd. Kahar, Nursifa https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 https://ejournal.unib.ac.id/hayati/article/view/44963 Mon, 10 Nov 2025 00:00:00 +0000