Main Article Content

Abstract

Setiap daerah memiliki kerentanan akan terjadinya bencana alam. Bengkulu adalah salah satu wilayah yang memiliki potensi terjadinya bencana gempa bumi, tsunami, banjir dan longsor. Sehingga wajar bila seharusnya media massa secara intens selalu memberitakan terkait kebencanaan. Kualitas informasi terkait penanggulangan hingga rehabilitasi paska bencana perlu didukung oleh pengetahuan dan kemampuan jurnalis dalam melakukan peliputan dan penulisan teks berita yang sesuai dengan kaidah jurnalisme bencana. Tujuan dari kegiatan pengabdian ini adalah memberikan pengetahuan, menciptakan kesadaran dan menambah keterampilan bagi jurnalis-jurnalis muda media online di Bengkulu. Pengetahuan tentang Jurnalisme Bencana menjadi landasan dalam membangun kesadaran jurnalis untuk menjalankan tugasnya dalam penulisan berita bencana menjadi lebih ideal. Pengabdian ini dilakukan melalui beberapa tahapan diantaranya FGD (Focus Group Discussion), penyuluhan dan pelatihan. Berdasarkan kegiatan pengabdian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa jurnalis sebenarnya memiliki keinginan untuk melakukan peliputan bencana, beberapa kendala yang dihadapi adalah fokus perhatian media yang tidak memberi ruang terhadap permasalahan bencana kecuali saat kejadian bencana. Berdasarkan kegiatan tersebut jurnalis juga mulai memiliki motivasi untuk membangun perspektif yang luas dari konsepsi jurnalisme bencana. Jurnalis menjadi punya ide untuk tidak hanya menyoroti bencana saat kejadian namun pasca kejadian bencana.

Keywords

Jurnalisme Bencana Jurnalis Media Online

Article Details

How to Cite
Perdana, D. D., & Indiarma, V. (2022). Peningkatan Pengetahuan tentang Jurnalisme Bencana pada Jurnalis Media Online di Kota Bengkulu. Indonesian Journal of Community Empowerment and Service (ICOMES), 2(1), 42–46. https://doi.org/10.33369/icomes.v2i1.20989

References

  1. Gama, Betty. (2009). Jurnalisme Bencana Dan Rangsangan Emosional Studi Hubungan Jurnalisme Bencana Banjir Surat Kabar Solopos Dengan Rangsangan Emosional Mahasiswa Univet Bantara Sukoharjo. Jurnal Ilmiah SCRIPTURA, Vol. 3, No. 1.
  2. Haryanto, Ignatius (2016). Performa Media, Jurnalisme Empati, dan Jurnalisme Bencana: Kinerja Televisi Indonesia dalam Peliputan Bencana (Kasus Liputan TV One terhadap Hilangnya Air Asia QZ 8501). Jurnal UltimaComm, 8(1), 77-89
  3. Juditha, C. (2014). Etika Jurnalisme Bencana dalam Berita Televisi (Bencana Gunung Berapi Sinabung di TVOne). Jurnal Komunikasi Universitas Tarumanagara, VI(01).
  4. Kurnia, S. S., Ahmadi, D., Karsa, S. I. (2020). Model of Disaster Information Cycle of West Java Television Journalists. Jurnal Komunikasi Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia, Vol. 5 (2), 2020, 125-134
  5. Nazaruddin, M. (2015). Jurnalisme Bencana di Indonesia, Setelah Sepuluh Tahun. Jurnal Komunikasi, 10(1).
  6. Nugroho, S. P., & Sulistyorini, D. (2019). Komunikasi Bencana: Membedah Relasi BNPB dengan Media. Pusat Data, Informasi dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana.
  7. Panuju, R. (2018). Etika Jurnalistik dan Jurnalisme Bencana pada Pemberitaan Gunung Agung di Portal Berita Balipost.com. Jurnal Ilmu Komunikasi, 15(2), 219–232.
  8. Purnama, F.Y., Nugraheni, Y., Andreas, S. (2016). Jurnalisme Bencana Dalam Pemberitaan Kecelakaan Airasia Qz8501 Pada Surat Kabar Jawa Pos Dan Kompas. Jurnal Visi Komunikasi/Volume 15, No.01, Mei 2016: 62 – 78.
  9. Wardyaningrum, Damayanti. (2022). News Framing about Physical Construction in Jakarta Flood Management. Jurnal ASPIKOM, Vol. 7, No. 1, January 2022, pp. 158-172, P-ISSN: 2087-0442, E-ISSN: 2548-8309.
  10. Wutun, Monika. (2018). Jurnalisme Empati Dalam Berita Www.Antaranews.Com Tentang Hiv Dan Aids Di Kota Kupang. Jurnal Communio, Vol 7 No 2 (2018): July.
  11. Zamhari. (2020). Komparasi Bingkai Peristiwa Bencana di Media Online Indonesia. Kalijaga Journal of Communication. Vol. 2, No. 1, 2020: 61-78, DOI: https://doi.org/10.14421/kjc.21.05.2020
  12. ISSN (e): 2685-1334; ISSN (p): 2775-1414, http://ejournal.uin-suka.ac.id/dakwah/kjc/index