Main Article Content

Abstract

Goat manure contains high potassium, thus it is expected to reduce  the usage of synthetic potassium fertilizer. Incubation of goat manure is needed prior to planting since the nutrients are slow release. The objective of the experiment was to find the best time application and dose of potassium on growth and yield of melon. Container experiment using polybags was set in Completely Randomized Design.  Goat manure were incorporated into soil at the time of transplanting (0 DBT), 5 days before transplanting (5 DBT), and 10 DBT. The dose of potassium was consisted of 0 kg/ha, 200 kg/ ha and 400 kg/ha. The treatments were repeated 3 times, each of which consisted of 4 plants. Growth and yield of plants showed no response to the interaction between the two factors of treatment. Single effect of time applicaton of goat manure 10 DBT affected leaf area (1619.51 cm2), fruit weight (872 g), fruit diameter (16.19 cm) and the thickness of edible fruit part (2.61 cm). The dose of potassium 400 kg/ha increased fruit sweetness to 8.20Brix.

Article Details

Author Biographies

Merakati Handajaningsih, University of Bengkulu

Department of Agroechotechnology

Faculty of Agriculture

University of Bengkulu

Marwanto Marwanto, University of Bengkulu

Department of Agroechotechnology

Faculty of Agriculture

University of Bengkulu

Tri Armitasari, University of Bengkulu

Department of Agroechotechnology

Faculty of Agriculture

University of Bengkulu

Entang Inoriah, University of Bengkulu

Department of Agroechotechnology

Faculty of Agriculture

University of Bengkulu

Hesti Pujiwati, University of Bengkulu

Department of Agroechotechnology

Faculty of Agriculture

University of Bengkulu

How to Cite
Handajaningsih, M., Marwanto, M., Armitasari, T., Inoriah, E., & Pujiwati, H. (2018). Growth and Yield Response of Melon to Different Time Application of Goat Manure and Dose of Potassium. Akta Agrosia, 21(1), 1–5. https://doi.org/10.31186/aa.21.1.1-5

References

  1. Alwi M, N., Fauziati. dan Nurita. 2005. Serapan hara dan pertumbuhan mentimun, lobak, serta sawi pada kadar air tanah gambut yang berbeda. Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa (Ballitar).
  2. Ardi dan I. Ferita. 2013. Beberapa jenis pupuk kandang terhadap pertumbuhan tanaman teh (camellia sinensis L.) Muda setelah di-centering. Tesis. UNADA. Padang.
  3. Aristya, G. R., E. Suyanto., R. S. Kasiamdari dan B. S. Daryono. 2014. Seleksi ketahanan kultivar tanaman melon (cucumis melo L.) Terhadap jamur tepung (powdery mildew) isolat Ngawi. Tesis. Gadjah Mada. Yogyakarta.
  4. Ashari, S. 1995. Hortikultura Aspek Budidaya. UI Press. Jakarta. 482
  5. Banyo, Y. E., N. S. Ai., P. Siahaan., A. M. Tangapo.2013. Konsentrasi klorofil daun padi pada saat kekurangan air. Jurnal Ilmiah Sains, 13( 1) :1-8.
  6. Buditjahjono, N.E. 2007. Menanam Melon di Lahan Sempit. Karunia. Surabaya.
  7. Castellanos, M.T., M. J. Cabello, M. del Carmen Cartagena, A. MaríaTarquis, A. Arce, and F. Ribas. 2011. Growth dynamics and yield of melon as influenced by nitrogen fertilizer. Sci. Agric. (Piracicaba, Braz.), 68 (2), p.191-199.
  8. Erina, R. A. 2006. Pengembangan tanaman melon dilahan gambut dan budidaya inovatif. Jurnal Agrosains. 1 (1) : 1-10.
  9. Gomies, L., H. Rehatta, dan J. Nandissa. 2012. Pengaruh pupuk organik cair terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman kubis bunga (Brassica oleracea var. Botrytis l.). Agrologia, 1 (1) : 13-20.
  10. Hakim, L. dan M. Sediyarsa. 1986. Percobaan perbandingan beberapa jenis sumber pupuk fosfor didaerah Lampung Utara. Hlm. 179-194.
  11. Hakim, N., M. Y. Nyakpa, A. M. Lubis, S. G. H. Nugroho, M. R. Fail, M. A. Diha, G. Hong dan H. H. Baeley. 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah Universitas Lampung. Lampung. 385 hal.
  12. Handajaningsih, M., Marwanto, R. Efendi, dan J. Sihombing. 2016. Pertumbuhan dan Hasil Jagung Manis dengan Pemberian Beberapa Jenis, Dosis dan Saat Aplikasi Kompos pada Ultisol. Prosiding Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian Modern Mendukung Pembangunan Pertanian Berkelanjutan. Pengkajian Teknologi Spesifik Lokasi Komoditas Tanaman Perkebunan dan Hortikultura. Bengkulu 8 November 2016. Jilid 2. ISBN 978-602-9064-37-7. hal 378 – 383.
  13. Handajaningsih, M., Perubahan Laju Pertumbuhan Tanaman dan Kualitas Buah Melon Akibat Pemberian Ekstrak Umbi Kembang Sungsang (Gloriosa superba L.).
  14. Hardjowigeno, S. 1993. Klasifikasi Tanah dan Pedogenesis. Edisi Pertama. Akademika Prassindo, Jakarta.
  15. Haris, A. S dan V. Krestiani. 2005. Studi pemupukan kalium terhadap pertumbuhan dan hasil jagung manis (Zea mays saccharata sturt) varietas super bee. Tesis. UMK. Muria Kudus.
  16. Harjadi, S. S. 1989. Dasar-dasar Hortikultura. Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor. 506 hal.
  17. Hartatik, W. dan Widowati L.R. 2006. Pupuk Kandang dalam Pupuk Organik dan Pupuk Hayati. Editor: Simanungkalit RDM et al. Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. litbang.deptan.go.id/index. php. Diakses pada tanggal 10 Juni 2015.
  18. Indrasari, A.dan Abdul 2006. Pengaruh pemberian pupuk kandang dan unsur hara mikro terhadap pertumbuhan jagung pada ultisol yang dikapur. Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan 6 (2) 116-123.
  19. Leiwakabessy, F. M. dan A. Sutandi. 2004. Pupuk dan Pemupukan. Departemen Ilmu Tanah. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogaor, Bogor.
  20. Lingga, P. 1991. Kotoran Ternak Penyubur Tanah. Jakarta: Penebar Swadaya.
  21. Marwanto, M., R. Efendi, M. Chozin, and M. Handajaningsih. 2013. Promoting effect of ethanolic extract of root tuber of Gloriosa superba L. On melon growth and fruit quality. Proceeding on International Symposium on Sustainable Humanosphere. Bengkulu 17-18 September. 2013. Pagea 118 – 122.
  22. Marsono dan P. Sigit, 2001. Pupuk Akar. Redaksi Agromedia, Jakarta.
  23. Masnag, A. 2003. Konversi penggunaan lahan kawasan hulu dan dampaknya terhadap kualitas sumberdaya air di kawasan hilir. Makalah Pengantar Falsafah Sains. Program Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor.
  24. Mayunar dan Subrata. 2008. Budidaya melon di lahan sawah. http://banten.
  25. Noviani, C. (2009). Reduksi gas dinitrogen monoksida melalui biofiltrasi dengan menggunakan material kompos termodifikasi. Tesis. UI. Depok.
  26. Nyakpa, M.Y., A.M. Lubis, M.A. Pulung, G. Amrah, A.Munawar, Go Ban Hong, N. Hakim. 1988. Kesuburan Tanah. Universitas Lapung.
  27. Osma, P. 1996. Memupuk Padi dan Palawij. Penebar Swadaya. Jakarta.
  28. Paje, M. M., and H. M. van der Vossen. 1994. Cucumis melo L., p 153-157. In J.S. Siemonsma and K. Piluek (Eds). Prosea Plant Resources of South East
  29. Pasaribu, R. C. 2014. Respon pertumbuhan, hasil dan kualitas tanaman melon (Cucumis melo L.) terhadap dosis pupuk kandang kambing dan dosis pupuk anorganik. Skripsi Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu.(tidak di publikasikan)
  30. Pattinasarany, F. R. E. 2001. Penggunaan pupuk subur dengan dosis dan waktu aplikasi yang berbeda pada tanaman kubis bunga. Skripsi Fakultas Pertanian Universitas Patimura Ambon.
  31. Poerwowidodo, 1992. Telaah Kesuburan Tanah, Penerbit Angkasa. Bandung.
  32. Prajnanta, F. 2004. Melon, Pemeliharaan Secara Intensif dan Kiat Sukses Beragribisnis. Penebar Swadaya. Jakarta.
  33. Prihatman, K. 2000. Melon (Cucumis melo L.). http://www.ristek.go.id. diakses Diakses pada tanggal 10 Juni 2015.
  34. Purbajanti1, E.D., R.D.Soetrisno, E.Hanudin, dan S.P.S.Budhi. 2010. Penampilan fisiologi dan hasil rumput Benggala (Panicum maximum jacq.). Pada tanah salin akibat pemberian pupuk kandang, gypsum dan sumber nitrogen. Jurnal ilmu – ilmu pertanian indonesia . JIPI. 12 (1): 61-67.
  35. Reinjntjes, C., B. Haverkort dan A. Waters Bayer. 1999. Pertanian Masa Depan. Kanisius. Yogyakarta.
  36. Safun, L.Q dan A. Bahrun. 2012. Pengaruh bahan organik pupuk kalium terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman melon (Cucumis melo L.). Jurnal Agroteknos, 2(2) : 69-79.
  37. Samadi, B. 2007. Melon, Usaha Tani dan Penanganan Pasca panen. Kanisius.
  38. Samekto. R. 2006. Pupuk Kandang. PT. Citra Aji Parama. Yogyakarta.
  39. Saputra, E. A. 2009. Pengaruh waktu aplikasi dan pemberian beberapa kompos azola (Azolla spp.) terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman kalilan (Brassic oleraca Var. Acphala DC.). Tesis. USU. sumatra utara medan.
  40. Sauri, S. 2001. Penggunaan Pupuk Kandang Meningkatkan Hasil Padi. Instalasi Penelitian dan Pengkajian Teknologi Pertanian. Mataram. Diakses pada Juli 2015
  41. Setiadi dan Perimin. 2002. Bertanam Melon. Penebar Swadaya. Jakarta. 96 hal
  42. Silvia, M. 2012. Respon pertumbuhan dan hasil tanaman cabe rawit (Capsicum frutescent L.) terhadap pemberian pupuk kandang kotoran kambing pada tanah ultisol. Tesis. IPB. Bogor.
  43. Siswanto, W., Bakti dan Purwadi. 2010. Karakteristik lahan untuk tanaman melon (Cucumis melo L.) dalam kaitannya denga Peningkatan kadar gula. Jurnal Pertanian 12 (2); 125 – 131.
  44. Sobir dan F. D. Siregar. 2010. Budidaya Melon Unggul 2 Bulan Panen. Penebar Sewadayan. Depok.115 hal.
  45. Soedaryo, A. 2010. Agribisnis Melon. Pustaka Grafik. Bandung.
  46. Soepardi, G. 1983. Sifat dan Ciri Tanah. Fakultas Pertanian Institut Pertanian.
  47. Suhardi. 2005. efektivitas pengapuran terhadapan serapan haran dan produksi beberapa ubi kayu dilahan kering masam. Ilmu Pertanian 12(2): 125-139.
  48. Sukardikartak, D. A., T. Prihatini, D. Setyorini dan W. Hartatik. 2005. Teknologi pengolahan bahan organik tanah. Pusat penelitian dan pengembangan tanah dan agroklimat. Badan penelitian dan pengembangan pertania. Departemen pertanian. Jakarta.
  49. Sunarko, H. 2009. Downy mildew (penyakit embun bulu/busuk daun) pada tanaman labu-labuan. http://herrysoenarko.blogspot.co.id/2009/04/downy-mildew-penyakit-embun-bulubusuk.html . diakses pada tanggal 5 Januari 2016.
  50. Susanto E., H. Ninuk dan E. S. Nur. 2014. Respon pertumbuhan dan hasil ubi jalar (Lipomoea batatasa L.) pada beberapa macam waktu aplikasi Bahan Organik. jurnal produksi tanaman. 2 (5); 412-418.
  51. Sutanto, R. 2000. Penerapan Pertanian Organik. Edisi kesepuluh. Kanisius. Yogyakarta.
  52. Suwardjono, 2003. Pengantar Akuntansi, Edisi 3, Penerbit BPFE. Yogyakarta.
  53. Syam, A. 2003. Efektifitas pupuk organik dan anorganik terhadap produksi padi dilahan sawah. Jurnal Agrosains 3 (3) : 232 – 244.
  54. Tjahjadi, N. 1992. Bertanam Melon. Kanisius. Jakar¬ta. Hlm. 5.
  55. ¬Ushwanu, Uri. 2010. Penyakit pada tumbuhan melon. http://ushwanuuri08.student.ipb.ac.id. Diakses pada tanggal 11 Desember 2015.
  56. Vegiempact. 2014. Pengenalan Organisme Pengganggu Tumbuhan (Opt) Cabai Merah, Tomat, Dan Mentimun. Modul Pelatihan. Balitas, Wur The Netherlands Dan Pt Ewindo, Jakarta.
  57. Walsen. A. 2008. Aplikasi pupuk subur in dengan dosis dan waktu berbeda pada tanaman ketimun (Cucumis sativus L.). Jurnal Budidaya Pertanian, 4.(1) : 29-37.
  58. Widowati, L.R., Sri Widawati, dan W. Hartatik . 2005.Pengaruh Pupuk Organik, Serapan hara dan Produksi Sayuran Organik. Tanaman.Balai Penelitian Sayur.Lembang. 166 hal.