Main Article Content

Abstract

[POD BORER ATTACK ON SIX SOYBEAN VARIETIES AND THEIR EFFECTS ON YIELD]. This study aims to determine the level of pod borer attack on six soybean varieties and their effects on yields. This research was conducted from December 2017 to March 2018 in the Experimental Field of the Faculty of Agriculture, University of Bengkulu, Kandang Limun Village, Muara Bangkahulu District, Bengkulu City. The experimental design used was a Randomized Complete Block Design (RCBD) with the treatment of six soybean varieties (Demas, Argomulyo, Dega, Ringing, Echo, and Dena I) and was repeated 4 times so that there were 24 experimental units. The results showed that the percentage of pod attack on the Demas, Argomulyo, Ringing, Gema, and Dena I varieties was classified as resistant, while the Dega variety was relatively resistant. Whereas the percentage of seed attack in all soybean varieties tested was classified as resistant. Argomulyo varieties have higher resistance to pod borer attack than other varieties because they produce the highest number of trichomes, and the lowest number of larvae per plant. Argomulyo variety produces the highest number of seed weight per plant, and the highest seed weight per plot. The echo variety produces the highest number of total pods, while the Dega variety produces the highest weight of 100 seeds.

 

Article Details

How to Cite
Poniman, C., Sunardi, T., & Pujiwati, H. (2020). SERANGAN HAMA PENGGEREK POLONG PADA ENAM VARIETAS KEDELAI DAN PENGARUHNYA TERHADAP HASIL. Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian Indonesia, 22(1), 38–44. https://doi.org/10.31186/jipi.22.1.38-44

References

  1. Adie, M.M., K., Tridjaka, I. & Suharsono. (2000). Genetika ketahanan antibiosis kedelai terhadap ulat grayak. Prosiding Seminar Balitkabi. Pengelolaan Sumberdaya Lahan dan Hayati pada Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian. Balitkabi. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan, Bogor.
  2. Adisarwanto, T. 2006. Kedelai. Penebar Swadaya, Jakarta.
  3. Andayanie, W.R, Sumardiyono, Y.B., Hartono, S. & Yudono, P. (2011). Incidence of soebean mosaic disease in East Java Province. J Agrivita, 33(1), 15-22.
  4. Asadi. (2009). Identifikasi ketahanan sumber daya genetik kedelai terhadap hama pengisap polong. Jurnal Buletin Plasma Nutfah, 15(1), 27-31.
  5. Bachtiar T. & Waluyo, S.H. (2013). Pengaruh pupuk hayati terhadap pertumbuhan dan serapan nitrogen tanaman kedelai (Glycine Max. L.) Varietas Mitani dan Anjasmoro. Widyariset. 16 (3), 411–418.
  6. Baliadi Y., Tengkano, W. & Marwoto. (2008). Penggerek polong kedelai Etiella zinckenella. Treitschke (Lepidoptera: Pyralidae), dan strategi pengendaliaannya di Indonesia. Jurnal Litbang Pertanian, 27, 113-123.
  7. Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang & Umbi. (2016). Deskripsi Varietas Unggul Aneka Kacang dan Umbi. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi, Malang.
  8. Bayu, M. S. Y. I., Tantawizal, Prayogo, Y. (2015). Tingkat serangan penggerek polong pada genotife kedelai tolerann ulat grayak. Pros. Sem. Nas. Hasil Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi Peran Inovasi Teknologi Aneka Kacang dan Umbi dalam Mendukung Program Kedaulatan Pangan.
  9. Bayu, M.S.Y.I., Krisnawati, A. & Adie, M.M. (2017). Respon genotipe kedelai biji besar dan umur genjah terhadap kompleks hama pengisap polong. J. HPT Tropika, 17(2), 128-136. DOI: http://dx.doi.org/10.23960/j.hptt.217128-136.
  10. Djuwarso, T., Suryawan & Rahardjo. (1990). Pengaruh populasi larva penggerek polong Etiella spp. dan stadia tanaman terhadap kerusakan polong dan biji serta hasil panen.Seminar Hasil Penelitian Tanaman Pangan Balai Penelitian Tanaman Pangan Bogor, 21?22 Februari 1990.
  11. Dwiputra, A.H., Indradewa, D. & Susila, E.T. (2015). Hubungan komponen hasil dan hasil tiga belas kultivar kedelai (Glycine max (L.) Merr.). Vegetalika, 4(3), 14-28.
  12. Efendi. (2010). Peningkatan pertumbuhan dan produksi kedelai melalui kombinasi pupuk organik lamtorogung dengan pupuk kandang. J. Floratek, 5(4), 65-73.
  13. Fachrudin, L. (2000). Budidaya Kacang-Kacangan. Kanisius, Yogyakarta.
  14. Kementerian Pertanian Republik Indonesia. 2018. Produksi Kedelai Menurut Provinsi. https://www.pertanian.go.id/home/?show=page&act=view&id=61. 6 Oktober 2019.
  15. Kriswantoro H., Murniati, N., Ghulamahdi. M. & Agustina, K. (2012). Uji Adaptasi Varietas Kedelai di Lahan Kering Kabupaten Musi Rawas Sumatera Selatan. Prosiding Simposium dan Seminar Bersama PERAGI-PERHORTI-PERIPI-HIGI. 1-2 Mei 2012.
  16. Marwoto & Suharsono. (2010). Strategi dan komponen teknologi pengendalian ulat grayak (Spodoptera ltura Fabricius) pada tanaman kedelai. Jurnal Litbang Pertanian, 27(4), 131-136.
  17. Marwoto, S. Hardaningsih, & Taufiq, A. (2017). Hama Dan Penyakit Tanaman Kedelai : Identifikasi dan Pengendaliannya. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan.
  18. Minarno E.B., & Khoiriyah, I. (2011). Ketahanan galur kedelai (Glycine max L) terhadap serangan ulat grayak (Spodoptera litura F.) berdasarkan karateristik trikoma. El-Hayah Jurnal Biologi, 2(1), 7-14. DOI: http://dx.doi.org/10.18860/elha.v2i1.1792.
  19. Ridhayat, I. R. (2012). Perkembangan populasi hama dan musuh alami kedelai Edamame (Glycine max Varietas Edamame) pada fase fegetatif dan Generatif. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
  20. Sari, K.P. & Suharsono. (2010). Trikoma sebagai faktor ketahanan kedelai terhadap hama penggerek polong. Buletin Palawija, 20(1), 80-83.
  21. Soegito & Arifin, (2004). Pemurnian dan Perbanyakan Benih Penjenis Kedelai. Badan Penelitian Tanaman Pangan, Malang.
  22. Suharsono & Suntono. (2004). Preferensi peneluran hama penggerek polong pada beberapa galur varietas kedelai. Jurnal Penelitian Pertanian Tanaman Pangan, 23 (1), 38–43.
  23. Suharsono. (1997). Identifikasi Senyawa Khemis dan Karakter Morfologis yang Berperan dalam Ketahanan Tanaman Kedelai Terhadap Hama Pengisap Polong. Laporan Hasil Penelitian Tahun 1996/1997. Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi, Litbang Pertanian, Malang..
  24. Suharsono. (2001). Kajian aspek ketahanan beberapa genotipe kedelai terhadap hama pengisap polong Riptortus linearis F. (Hem:Alydidae). Disertasi Doktor. Universitas Gadjah Mada, Jogjakarta.
  25. Sumardi. (2014). Pertumbuhan dan Hasil Beberapa Varietas Kedelai (Glycine max L.) Terhadap Jenis Pupuk Pelengkap Cair. Skripsi. Program Studi Agroteknologi. Fakultas Pertanian Universitas Tamansiswa, Padang.
  26. Susanto, G.W.A. & Adie, M.M. (2008). Penciri ketahanan morfologi genotipe kedelai terhadap hama penggerek polong. Jurnal Penelitian Pertanian Tanaman Pangan, 27(2), 1–6.
  27. Tamang, S., Venkatarao, P. & G. Chakraborty. (2017). Varietal screening of mungbean cultivars for resistance/tolerance against insect pest under Terai Agro ecological zone of West Bengal. International Journal of Plant Protection, 10(1), 7-13. DOI: http:// : 10.15740/has/ijpp/10.1/7-13.
  28. Tengkano, W., Supriyatin, Suharsono, Bedjo, Y.Prayogo, dan Purwantoro. 2007. Status hama kedelai dan musuh alami di lahan kering masan Lampung. Iptek Tanaman Pangan, 2(1), 93-109.
  29. Tohamy, HT., El-Hafez, G.A. (2005). Integrated crop management system forcontrolling cowpea pod worm, Etiella zinckenella (Treit.) in relation to soybean yield at Minia and new valley regions. Egyptian J AgricRes, 83, 1079-1098.
  30. Utama, M.Z.H. (2008). Mekanisme fisiologi toleransi cekaman aluminium pada spesies legum penutup tanah terhadap metabolisme Nitrat (NO3-), Amonium (NH4+), dan Nitrit (N02-). Buletin Agron, 36 (2), 175-179. DOI: https://doi.org/10.24831/jai.v36i2.20515