Main Article Content

Abstract

[EFFECT OF MYCORRHIZAL BIOFERTILIZER AND CHICKEN MANURE ON GROWTH AND YIELD OF COWPEA (Vigna sinensis L.) IN ULTISOL]. This study aims to 1) obtain the interaction of mycorrhizal biofertilizers and chicken manure on cowpea in ultisol and 2) determine the best dose of mycorrhizal biofertilizers for the growth and yield of cowpea plants, also find the best dose of chicken manure on the growth and yield of string beans. The study was conducted in April 2019 at the experimental garden, Integrated Zone of the Faculty of Agriculture, UNIB, Kelurahan Kandang Limun, Muara Bangkahulu District, Bengkulu City. This study used a factorial Randomized Completely Block Design (RCBD) with two factors and three replications. The first factor is the administration of a dose of mycorrhizal biofertilizer, i.e., 0 (without mycorrhizae), 2.5 g/plant, 5 g/plant, and 7.5 g/plant. The second factor is the provision of chicken manure doses of 5 tons/ha, 10 tons/ha, and 15 tons/ha. Each experimental unit consisted of 25 plants with some sample plots of 5 plants. There is an interaction between mycorrhizal fertilizer 5 g / plant with chicken manure 5 tons/ha, which gives the best results on variable weight pod pods equal to 1.55 kg/m2 and pod weight of 15.46 kg/ha. The application of mycorrhizal biological fertilizer at a dose of 5 g/plant has good vegetative growth compared to other mycorrhizal doses. It shows the highest results based on the average number of flowers/plants and the number of pods/plants. Doses of chicken manure up to a dose of 15 tons/ha do not significantly increase growth and yield of cowpea.

Article Details

How to Cite
Nainggolan, E. V., Bertham, Y. H., & Sudjatmiko, S. (2020). PENGARUH PEMBERIAN PUPUK HAYATI MIKORIZA DAN PUPUK KANDANG AYAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG PANJANG (Vigna sinensis L.) DI ULTISOL. Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian Indonesia, 22(1), 58–63. https://doi.org/10.31186/jipi.22.1.58-63

References

  1. Andi, A., Suaib & Karimuna, L. (2012). Pemanfaatan residu bahan organik dan fosfor untuk budidaya tanaman kacang panjang (Vigna sinensis L.). Berkala Penelitian Agronomi, 1(1), 8-15.
  2. Badan Pusat Statistik. 2018. Produksi tanaman hortikultura nasional. http://www.bps.go.id. 15 Januari 2019
  3. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu (BPTP Bengkulu). 2014. Pemanfaatan Lahan Kering Masam Dengan Tumpangsari Jagung Dan Kacang Tanah Di Provinsi Bengkulu. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu: Bengkulu
  4. Bertham, Y.H. (2005). Respon Tanaman Kedelai [Glycine max (L.) Merill] terhadap pemupukan posfor dan kompos jerami pada tanah ultisol. Jurnal Penelitian Universitas Bengkulu, 4(2), 78-83.
  5. Bertham, Y.H. & Nusantara, A. D. (2011). Mekanisme adaptasi genotipe baru kedelai dalam mendapatkan hara fosfor dari tanah mineral masam. J. Agronomi Indonesia. 39(1), 24-30.
  6. Cahyono. (2003). Kacang Panjang. Teknik budidaya dan Analisis Usaha Tani. Yayasan Pustaka Nusantara, Yogyakarta.
  7. Gunadi, N. & Subhan. (2007). Respons tanaman tomat terhadap penggunaan jamur mikoriza di lahan marjinal. Jurnal Hortikultura, 17(2), 138-149. DOI: http://dx.doi.org/10.21082/jhort.v17n2.2007.p%25p.
  8. Hartanti, I. (2013). Pengaruh Pemberian Pupuk Hayati Mikoriza Dan Rock Phosphate Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Jagung Manis (Zea Mays Saccharata Sturt). Skripsi. Fakultas Pertanian, Universitas Riau. Pekanbaru, Riau.
  9. Hendri, M., Napitupulu, M. & Sujalu, A.P. (2015). Pengaruh pupuk kandang sapi dan pupuk NPK Mutiara terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman terung ungu (Solanum melongena L.). Jurnal Agrivor,14(2), 213-220. DOI: https://doi.org/10.31293/af. v14i2.1429.
  10. Lakitan, B. (2004). Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
  11. Lizawati, L., Kartika, E., Alia, Y & Handayani, R. (2014). Pengaruh pemberian kombinasi isolat fungi mikoriza arbuskula terhadap pertumbuhan vegetatif tanaman jarak pagar (Jatropha curcas L.) yang ditanam pada tanah bekas tambang batubara. J. Biospecies, 7(1), 14-21.
  12. Manuhuttu. A.P., Rehatta, H. & Kailola, J.J.G. (2014). Pengaruh konsentrasi pupuk hayati bioboost terhadap peningkatan produksi tanaman selada (Lactuca sativa L). Jurnal. Agrologia, 3(1), 68-74. DOI: http://dx.doi.org/10.30598/a.v3i1.256.
  13. Musfal. (2010). Potensi cendawan mikoriza arbuskula untuk meningkatkan hasil tanaman jagung. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 29(4), 154-158. DOI: http://dx.doi.org/10.21082/jp3.v29n4.2010.p154-158.
  14. Nurmala, P. (2014). Penjarangan cendawan mikoriza arbuskula indigeous dari lahan penanaman jagung dan kacang kedelai pada gambut Kalimantan Barat. Jurnal Agro, 1(1), 50-60.
  15. Permatasari, A.D. & Nurhidayati, T. (2014). Pengaruh inokulan bakteri penambat nitrogen, bakteri pelarut fosfat dan mikoriza asal Desa Condro, Lumajang, Jawa Timur terhadap pertumbuhan tanaman cabai rawit. Jurnal Sains dan Seni, 3(2), 44-48. DOI:10.12962/j23373520.v3i2.6868.
  16. Rahayu. (2007). Analisis efisiensi serapan N, pertumbuhan, dan hasil beberapa kultivar kedelai baru dengan cekaman kekeringan dan pemberian pupuk hayati. Agrosains 6(2), 70-74.
  17. Sastrahidayat, I. R. (2011). Rekayasa Pupuk Hayati Mikoriza Dalam Meningkatkan Produksi Pertanian. Universitas Brawijaya Press., Malang.
  18. Sentana. S. 2010. Pupuk Organik, Peluang dan Kendalanya. Pengembangan Teknologi Kimia untuk Pengolahan Sumber Daya Alam Indonesia. Yogyakarta.
  19. Setiawan, A.B., Purwati, S. & Toekidjo. (2012). Pertumbuhan dan hasil benih lima varietas cabai merah (campsicum annuum L.) di dataran menengah. Vegetalika, 1(3), 1-11.
  20. Subowo, G. (2012). Pemberdayaan sumberdaya hayati tanah untuk rehabilitasi tanah Ultisol terdegradasi. Jurnal Sumberdaya Lahan, 6(2), 79-88.
  21. Suparta. I.N., Gede Wijaya, Y. & Gede, M. (2012). Aplikasi jenis pupuk organik pada tanaman padi sistem pertanian organik. E-Jurnal Agroekoteknologi Tropika, 1(2), 98-106.
  22. Susanti, H., 2006. Produksi Biomassa dan Bahan Bioaktif Kolesom (Talinum Triangulare) Pada Berbagai Asal Bibit, Dosis Pupuk Kandang Ayam, dan Komposisi Media Tanam. Tesis. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
  23. Sutedjo. M.M. (2002). Pupuk dan Cara Pemupukan. Rineka Cipta, Jakarta.
  24. Suryati, D. & Anom, E. (2014). Uji Beberapa konsentrasi pupuk cair Azolla (Azolla pinnata) pada pertumbuhan bibit kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di pembibitan utama. Jurnal Online Mahasiswa (JOM) Bidang Pertanian, 1(2), 1-13.
  25. Tambunan, Ardian. S., Fauzi & Guchi, H. (2014). Efisiensi pemupukan P terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman jagung (Zea mays L.) pada tanah andosol dan ultisol. Jurnal Online Agroekoteknologi, 2(2), 414-426.
  26. Widiastuti, H., Guhardja, E., Sukarno, N., Darusman, L.K., Goendi, D.H. & Smith, S. (2003). Arsitektur akar bibit kelapa sawit yang dinokulasi beberapa cendawan mikoriza arbuskula. Menara Perkebunan, 7(1), 28-43.
  27. Winarso, S. (2005). Kesuburan Tanah. Gava Media, Yogyakarta
  28. Zainal, M., A. Nugroho, A. & Sumiarti, N.E. (2014). Respon pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai (Glycine max (l.) Merill) pada berbagai tingkat pemupukan N dan pupuk kandang ayam. Jurnal Produksi Tanaman, 6(2), 484-490.