Main Article Content

Abstract

[UTILIZATION OF MICROBE TO INCREASE GROWTH AND YIELDS OF SOYBEAN IN COASTAL LAND]. This study aims to obtain the precise combination of variety and biofertilizer to increase soybean productivity in Bengkulu coastal land. The research was conducted from March to July 2017, located at Beringin Raya Village, Muara Bangkahulu Sub-District, Bengkulu. The study was conducted using a split-plot design which was repeated three times. The main plot was two soybean varieties (Grobogan and Wilis). The subplots were two types of biofertilizers, arbuscular mycorrhizal fungi and phosphate solubilizing fungi. The result showed that the seed weight of the Grobogan variety (equivalent to 3.38 tons/ha) was significantly higher than the Wilis variety (equivalent to 2.72 tons/ha). However, the increment of the Wilis variety (equivalent to 1.12 tons/ha) was higher than the Grobogan variety (equivalent to 0.61 tons/ha) according to the description of each variety. The combination of arbuscular mycorrhizal fungi and phosphate solubilizing fungi showed superior performance than arbuscular mycorrhizal fungi or phosphate solubilizing fungi alone. The interaction of Grobogan varieties with a combination of arbuscular mycorrhizal fungi and phosphate solubilizing fungi produced the highest seed weight (equivalent to 3.52 tons/ha) which was statistically similar to the interaction of Grobogan varieties and arbuscular mycorrhizal fungi (equivalent to 3.45 tons/ha). In terms of economics of resources, the use of arbuscular mycorrhizal fungi is not required to be combined with phosphate solubilizing fungi.

Article Details

Author Biography

Abimanyu Dipo Nusantara, University of Bengkulu

How to Cite
Nusantara, A. D., Bertham, Y. H., Junedi, A., Pujiwati, H., & Hartal, H. (2019). PEMANFAATAN MIKROBA UNTUK MENINGKATKAN PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI DI TANAH PESISIR. Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian Indonesia, 21(1), 37–43. https://doi.org/10.31186/jipi.21.1.37-43

References

  1. Adisarwanto. (2008). Budidaya Kedelai Tropika. Penebar Swadaya, Jakarta.
  2. Astuti Y.W., Widodo L.U. & Budisantosa, I. (2013). Pengaruh bakteri pelarut fosfat dan bakteri penambat nitrogen terhadap pertumbuhan tanaman tomat pada tanah masam. Skripsi Fakultas Biologi Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto.
  3. Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi. (2015). Deskripsi Varietas Unggul Aneka Kacang dan Umbi. Agro Inovasi, Balitkabi, Malang.
  4. Badan Pusat Statistik. (2016). Produktivitas Kedelai Menurut Provinsi (kuintal/ha), 1993-2015. https://www.bps.go.id
  5. Bertham, Y.H. (2002). Potensi pupuk hayati dalam peningkatan produktivitas kacang tanah dan kacang kedelai pada tanah seri Kandanglimun Bengkulu. JIPI. 4(1):18-26.
  6. Bertham, Y.H., Pabianto J. & Nusantara, A.D. (2010). Aplikasi Rhizobium dan fungi pelarut fosfat dalam rangka meningkatkan serapan hara N dan P pada beberapa genotipe kedelai di Ultisol. Prosiding Semirata Bidang Ilmu – Ilmu Pertanian Tahun 2010. BKS PTN Wilayah Barat.
  7. Bertham, Y.H., Handajaningsih, M. & Ganefianti, D.W. (2013) Ujicoba budidaya cabai organik di lahan pesisir Bengkulu. Prosiding Semirata Bidang Ilmu – Ilmu Pertanian Tahun 2013. BKS PTN Wilayah Barat.
  8. Elpawati, S.D., Stephani, & Dasumiati. (2015). Optimalisasi penggunaan pupuk kompos dengan penambahan Effective Microorganism 10 (EM10) pada produktivitas tanaman jagung (Zea mays [L.]). J. Al-Kauniyah 8(2), 77-87.
  9. Fatimah, V.S. & Saputroh, T.B. (2016). Respon karakter fisiologis kedelai (Glycine max [L]) varietas Grobogan terhadap cekaman genangan. J. Sains dan Seni ITS, 5(2), 71-77.
  10. Gomez, K.A. & Gomez, A.A. (1984). Statistical Procedures for Agricultural Research. John Wiley & Sons., Singapore.
  11. Gunadi, S. (2002). Teknologi pemanfaatan lahan marginal kawasan pesisir. J. Teknologi Lingkungan, 3(3), 232-236.
  12. Hajoeningtijas, D.O. (2009). Ketergantungan tanaman terhadap mikoriza sebagai kajian potensi pupuk hayati mikoriza pada budidaya berkelanjutan. J. Agritech, 9(2), 125-136.
  13. Marbun, S., Sembiring, M. & Bintang. (2015). Aplikasi pelarut fosfat dan bahan organik untuk meningkatkan serapan P dan pertumbuhan kentang pada Andisol terdampak erupsi gunung Sinabung. J. Agroekoteknol., 4(1), 1651-1658.
  14. Nurbaity, A., Herdiyantoro, D. & Setiawan, A. (2007). Aplikasi fungi mikoriza arbuskula dan bahan organik untuk meningkatkan ketahanan tanaman jagung terhadap kekeringan. Prosiding Seminar dan Kongres Nasional MKTI VI. Bogor.
  15. Nurida, N.L., Rachman, A. & Sutono. (2012). Potensi pembenah tanah Biochar dalam pemuliaan sifat tanah terdegradasi dan peningkatan hasil jagung pada typic kanhapludults Lampung. J. Buana Sains, 12(1), 69-74.
  16. Oktaviani, S., Triyono. & Haryono, N. (2013). Analisis neraca air budidaya tanaman kedelai (Glycine max [L.] Merr.) pada lahan kering. J. Teknik Pertanian Lampung, 2(1), 7-16.
  17. Pemprov Bengkulu. (2015). Geologi. http://bengkuluprov.go.id/profil/geografi/. Diakses 2 Februari 2017 [Online].
  18. Prasetyo, B.H., Santoso D. & Retno, L. (2009). Analisis Kimia Tanah, Tanaman, Air dan Pupuk Petunjuk Teknis Edisi 2. Balai Penelitian Tanah, Bogor.
  19. Pratiwi, E., Santoso. & Turjaman, M. (2012). Penentuan dosis bahan pembenah tanah (Amelioran) untuk perbaikan tanah dan tailing pasir kuarsa sebagai media tumbuh tanaman hutan. J. Penelitian Hutan dan Konservasi Alam, 9(2), 163-174.
  20. Purwaningsih, S. (2001). Pengaruh mikroba tanah terhadap pertumbuhan dan hasil panen kedelai (Glycine max L.). Berita Biologi, 5(4), 373-378.
  21. Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian. (2015). Keragaman Kedelai Indonesia : Perkembangan Ekspor dan Impor Kedelai di Indonesia. Kementerian Pertanian Republik Indonesia, Jakarta.
  22. Sapareng, S., Idris, M.Y., Akbar, T.W. & Arzam, T.S.A. (2017). Pengaruh pedia tanah dan beberapa jenis pupupk organik terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman jagung. J. Agrosains dan Teknologi, (2(1), 44-60.
  23. Simanjuntak, A., Rosanty, R. & Purba, E. (2013). Respon pertumbuhan dan produksi bawang merah (Allium ascalonicum L.) terhadap pemberian pupuk NPK dan kompos kulit kopi. J. Online Agroekoteknol., 1(3), 362-373.
  24. Sumarno. (2011). Perkembangan Teknologi Budi Daya Kedelai di Lahan Sawah. J. Iptek Tanaman Pangan, 6(2), 139-151.
  25. Suprapto, H.S.(2001). Bertanam Kedelai. Penebar Swadaya, Jakarta.
  26. Suriadikarta, D. & Simanungkalit. (2006). Pupuk Organik dan Pupuk Hayati. Balai Besar Litbang Sumber Daya Lahan Pertanian. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Bogor.
  27. Widiastuti, E. & Latifah, E. (2016). Keragaan pertumbuhan dan biomassa varietas kedelai (Glycine max [L]) di lahan sawah dengan aplikasi pupuk organik cair. Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia. 21(2), 90-97.
  28. Yuwono, W.N. (2009). Membangun kesuburan tanah di lahan marginal. J. Ilmu Tanah dan Lingkungan, 9(2), 137-141.