Main Article Content

Abstract

[THE IMPACT OF PALM OIL SLUDGE RESIDUES AND DOLOMITE RESIDUES ON GROWTH AND YIELD OF PEANUT (Arachis hypogaea L.) IN ULTISOL].  This study aims to determine the best interaction between palm oil sludge (POS) residues and dolomite residues, determine the best POS residue, and determine the best dolomite residue in the growth and yield of peanut plants. This research was conducted from March 2018 to June 2018, the design used was a Complete Randomized Block Design (RCBD) with two factors. The first factor is POS residue with 3 levels, 0, 10, and 20 tons/ha. The second factor is dolomite residue with 4 levels, namely 0, 2, 4, and 6 tons/ha. The results showed that the best treatment combination was obtained from oil POS residue of 10 tons/ha and dolomite residue of 2 tons/ha which produced the highest total root nodule weights of 0.2417 g. POS residue of 20 tons/ha gives the highest yield on the growth component, which is an average plant height of 16.72 cm. POS residue of 10 tons/ha gave the highest yield on the growth component, namely dry stover weight of an average of 9.57 g, as well as the yield component of 45.20 total pods, 32.84 pods, total pod weight 43.47 g, and the weight of pith pods weighing 36.60 g. The highest total dry pod weight was 2.71 tons/ha. Dolomite residue gave a higher yield on all growth variables and observed results, with the highest total dry pod weight being 2.68 tons/ha.

 

Article Details

How to Cite
Nugroho, A., Gusmara, H., & Simanihuruk, B. W. (2019). DAMPAK RESIDU LUMPUR SAWIT DAN DOLOMIT TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.) DI ULTISOL. Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian Indonesia, 21(2), 91–98. https://doi.org/10.31186/jipi.21.2.91-98

References

  1. Agistia, I. & Hapsari, R.I. (2006). Pengaruh aplikasi Rhizobium indigen terhadap pertumbuhan kedelai pada Entisol dan Inceptisol. J. Buana Sains, 6(2), 171-176. DOI: http://dx.doi.org/10.33366/bs.v6i2.107
  2. Arma, M., Fermin, U. & Sabaruddin, L. (2013). Pertumbuhan dan produksi jagung (Zea mays L.) dan kacang tanah (Arachis hypogaea L.) melalui pemberian nutrisi organik dan waktu tanam dalam sistem tumpang sari. Jurnal Agroteknos, 3(1), 1-7.
  3. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. (1990). Buku Keterangan Peta Satuan Lahan dan Tanah Lembar Bengkulu. Kode 0813. Proyek Perencanaan dan Evaluasi Sumber Daya Lahan Pengelolaan Data Base Tanah. Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat. Skala 1:125.000.
  4. Badan Pusat Statistik. (2016). Produktivitas Kacang Tanah Menurut Provinsi, 1993-2015. Badan Pusat Statistik, Indonesia.
  5. Badan Pusat Statistik. (2017). Tinggi Tempat di atas Permukaan Laut, 1993-2017. Badan Pusat Statistik, Bengkulu Tengah. https://bengkulutengahkab.bps.go.id/dynamictable/2017/04/17/12/tinggi-wilayah-di-atas-permukaan-laut-dpl-menurut-Kec-amatan-dikabupaten-bengkulu-tengah.html. 17 April 2017.
  6. Balai Penelitian Tanah. (2005). Petunjuk Teknis Analisis Kimia Tanah, Pupuk, Tanaman dan Air. Balai Penelitian Tanah, Bogor.
  7. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu. (2014). Pemanfaatan Lahan Kering Masam dengan Tumpang Sari Jagung dan Kacang Tanah di Provinsi Bengkulu. Kota Bengkulu. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu, Bengkulu.
  8. Barus, J. (2011). Uji efektivitas kompos jerami dan pupuk NPK terhadap hasil padi J. Agrivigor, 10(3), 247-252.
  9. Bertham, Y.H., Aini, N., Murcitro, B.G. & Nusantara, A.D. (2018). Uji coba empat varietas kedelai di kawasan pesisir berbasis biokompos. Biogenesis, 6(1), 36-42. DOI: https://doi.org/10.24252/bio.v6i1.4144.
  10. Esawy, M., El-Kader, & Robin, P. (2009). Effects of Different Organic and Inorganic Fertilizers on Cucumber Yield and some Soil Properties. World J. Agric Sci., 5(4), 408-414.
  11. Fefiani, Y. & Barus, W.A. (2014). Respon pertumbuhan dan produksi tanaman mentimun (Cucumis sativus L.). akibat pemberian pupuk kandang sapi dan pupuk organik padat Supernasa. J.Agrium 19(1), 21-30. https://doi.org/10.30596/agrium.v19i1.328.
  12. Firmansyah, I., Syakir, M, & Lukman, L. (2017). Pengaruh kombinasi dosis pupuk n, p, dan k terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman terung (Solanum melongena L.). J. Hort, 27(1), 69-78. DOI: http://dx.doi.org/10.21082/jhort.v27n1.2017.p69-78.
  13. Gafur, W.A., Pembengo, W. & Zakaria, F. (2013). Pertumbuhan dan Hasil Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) berdasarkan Waktu Penyiangan dan Jarak Tanam yang Berbeda. https://www.coursehero.com/ file/18800893/2487-2480-1-PBpdf. 26 Mei 2017.
  14. Gardner, F.P., Pearce, R.B. & Mitchell, R.L. (2010). . Physiology of Crop Plants. Scientific Publishers, Bangalore, India.
  15. Haerani, S. & Minardi, S. (2013). Pemanfaatan residu penggunaan pupuk organik dan penambahan pupuk urea terhadap hasil jagung pada lahan sawah bekas galian C. J. Ilmu Tanah dan Agroklimatologi, 10(1), 37-44. DOI: http://dx.doi.org/10.15608%2Fstjssa.v10i1.132.
  16. Haridi, M. & Zulhidiani, R. (2009). Komponen hasil dan kandungan K empat kultivar kacang tanah pada empat taraf pemupukan K di Lahan Lebak. J. Agroscientiae, 2(16), 99-106.
  17. Hidayat, A. & Mulyani, A. (2003). Lahan Kering untuk Pertanian. In Buku Teknologi Pengelolaan Lahan Kering. Hal 1 – 34. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah dan Agroklimat, Bogor.
  18. Ispandi, A. & Munip, A. (2005). Efektifitas pengapuran terhadap serapan hara dan produksi beberapa klon ubi kayu di lahan kering masam. J. Ilmu Pertanian, 12(2), 125-139.
  19. Ispandi, A. & Munip, A. (2009). Efektivitas pupuk K dan frekuensi pemberian pupuk K dalam meningkatkan serapan hara dan produksi kacang tanah di Lahan Kering Alfisol. J. Agroteknologi, 11(2), 11-24.
  20. Kashengky, R. (2012). Perbandingan Karbon Tersimpan pada Beberapa Penutupan Lahan di Kabupaten Mamuju Utara, Sulawesi Barat Berdasarkan Karakteristik Fisik Lahannya. Skripsi. Departemen Silvikultur Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
  21. Larcher, W. (1975). Physiological Plant Ecology: Ecophysiology and Stress Physiology of Functional Groups. Third Edition. Springer, New York.
  22. Marthin, A.K. & Wijayanti, F.W. (2011). Pengaruh bokelas dan pupuk kandang terhadap hasil kacang tanah (Arachis hypogea L.). J. Agrinimal, 1(1), 28-32.
  23. Muhsin, K., Patadungan, Y. & Basir, M. (2017). Respon tanaman kacang tanah terhadap berbagai jenis pupuk pada Entisols di Kelurahan Tondo. E.J. Mitra Sains, 5(1), 1-11.
  24. Nugroho, J.S., Simanihuruk, B.W. & Gusmara, H. (2016). Pengaruh lumpur sawit dan NPK sintetik terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman jagung. Agritrop J.Ilmu-Ilmu Pertanian, 14(2), 109-114. DOI: http://dx.doi.org/10.32528/agr.v14i2.425
  25. Nurhayati. (2013). Pengaruh jenis amelioran terhadap efektivitas dan infektivitas mikroba pada tanah gambut dengan kedelai sebagai tanaman indikator. J. Floratek, 40(6), 124-139.
  26. Nyakpa. M.Y., Lubis, A.M., Pulung, M.A., Amrah, A.G., Munawar, A., Hong,
  27. G.B. & Hakim, N. (1998). Kesuburan Tanah. Universitas Lampung. Lampung.
  28. Rachman, I.A., S. Djuniwati, & Idris, K. (2008). Pengaruh bahan organik dan pupuk npk terhadap serapan hara dan produksi jagung di Inceptisol Ternate. J. Tanah dan Lingkungan, 10(1), 7-13.
  29. Rahmianna, A.A., Pratiwi, H. & Harnowo, D. (2015). Budidaya Kacang Tanah. Monograf Balitkabi No. 13. ISBN 978-602-95497-7-5.
  30. Safuan, L.O., Buludin & Suliartini, N.W.S. (2012). Pengaruh residu bahan organik terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman kacang panjang (Vigna sinensis L.). J. Agroteknos, 2(1), 1-8.
  31. Sari, D.P., Simanihuruk, B.W. & Gusmara, H. (2017). Pertumbuhan dan hasil jagung manis dengan pengurangan pupuk NPK yang digantikan dengan lumpur kelapa sawit (Sludge) pada tanah Ultisol. Agritop J.Ilmu-Ilmu Pertanian, 15(1), 138-150. DOI: http://dx.doi.org/10.32528/agr.v15i1.800.
  32. Silahooy, C.H. (2012). Efek Dolomit dan SP-36 terhadap bintil akar, serapan N dan hasil kacang tanah (Arachis hypogaea L.) pada tanah Kambisol. J. Agrologia1, 1(2), 91-98.
  33. Simbolon, J., Simanihuruk, B.W., Murcitro, B.G., Gusmara, H. & Suprijono, E. (2018). Pengaruh subtitusi pupuk N sintetik dengan limbah lumpur sawit terhadap pertumbuhan dan hasil jagung manis. Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian Indonesia, 20(2), 51-59. DOI: https://doi.org/10.31186/jipi.20.2.51-59.
  34. Subandi & Wijanarko, A. (2013). Pengaruh teknik pemberian kapur terhadap pertumbuhan dan hasil kedelai pada lahan kering masam. J. Penelitian Pertanian Tanaman Pangan, 32(3), 171-178.
  35. Sugito, Y., Nuraini, Y. & Nihayati, E. (1995). Sistem Pertanian Organik. Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya Malang, Malang.
  36. Suntoro, (2001). Pengaruh residu penggunaan bahan organik, Dolomit, dan KCl pada tanaman kacang tanah (Arachis hypogeae L.) pada Oxic Dystrudept di Jumapolo, Karanganyar. J.Habitat, 12(3),
  37. -177.
  38. Syahputra, D., Alibasyah, M.R. & Arabia, T. (2014). Pengaruh kompos dan Dolomit terhadap beberapa sifat kimia Ultisol dan hasil kedelai (Glycine max L. Merril) pada lahan berteras. J. Manajemen Sumberdaya Lahan, 4(1), 535-542.
  39. Timung, A.P., Serangmo, D. & Airtur, M. (2013). Efek Residu Bahan Organik terhadap beberapa Sifat Kimia dan Hasil Kangkung Darat di Tanah Vertisol Oepura. https://www.academia.edu/10865692/Jurnal_andri_permata_timung. Diakses pada tanggal 22-05-2017.
  40. Tukey, J.W. (1977). Exploratory Data Analysis. Addison-Wesley, Reading.
  41. Turmuktini, T. (2009). Interaksi antara dosis fungi mikoriza arbuskula terhadap pertumbuhan, kuantitas, dan kualitas tiga kultivar kedelai. Ber. Penel. Hayati, Edisi Khusus, 3C, 79-83.
  42. Wahyono, S., Sahwandan, F.L. & Suryanto, F. (2008). Tinjauan terhadap perkembangan penelitian pengolahan limbah padat pabrik kelapa sawit. J. Tek. Ling, Edisi Khusus, 1, 64-74.
  43. Yulia, A.E., Murniati & Fatimah. 2011. Aplikasi pupuk organik pada tanaman Caisim untuk dua kali penanaman. J. SAGU, 10(1), 14-19.
  44. Yunus. (2006). Efek residu pengapuran dan pupuk kandang terhadap basa-basa dapat ditukarkan pada Ultisol dan hasil kedelai.. J. Solum, 3(1), 27-33.