Main Article Content

Abstract

Food security has becoming strategic issue in Sukabumi District in view of this district still having stunting prevalence 37%. In other word, one of three children in Sukabumi District having stunting. This research aims to maping the level of society food resilience and to formulating the strategy of increasing food security in minimizing case of stunting in Sukabumi District. The method applied in this reasearch is descriptive qualitative which combined with EFE (External Factor Evaluation) and IFE (Internal Factor Evaluation) analysis in one formula SWOT (Strength Weakness Opportunity Threat). Research also used an approach of Global Food Security Index; and Food Security and Vulnerability Atlas. The results of this research are considered from affordability dimension, whole society could afford it; availability dimension, amount of food availability has fulfill the ideal standard; while quality and safety dimensions heve not fulfill the ideal standard. Sukabumi District are having 168 villages that food insecurity. The appropriate strategy of increasing food security in minimizing stunting is Diversification Strategy, which implementing through: (1) food diversification; (2) optimilizing food and livestock availability; (3) providing employment in agriculture areas; and (4) restraining the conversion of agricultural land.

Article Details

How to Cite
Riajaya, H., & Munandar, A. I. (2020). STRATEGI PENINGKATAN KETAHANAN PANGAN DALAM MEMINIMALISASI STUNTING DI KABUPATEN SUKABUMI. Jurnal AGRISEP: Kajian Masalah Sosial Ekonomi Pertanian Dan Agribisnis, 19(2), 255–274. https://doi.org/10.31186/jagrisep.19.2.255-274

References

  1. BPS Jawa Barat. 2018. Analisis Indikator Logistik Pangan (Beras) Provinsi Jawa Barat 2017. Bandung: Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat.
  2. Badan Ketahanan Pangan. 2018. Direktori Perkembangan Konsumsi Pangan. Jakarta: Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian.
  3. Badan Ketahanan Pangan. 2018. Peta Ketahanan Dan Kerentanan Pangan -Food Security And Vulnerability Atlas 2018. Jakarta: Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian.
  4. Dewan Ketahanan Pangan. 2015. Kebijakan Strategis Pangan Dan Gizi Tahun 2015-2019. Jakarta: Kementerian Pertanian/Dewan Ketahanan Pangan.
  5. Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Sukabumi. 2017. Pemetaan Ketahanan Dan Kerentanan Pangan (Food Security And Vulnerability Atlas). Sukabumi: Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Sukabumi.
  6. Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Sukabumi. 2018. Laporan Akhir Penyusunan Analisis Neraca Bahan Makanan Kabupaten Sukabumi Tahun 2018. Sukabumi: Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Sukabumi.
  7. Hamami, M. 2019. Sukabumi klaim surplus produksi beras hingga 350 ribu ton. https://nasional.republika.co.id/berita/nasional/daerah/pnqj2o414/nasional/daerah/19/02/21/pnac4u349-sukabumi-klaim-surplusproduksi-beras-hingga-350-ribu-ton, diakses tanggal 3 Maret 2019.
  8. Elizabeth, R. 2011. Strategi pencapaian diversifikasi dan kemandirian pangan: Antara harapan dan kenyataan. Jurnal Iptek Tanaman Pangan, 6 (2).
  9. Global Food Security Index. 2018. https://foodsecurityindex.eiu.com/Country/Details#Indonesia, diakses tanggal 22 Februari 2019.
  10. Khudori. (2009). Neoliberalisme menumpas petani: Menyingkap kejahatan industri pangan. Yogyakarta: Resist Book.
  11. Kementerian Kesehatan. 2012. Ketahanan Pangan Dan Perbaikan Gizi Merupakan Suatu Kesatuan. Jakarta: Pusat Komunikasi Publik Setjen Kementerian Kesehatan. Publikasi pada 19 November 2012 pukul 17:00:00.
  12. Kementerian Kesehatan. (2017). Pendekatan program kesehatan masyarakat tahun 2018. Jakarta: Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat. Pemaparan pada 04 Oktober 2017.
  13. Kementerian Kesehatan. (2018). Buku Saku Pemantauan Status Gizi Tahun 2017. Jakarta: Direktorat Gizi Masyarakat Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan.
  14. Keputusan Menteri Kesehatan. (2010). Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1995/MENKES/SK/XII/2010 tentang Standar Antropometri Penilaian Status Gizi Anak. Jakarta: Kementerian Kesehatan.
  15. Ketaren, A. (2015). Modal sosial petani dalam pertanian berkelanjutan dalam mendukung ketahanan pangan daerah. Lhokseumawe, Aceh: Unimal Press.
  16. Peraturan Pemerintah. 2015. Peraturan Pemerintah RI Nomor 17 Tahun 2015 Tentang Ketahanan Pangan dan Gizi. Jakarta: Presiden RI.
  17. Safa’at, R. 2013. Rekonstruksi Politik Hukum Pangan: Dari Ketahanan Pangan Ke Kedaulatan Pangan. Malang: UB Press.
  18. Susilo, E. Purwanti, P. Fattah, M. 2017. Adaptasi Manusia, Ketahanan Pangan Dan Jaminan Sosial Sumberdaya. Malang: UB Press.
  19. The Mother and Child Health and Education Trust. 2009. Protection and Support of Healthy Maternal. Infant and Young Child. www.motherandchildnutrition.org diakses tanggal 19 Februari 2019.
  20. TNP2K. 2017. 100 Kabupaten/Kota Prioritas untuk intervensi anak Kerdil (Stunting). Jakarta: Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K). Volume 1.
  21. TNP2K. 2018. Gerakan Nasional Pencegahan Stunting dan Kerjasama Kemitraan Multi Sektor. Sekretariat Wakil Presiden Republik Indonesia/Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K). Pemaparan pada Agustus 2018.
  22. Undang-Undang. 2012. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2012 Tentang Pangan. Jakarta: Presiden RI.
  23. UNICEF. 2004. Low birthweight: country, regional, and global estimate. New York: UNICEF.
  24. Wheelen, T.L. 2008. Concept in strategic management and business policy. New Jersey: Prentice Hall, inc. Eight edition.
  25. WHO. 2010. Nutrition landscape information system (NLIS) country profile indicators: Interpretation guide. Geneva: World Health Organization. Interpretation guide. Geneva: World Health Organization.