Main Article Content

Abstract

Toxoplasmosis merupakan penyakit infeksi parasit protozoa yang disebabkan oleh Toxoplasma gondii. Kucing adalah inang definitif penyakit Toxoplasmosis. Penularan Toxoplasmosis melalui termakannya ookista dari feses yang mengkontaminasi lingkungan. Tingkat infeksi Toxoplasmosis di Indonesia masih cukup tinggi. Anak usia 2 – 5 tahun suka bermain diluar rumah bersama hewan dan juga cenderung menyukai video animasi lagu. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan edukasi pencegahan penyakit Toxoplasmosis melalui video animasi lagu pada anak – anak. Agar anak – anak yang sering bermain diluar rumah dapat melakukan tindakan pencegahan terutama dari infeksi Toxoplasmosis. Sebanyak 50 anak di Desa Drajat Bojonegoro sebagai peserta dan didampingi orang tua atau wali. Bentuk kegiatan secara offline dan online dengan kegiatan penyampaian informasi dan video animasi lagu edukasi serta pengisian kuisioner. Kegiatan ini mendapat respon yang baik dari peserta dengan sebanyak lebih dari 64% menyatakan video ini edukatif, menarik dan informatif. Adanya video animasi edukasi ini dapat mencegah penularan penyakit Toxolasmosis

Article Details

How to Cite
Wardhani, L. D. K., Hutomo, N. A., Moekti, B. S., & Mukti, M. U. E. (2021). Pencegahan Penyakit Toxoplasmosis Melalui Video Animasi Lagu Edukasi Pada Anak Di Desa Drajat Kecamatan Baureno Kabupaten Bojonegoro. Dharma Raflesia : Jurnal Ilmiah Pengembangan Dan Penerapan IPTEKS, 19(1), 33–40. https://doi.org/10.33369/dr.v19i1.13596

References

  1. Aditama, N. (2016). Determinan Lingkungan Dan Perilaku Berhubungan Dengan Terjadinya Penyakit Infeksi Toxoplasmosis Di Wilayah Kota Semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat (e-Journal), 4(5), 67-76.
  2. Ariyanto, A. M. (2018). Membangun Sistem Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Zoonosis dan Penyakit Infeksi Emerging (PIE) di Kabupaten Ketapang Kalimantan Barat Melalui Pendekatan One Health.
  3. Ekowati, U., Nggonggoek, W., & Utomo, S. S. (2019). Sosialisasi Pendidikan Karakter Berbasis Budaya Pada Anak-Anak Dengan Media Video. SELAPARANG Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan, 2(2), 19-23.
  4. Hamdan, A. (2015). Toxoplasmosis Dalam Kehamilan. Intisari Sains Medis, Fakultas Kedokteran Universitas Udayana. 2(1), 13-18.
  5. Hasanah, U. (2016). Pengembangan kemampuan fisik motorik melalui permainan tradisional bagi anak usia dini. Jurnal Pendidikan Anak, 5(1).
  6. Hastuti, D., Alfiasari, A., & Chandriyani, C. (2010). Nilai anak, stimulasi psikososial, dan perkembangan kognitif anak usia 2-5 tahun pada keluarga rawan pangan di kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah. Jurnal Ilmu Keluarga & Konsumen, 3(1), 27-34.
  7. Mori, F.M.R., Bregano, R.M., Capobiango, J.D., Inoue, I.T., Reche, E.M.V., Morimoto, H.K., Casella, A.M.B., Bittencourt, L.H.F., Freire, R.L., Navarro, I.T. (2011). Programs for Control of Congenital Toxoplasmosis. Rev AssocMed Bras. 57: 581- 586
  8. Rachmawati, I. (2019). Personal Hygiene and Toxoplasmosis Occurences in “Bungkul Cat Lovers” Cat Owners Community in Surabaya: An Association Study. JURNAL KESEHATAN LINGKUNGAN, 11(2), 116-122.
  9. Sari, N. L. J. W., & Sudarmaja, I. M. (2017). Gambaran Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Terhadap Toksoplasmosis Di SMA 2 Denpasar Tahun 2014. E-Jurnal Medika, 4(1), 1-9.
  10. Sulistyawati, D., & Tantya, D. P. (2018). Pemeriksaan Ookista Toxoplasma gondii pada Kemangi (Ocimum basilicum) dan Kubis (Brassica oleracea, L.) di Pedagang Ayam dan Ikan Goreng/Panggang. Biomedika, 11(1).
  11. Tuda, J., Adiani, S., Ichikawa-Seki, M., Umeda, K., & Nishikawa, Y. (2017). Seroprevalence of Toxoplasma gondii in humans and pigs in North Sulawesi, Indonesia. Parasitology international, 66(5), 615-618.