Main Article Content

Abstract

Masyarakat Desa Tanjung Utara sebagian besar tidak memanfaatkan lahan atau pekarangan karena sering terjadi banjir secara periodik setiap tahun. Saat ini, Indonesia bahkan dunia sedang mengalami covid-19 yang tidak hanya membawa masalah kesehatan masyarakat, tetapi juga berimplikasi luas, seperti kelancaran distribusi pangan. Pemerintah melalui Kementerian Pertanian telah membentuk program Pekarangan Pangan Lestari. Program ini sangat tepat untuk diwujudkan di masa covid-19. Kegiatan ini bertujuan 1) Memberdayakan masyarakat untuk memanfaatkan pekarangan dengan menanam berbagai tanaman sayuran untuk pemenuhan gizi keluarga dan memberi penyuluhan tentang manfaat tanaman sayuran, 2) Mensosialisasikan program Pekarangan Pangan Lestari (P2L).  Melalui berbagai teknik budidaya yang dapat diterapkan dengan membuat demonstrasi plot (demplot) baik langsung lahan pekarangan maupun menggunakan metode-metode lain seperti small garden, hidroponik, vertikultur dan microgreens. Hasil kegiatan pengabdian telah meningkatkan pemahaman ibu-ibu  mengenai budidaya sayuran di pekarangan dan program pekarangan pangan lestari.

Keywords

gizi lestari pekarangan sayuran

Article Details

How to Cite
Susilawati, S., Ammar, M., Sulaiman, F., Harun, M. U., & Irmawati, I. (2022). Pemberdayaan Ibu-Ibu PKK melalui Budidaya Sayuran untuk Pemenuhan Pangan Keluarga dan Mewujudkan Program P2L pada Masa Pandemi Covid-19. Dharma Raflesia : Jurnal Ilmiah Pengembangan Dan Penerapan IPTEKS, 20(1), 123–132. https://doi.org/10.33369/dr.v20i1.20762

References

  1. Ashari, Saptana, & Purwantini, T. B. (2012). Potensi dan Prospek Pemanfaatan Lahan Pekarangan untuk Mendukung Ketahanan Pangan. Forum Penelitian Agro Ekonomi, 30(1), 13–30.
  2. Badan Ketahanan Pangan. (2019). Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL). Kementerian Pertanian. http://krpl.bkp.pertanian.go.id.
  3. Badan Pusat Statistik. (2018). Statistik Tanaman Sayuran dan Buah-buahan Semusim Indonesia.
  4. Bahua, M. I. (2015). Penyuluhan dan Pemberdayaan Petani Indonesia. Ideas Publishing. 138 .
  5. Kriswantoro, H., & Wahyudi, F. (2015). Pola dan Intensitas Pemanfaatan Lahan Pekarangan di Kecamatan Purwodadi Kabupaten Musi Rawas. Klorofil, X(2), 58–62.
  6. Lakitan, B., Kadir, S., Wijaya, A., & Susilawati. (2018). Tolerance of common beans (Phaseolus vulgaris L.) to different durations of simulated shallow water table condition. Australian Journal of Crop Science Vol 12(11),1757-1764. https://doi.org/10.21475/ajcs.18.12.04.pne1047.
  7. Susilawati, Ammar, M., Kurnianingsih, A., Irmawati, Adhistia, Y., & Yuniar, F. (2018). The Correlation between Growth Characters and Yield of Shallot (Allium ascalonicum L.) due to the Application of Nitrogen, Phosphate and Potassium Fertilizers. Russian Journal of Agricultural and Socio-Economic Sciences, 9(81), 502–509. https://doi.org/10.18551/rjoas.2018-09.62.
  8. Susilawati, Ammar M, Mu’arif. (2019a). Pengaruh penggunaan komposisi media tanam terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman bawang merah (Allium cepa L.). In: Herlinda S et al. (Eds.), Prosiding Seminar Nasional Lahan Suboptimal 2018, Palembang 18-19 Oktober 2018. pp. 93-102. Palembang: Unsri Press.
  9. Susilawati & Lakitan, B. (2019). Cultivation of common beans (Phaseolus vulgaris L.) subjected to shallow water table at riparian wetland in South Sumatra, Indonesia. Australian Journal of Crop Science Vol 13(1), 98-104. https://doi.org/10.21475/ajcs.19.13.01.p1298.
  10. Susilawati, S., Irmawati, I., Sukarmi, S., Kurnianingsih, A., & Mutia, A. (2019b). Penggunaan Biochar dan Tinggi Muka Air pada Umur Satu Bulan setelah Tanam terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Bawang Merah. Jurnal Lahan Suboptimal Vol 8(2), 202-212. Journal of Suboptimal Lands. https://doi.org/10.33230/jlso.8.2.2019.451.