Main Article Content

Abstract

Penelitian ini bertujuan menghasilkan bahan ajar mata
pelajaran Bahasa Indonesia berbasis cerita rakyat di provinsi
Bengkulu. Penelitian ini adalah penelitian pengembangan yang
dikembangkan Sugiyono. Adapun tahapan penelitian ini secara
garis besar, yakni : (1) penelitian awal atau identifikasi, (2)
merancang bahan ajar, (3) memproduksi bahan ajar, dan (4)
menguji bahan ajar. Hasil penelitian menunjukan bahwa bahan ajar
yang dibutuhkan guru adalah bahan ajar yang menyertakan cerita
rakyat Bengkulu, dan menggunakan bahasa verbal dan visual.
Sedangkan bahan ajar kebutuhan siswa adalah cerita rakyat yang
bergambar, berwarna terang dan menggunakan kalimat-kalimat
pendek. Cerita rakyat Bengkulu sudah diajarkan di sekolah. Namun,
siswa tidak tertarik untuk membaca cerita rakyat Bengkulu.
Pengembangan cerita rakyat menjadi bahan ajar adalah langkah
untuk mendukung kegiatan literasi membaca di sekolah dasar.

Keywords

bahan ajar cerita rakyat literasi membaca.

Article Details

How to Cite
Asip, M., Muktadir, A., & Koto, I. (2019). Pengembangan Bahan Ajar Bahasa Indonesia Berbasis Cerita Rakyat Untuk Mendukung Gerakan Literasi Sekolah Di Kelas Rendah. Jurnal Pembelajaran Dan Pengajaran Pendidikan Dasar, 2(1), 83–97. https://doi.org/10.33369/dikdas.v2i1.8689

References

  1. Antasari, Indah Wijaya. “Support Parents on Building Children's Literacy”. Jurnal Edulib. Tahun 6, Volume 6 No. 2 November 2016. Hal. 138-146
  2. Bassano, Mary. 2015. Terapi Musik & Warna : Cara Dahsyat Hidup Lebih Sehat dan Bahagia. Yogyakarta: Araska
  3. Boyatzis, CJ & Reenu Varghese. “Children’s Emotional Associations With Colors”. The journal Genetic Psychology. Vol.155. No.1. Th.1994. Hal. 77-85.
  4. Campbell, Linda. 2002. Multiple Intelegences, Metode Terbaru Melesatkan Kecerdasan. (Alih Bahasa : Tim Inisiasi). Depok : Inisiasi Pers.
  5. Chamari Edirisinghe, Norhidayati Podari dan Adrian David Cheok. 2018. A multi-sensory interactive reading experience for visually impaired children; a user evaluation. London.
  6. Springer Nature.
  7. Danandjaya, James. 1997. Folklor Indonesia. Jakarta : Grafiti. Doyle, Michael E. 2003. Teknik Pembuatan Gambar Berwarna. Jakarta. Erlangga
  8. Faizah, Dwi Utami. 2016. Panduan Gerakan Literasi Sekolah Di Sekolah Dasar. Jakarta : Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Kemendikbud.
  9. Haryadi & Zamzani. 1997. Peningkatan Keterampilan Berbahasa Indonesia. Yogyakarta: Depdikbud
  10. Jalilehvand, M. 2012. “The Effects of Teks Lenght and Picture on Reading Comprehension of Iranian EFL Student”. Canadian Center of Science and Education. Vol 8. No 3. Hal 329-337.
  11. Kemendikbud. 2016. Desain Induk Gerakan Literasi Sekolah. Jakarta. Kemendikbud.
  12. Kurniawan, Heru. 2009. Sastra Anak dalam Kajian Strukturalisme, Sosiologis, Semiotika, hingga Penulis Kreatif. Yogyakarta: Graha Ilmu.
  13. Mega, Nur Arfah. 2006. Bina Bahasa Indonesia Jilid 2B untuk SD kelas 2 semeseter 2. Jakarta. Erlangga.
  14. Munir, 2012. Multimedia Konsep dan Aplikasi Dalam Pembelajaran. Bandung : Alfabeta
  15. PISA.2015. https://nces.ed.gov/surveys/pisa/pisa2015/pisa2015highlights_4.asp
  16. Purwanto. 2007. Pengembangan Modul. Jakarta: Depdiknas
  17. Rahim. 2008. Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Jakarta : Bumi Aksara.
  18. Suroso. 2010. Smart Brain, Metode Menghapal Cepat dan Meningkatkan Ketajaman Memori. Surabaya : SIC.
  19. Tarigan, Henry Guntur. 2008. Membaca sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.
  20. Tarigan, Henry Guntur. 2011. Dasar-Dasar Psikosastra. Bandung: Angkasa.
  21. Tomlinson, Carl M dan Carol Lynch-Brown. 2002. Children’s Literature. Boston: Allyn & Bacon..
  22. UNESCO. 2012. http://webcapp.ccsu.edu/?news=1767&data
  23. USAID. 2014. Pembelajaran Literasi Kelas Awal SD/MI di LPTK http://repository.stkipgetsempena.ac.id/bitstream/549/1/Pem belajaran_Literasi_dikelas_Awal_di_LPTK.pdf