Main Article Content

Abstract

Fungisida nabati adalah fungisida yang terbuat dari bahan-bahan alami yang banyak tersedia dia alam. Salah satu tumbuhan yang dapat dimanfaatkan sebagai fungisida nabati antara lain yaitu beberapa spesies dari tanaman sirih seperti sirih hutan (Piper aduncum L.), sirih merah (Piper crocatum L.) dan sirih hijau (Piper betle L.). Penggunaan ekstrak beberapa jenis sirih ini dapat dijadikan alternatif pengendalian yang efektif dan efisien. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan jenis ekstrak sirih yang berpotensi sebagai fungisida nabati yang mampu mengendalikan jamur Aspergillus sp. Tahapan penelitian ini terdiri atas isolasi Aspergillus sp., ekstraksi dan uji penghambatan ekstrak beberapa jenis sirih terhadap jamur Aspergillus sp., uji perlakuan benih dengan ekstrak beberapa jenis sirih. Berdasarkan hasil penelitian pemberian ekstrak daun sirih hijau, sirih hutan dan sirih merah dapat menghambat pertumbuhan jamur Aspergillus sp. Dengan persentase penghambatan sebesar 32,08%, 37,53% dan 33,03% secara berurutan. Pemberian ekstrak daun sirih hijau, sirih hutan dan sirih merah juga mampu menurunkan persentase infeksi serangan jamur Aspergillus sp. sebesar 19,60%, 19,20% dan 18,80% jika dibandingkan dengan kontrol tanpa pemberian ekstrak daun sirih. Pemberian ekstrak daun beberapa jenis sirih dan tanpa ekstrak daun sirih sama-sama menghasilkan persentase kecambah normal yang tinggi (>80%).

Keywords

Aspergillus sp. daun sirih fungisida nabati sirih merah sirih hutan

Article Details

How to Cite
Zahara, N., Ali, M., & Puspita, F. (2020). UJI KEMAMPUAN EKSTRAK DAUN BEBERAPA JENIS SIRIH (Piper sp.) UNTUK MENGENDALIKAN JAMUR Aspergillus sp. PADA BENIH KACANG TANAH SECARA IN VITRO. Konservasi Hayati, 16(1), 30–38. https://doi.org/10.33369/hayati.v16i1.11565

References

  1. Aisyah, S. 2007. Pengujian Aktivitas Ekstrak Daun Sirih (Piper betle Linn.) terhadap Ptyhium sp. Penyebab Penyakit Lodoh Pada Persemaian Pinus (Pinus merkusii Jungh et de Vriese) secara in-vitro. Skripsi Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
  2. Gandjar, I., R.A. Samson, K.V.D. Tweel-Vermeulen, A. Oetari dan I. Santoso. 2000. Pengenalan Kapang Tropik Umum. Edisi Pertama. Yayasan Pustaka Obor Indonesia. Depok.
  3. Horn, W.B., R. B. Sorensen, M. C. Lamb, V. S. Sobolev, R.A. Olarte, C. J. Worthington, and L. Carbone. 2014. Sexsual Reproduction in Aspergillus flafus Sclerotia Naturally Produced in Corn. The American Phytopathological Society. 104.(1): 75-85.
  4. Nazmul, M.H., M. Salmah, Syahid dan Mahmood. 2011. In-vitro Screening Of Antifungal Activity of Plants in Malaysia. Biomedical Research 22.(1): 28-30.
  5. Rahayu, M., 2016. Patologi dan Teknis Pengujian Kesehatan Benih Tanaman Aneka Kacang. Buletin Palawija 14.(2): 78-88.
  6. Saraswati,D. 2011. Pengaruh Konsentrasi Ekstrak Daun Sirih Terhadap Daya Hambat Eschrichia coli. Jurnal Health dan Sport 3.(2): 285-362.
  7. Suhartono. 2014. Dampak Pestisida Terhadap Kesehatan. Prosiding nasional pertanian organik. Bogor.
  8. Trisnawati, D. Lilik, P, E, N. dan Efi, T.T. 2019. Pengaruh Ekstrak Daun Sirih dan Metode Ekstraksinya dalam Menghambat Penyakit Antraknosa pada Cabai Pascapanen. Jurnal Fitopatologi Indonesia 15.(6): 213-227.
  9. Pelzcar. M.J dan Chan. E.C.S. 2006. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Edisi Pertama. UI PRESS. Jakarta.
  10. Zainal, A. Aswaldi. A., Satrias. I., Sudarsono, Dangiyanto. 2010. Efektivitas Ekstrak Tumbuhan untuk Mengeliminasi Clavibacter michiganensis subsp. michiganensis pada Benih Tomat. Jurnal Agron. Indonesia 38.(1):52-59.