Main Article Content

Abstract

Cabai (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu komoditas hortikultura penting di Indonesia. Infeksi cendawan patogen terbawa benih merupakan salah satu kendala yang menyebabkan rendahnya produksi cabai. Cendawan patogen terbawa benih cabai umumnya adalah Aspergillus flavus, A. niger, A. fumigatus, Alternaria alternata, Drechslera hawiinesis, Fusarium moniliforme, F. oxysporum, dan F. solani yang dapat menjadi sumber inokulum utama penyebab penyakit di lapangan. Salah satu pengendalian yang ramah lingkungan adalah dengan menggunakan cendawan endofit. Cendawan endofit telah diketahui dapat menghambat pertumbuhan cendawan patogen. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan metabolit cendawan endofit yang dapat menghambat pertumbuhan cendawan patogen terbawa benih cabai. Metode penelitian yang digunakan adalah isolasi cendawan endofit dari tanaman cabai dan cendawan patogen terbawa benih cabai, seleksi cendawan endofit dengan uji patogenisitas dan uji penghambatan cendawan endofit terhadap cendawan patogen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 2 dari 42 isolat cendawan endofit yang diperoleh berpotensi menghambat pertumbuhan cendawan patogen terbawa benih cabai yaitu CECL 19 dan CECL 38.

Keywords

cabai cendawan endofit metabolit terbawa benih

Article Details

How to Cite
Sukapiring, D. N., & Nurliana, N. (2020). SELEKSI CENDAWAN ENDOFIT UNTUK MENGHAMBAT INFEKSI CENDAWAN PATOGEN TERBAWA BENIH CABAI (Capsicum annuum L.) SECARA IN VITRO. Konservasi Hayati, 16(2), 59–64. https://doi.org/10.33369/hayati.v16i2.12362

References

  1. Ali, F., dan Waluyo, A. (2015). Tingkat
  2. Kelangsungan Hidup Dan Pertumbuhan
  3. Udang Galah (Macrobrachium
  4. rosenbergii De Man) Pada Media
  5. Bersalinitas. Limnotek, Volume 22(1),
  6. –51.
  7. Azizah, N. U. R. (2014). Identifikasi Jenis
  8. Udang Di Sungai Blang Balee
  9. Kecamatan Samatiga Kabupaten Aceh
  10. Barat. Skripsi Prodi Perikanan
  11. Universitas Teuku Umar. 32 Page.
  12. Bahri S., Saiyani A. (2012). Penangkapan
  13. Udang Galah (Macrobrachium
  14. rosenbergii) Menggunakan Rawai
  15. Udang Di Sungai Siak Bagian Hilir,
  16. Provinsi Riau. Buletin Teknik Litkayasa
  17. Sumber Daya dan Penangkapan,
  18. Volume 10(1), 23-30.
  19. Daryanto, Afreni, H, Winda, D.K,. (2015).
  20. Keanekaragaman Jenis Udang Air
  21. Tawar di Danau Teluk Kota Jambi.
  22. Jurnal Biospecies, Volume 8(1), 13-19
  23. Dimenta, R. H. (2013). Struktur Populasi Dan
  24. Performa Reproduksi Udang Kelong
  25. (Penaeus Indicus) Di Perairan
  26. Ekosistem Mangrove Belawan
  27. Sumatera Utara. Tesis Universitas
  28. Sumatera Utara, 81 page.
  29. Dimenta, R. H., Agustina, R., Machrizal, R.,
  30. dan Khairul, K. (2020). Kualitas Sungai
  31. Bilah Berdasarkan Biodiversitas
  32. Fitoplankton Kabupaten Labuhanbatu,
  33. Sumatera Utara. Jurnal Ilmu Alam Dan
  34. Lingkungan, Volume 11(2), 24–33.
  35. Dimenta, R. H., dan Arismen, S. (2017).
  36. Distribusi Spasial Dan Kelimpahan
  37. Populasi Udang Windu (Penaeus
  38. monodon) Di Perairan Mangrove
  39. Belawan. Jurnal Pembelajaran Dan
  40. Biologi Nukleus, Volume 3(1), 30–34.
  41. Dimenta, R. H., Machrizal, R., Khairul, K.,
  42. Hasibuan, R., Manurung, A. Q., dan
  43. Ihsan, M. (2020). Biologi reproduksi
  44. udang mantis Cloridopsis scorpio di
  45. ekosistem mangrove Belawan,
  46. Sumatera Utara. DEPIK Jurnal IlmuIlmu Perairan, Pesisir Dan Perikanan,Volume 9(2), 227–234.
  47. Dore, Ian., Frimodt C. (1987). An Illustrated
  48. Guide To Shrimp Of The World. Library
  49. of Congress Catalog Card Number 87-
  50. Hongkong.
  51. Edmonson, W. T. (1963). Fresh Water Biology.
  52. Second Edition. New York: John Willey
  53. & Sons, Inc.
  54. Edhy, W.A., Azhary, K., Pribadi, J., M. dan
  55. Chaerudin K. (2010). Budidaya Udang
  56. Putih: Littopenaeus
  57. vannamei.Boone,1931. CV. Mulia
  58. Indah. Jakarta.
  59. Hadie, L.E dan W. Hadie. (2002). Budidaya
  60. Udang Galah GI Macro. Penebar
  61. Swadaya, Jakarta.