Main Article Content

Abstract

Salah satu jenis rotan yang menghasilkan resin jernang (dragon’s blood) yang berkualitas dan bernilai ekonomi tinggi adalah jenis Daemonorops didymophylla Becc. Rotan jernang semakin langka dan semakin sulit mendapatkan resin jernang. Di Desa Gedung Sako, masih ditemukan beberapa populasi rotan jernang yang tumbuh. Penelitian tentang morfologi, populasi dan habitat rotan jernang di Bengkulu, belum pernah dilakukan. Tujuan riset adalah mendeskripsikan karakteristik morfologi, populasi, dan habitat rotan jernang D. didymophylla Becc. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan studi pustaka dan pengambilan sampel, serta pengukuran langsung dilapangan untuk beberapa parameter. Sampel yang digunakan adalah sampel jenis rotan D.didymophyilla Becc. dan sampel tanah. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode purposive random sampling dalam dua petak berukuran 10 x 10 m. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian karakteristik morfologi rotan jernang ditunjukan dengan akar serabut, batang silindris warna hijau dan memiliki ruas batang, daun warna hijau dengan pelepah berduri dan anak daun warna hijau menyirip berseling, bunga jantan dan betina, buah warna coklat kemerahan mengkilat dalam tandan buah dan memiliki seludang tandan buah dan tampak bersisik seperti kulit buah salak dengan dilapisi resin jernang berwarna kecoklatan, dan organ pengait berupa duri atau cirrus. Karakteristik populasi rotan jernang  yaitu ditemukan 11 rumpun rotan jernang yang terdiri dari 56 batang dengan rata-rata satu rumpun adalah 5,09 batang. Rotan jernang merupakan tumbuhan berumah dua yaitu rotan jernang betina dan rotan jernang jantan terpisah dalam rumpun yang berbeda. Karakteristik habitat tumbuh rotan jernang yaitu ketinggian tempat 90 - 120 m dpl,  intensitas cahaya antara 50-60%. suhu udara antara 27 - 31 °C, kelembaban udara 65 – 70%, keasaman (pH) tanah 4,8-5,0, kandungan N antara 0,35-0,42%, kandungan C antara 2,50-3,57%, kandungan P antara 3,41-5,92 ppm, kandungan K antara 0,27-0,51 me/100, dan kelembaban tanah 60 - 65%.

Article Details

How to Cite
Nurwiyoto, N. (2021). KARAKTERISTIK MORFOLOGI, POPULASI, DAN HABITAT ROTAN JERNANG (Daemonorops didymophylla Becc.) DI DESA GEDUNG SAKO, KECAMATAN KAUR SELATAN, KABUPATEN KAUR, PROVINSI BENGKULU. Konservasi Hayati, 17(1), 17–28. https://doi.org/10.33369/hayati.v17i1.14469

References

  1. Ahmad AS. (2008). Keberhasilan reproduksi dan system perkawinan jarak pagar (Jatropus curcas Linn): aksesi Lampung, Banten, Jabar, dan Jateng [skripsi]. Bogor (ID): Program Studi Pemuliaan Tanaman dan Teknologi Benih, Institut Pertanian Bogor.
  2. Al Rasyid, H. (1989). Teknik penanaman rotan. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan dan Konservasi Alam. Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan. Bogor.
  3. Asra, R., Syamsuardi, S., Mansyurdin, M., & Witono, J.R. (2012). Rasio Seks Jernang (Daemonorops draco Willd.) blume) Pada Populasi Alami Dan Budidaya: Implikasi Untuk Produksi Biji. Buletin Kebun Raya, 15(1), 1-9
  4. Asra, R., Syamsuardi, S., Mansyurdin, M., & Witono, J. R. (2016). Kajian Sistem Polinasi Daemonorops draco (willd.) Blume. Floribunda, 4(7):
  5. Asra, R. (2017). Conservation and Local Knowledge of Daemonorops spp. in Bukit Duabelas National Park, Jambi, Indonesia. International Conference on Biology and Environmental Science 2017. Published online: 30 December 2017.
  6. Asra, R., Syamsuardi, M., dan Witono, J. (2018). Genetic Diversity in Daemonorops draco (Willd.) Blume (Arecaceae) Among Wild and Cultivate Populations inferred by RAPD Markers. SABRAO J. Breed. Genet, 50(2): 145-155.
  7. Gafar, P.A. (2010). Performa Teknologi Dan Mutu Jernang Produksi Indonesia. Journal of Industrial Research (Jurnal Riset Industri), 4(3): 37-44.
  8. Gardner. (1991). Fisiologi tanaman budidaya. UI Press. Jakarta.
  9. Gupta, D., Bleakley, B., & Gupta, R.K. (2008). Dragon's blood: botany, chemistry and therapeutic uses. Journal of ethnopharmacology, 115(3): 361- 380.
  10. Heyne, K. (1987). Tumbuhan Berguna Indonesia. Jilid 1. Badan Litbang Departemen Kehutanan, Jakarta: xxx + 616 hlm.
  11. Harnov. (2017). Etnobotani Dan Strategi Konservasi Rotan Jernang (Daemonorops spp) Di Taman Nasional Bulit Duabelas Provinsi Jambi. [Tesis]. Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor, Bogor.
  12. Indriyanto. (2006). Ekologi Hutan. Jakarta: Penerbit PT Bumi Aksara.
  13. Januminro, C.F.M. (2000). Rotan Indonesia. Potensi Budidaya Pemungutan Pengolahan Standar Mutu dan Prospek Pengusahaan. Kanisius, Yogyakarta.
  14. Jasni, R., Damayanti & Kalima, T. (2007). Atlas Rotan Indonesia. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan.Bogor.
  15. MacKinnon, K., Hatta, G., Halim, A., Mangalik, A. (2000). Ekologi Kalimantan. Alih Bahasa: embong Tjitrosoepomo. Jakarta: Prenhallindo.
  16. Matangaran, J.R., & Puspitasari, L. (2012). Potensi dan Pemanenan Buah Rotan Jernang. Jurnal Silvikultur Tropika, 3(1):
  17. Mogea, J.P. (1990). Potensi dan penyebaran jenis-jenis rotan diIndonesia Khususnya di Sulawesi. Makalah Diskusi Hasil Penelitian rotan. Departemen Kehutanan-IDRC. Jakarta.
  18. Nugroho, A.W., Muara, J., & Adriani, N, (2010). Teknik budidaya jenis-jenis rotan penghasil jernang. Laporan hasil penelitian. Tidak dipublikasikan.
  19. Nugroho, A.W. (2013). Cultivation of jernang rattan.
  20. Permenhut, 2007 [Kemenhut] Kementerian Kehutanan Republik Indonesia. (2007). Pedoman Pemanfaatan Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK), Direktorat Pemanfaatan Jasa Lingkungan dan Wisata Alam.
  21. Purwanto, Y., Polosakan, R., Susiarti, S., &Walujo, E. (2005). Ekstraktivisme Jernang (Daemonorops spp) dan Kemungkinan Pengembangannya. Laporan Teknik. Bidang Botani, Pusat Penelitian Biologi-LIPI.
  22. Purwanto, Y., Walujo, E.B., & Afriastini, J.J. (2009a). Analisis nilai kepentingan budaya hasil hutan bukan kayu untuk valuasi potensi dan kemungkinan pengembangannya. Dalam: Purwanto, Y., Walujo, E.B. & Wahyudi, A. (ed.). 2009. Valuasi hasil hutan bukan kayu setelah pembalakan (Kawasan konservasi PT Wirakarya Sakti Jambi). LIPI, Bogor: 136 –162.
  23. Purwanto, Y., Polosakan, P., & Susiarti, S.( 2009b). Studi valuasi hasil hutan Bukan kayu (NTFPs) berpotensi di kawasan konservasi PT Wirakarya Sakti, Jambi. 2009b. Dalam: Purwanto, Y., E.B. Walujo & A. Wahyudi. (ed.). 2009. Valuasi hasil hutan bukan kayu setelah pembalakan (Kawasan konservasi PT Wirakarya Sakti Jambi). LIPI, Bogor: 163-182.
  24. Purwanto, Y., R. Polosakan, S., Susiarti & Waluyo, E.B. (2009c). Ekstraktivisme getah jernang (Daemonorops spp.) dan kemungkinan pengembangan-nya. Dalam: Purwanto, Y., Walujo, E.B., & Wahyudi, A. (ed.). 2009. Valuasi hasil hutan bukan kayu setelah pembalakan (Kawasan konservasi PT Wirakarya Sakti Jambi). LIPI, Bogor: 183 - 198.
  25. Sahwalita. (2014). Budidaya Rotan Jernang. Balai Penelitian Kehutanan Palembang.
  26. Sahwalita & Kurniawan, A. (2013). Teknik Budidaya Jenis Rotan Penghasil Jernang. Laporan Hasil Penelitian Balai Penelitian Kehutanan Palembang.
  27. Sahwalita, Herdiana, N., Siahaan, H., Martin E., Suryanto, Lestari, S., Mulyadi K., & Nopriansyah A. (2015). Strategi Konservasi, Budidaya dan Tata Niaga Rotan Jernang. RPPI Obat-obatan Alternatif Tanaman Hutan. Laporan Hasil Penelitian Balai Penelitian Kehutanan Palembang Tahun 2015. Palembang.
  28. Sahwalita, Herdiana, N., Nanang. (2019). Budidaya Rotan Jernang HHBK Unggulan Masyarakat Sumatera. UPT. Penerbit dan Percetakan Universitas Sriwijaya 2019 Kampus UNSRI Palembang, Jl. Srijaya Negara, Bukit Besar Palembang 30139.
  29. Sumarna, Y. (2009). Budidaya rotan jernang (Daemonorops draco Willd). Journal Litbang Kehutanan, Bogor: 2(3): 5 – 10.
  30. Soemarna, Y., Anwar, C. (1994). Sebaran dan ekologi rotan di wilayah hutan alam Pasir Tugu, Jasinga Bogor. Buletin kehutanan. 562: 49 - 61.
  31. Sumarna, Y., (2011). Panen jernang di pekarangan. Hal: 138-139. Trubus 494- Januari 2011
  32. Sari, R.W., Hikmat, A., Santosa, Y. (2015). Pendugaan Produksi Jernang (Daemonorops didymophylla Becc.) Berdasarkan Karakteristik Morfometrik Rotan.
  33. Sulasmi, I.S., Purwanto, Y., & Fatimah, S. (2012). Rattan Jernang (Daemonorops draco) manajement by Anak Dalam Tribe in Jebak Batanghari, Jambi Province. Biodiversitas, 13(3): 152-162.
  34. Waluyo, T.K. (2013). Perbandingan Sifat Fisiko-kimia 5 Jenis Jernang. Jurnal Penelitian Hasil Hutan, 31(2): 141-150.
  35. Waluyo T.K., Pasaribu, G. (2015). Aktivitas Antijamur, Antibakteri Dan Penyembuhan Luka Ekstrak Resin Jernang. Jurnal Penelitian Hasil Hutan.
  36. Yetty, Y., Hariyadi, B., & Murni, P. (2013). Studi Etnobotani Jernang (Daemonorops spp.) pada Masyarakat Desa Lamban Sigatal dan Sepintun Kecamatan Pauh Kabupaten Sarolangun Jambi. Biospecies, 6(01).