Main Article Content

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui faktor penyebab istri menggugat cerai suaminya serta (2) mendeskripsikan dan menganalisis dampak cerai gugat bagi kondisi sosial, ekonomi dan psikologis istri. Pendekatan penelitian menggunakan deskriptif kualitatif dengan pemilihan informan dilakukan berdasarkan teknik snowball sampling. Proses pengumpulan data menggunakan teknik observasi dan wawancara. Tahapan analisa data menggunakan Model Miles dan Huberman yaitu dimulai dari mereduksi data, penyajian data dan pengambilan kesimpulan. Mereduksi data dilakukan agar lebih fokus pada data yang dianggap penting, kemudian data ini disajikan dalam bentuk uraian dan terakhir dilakukan penarikan kesimpulan atau verifikasi untuk mendapatkan konsep-konsep sebagai hasil penelitian. Hasil penelitian menunjukkan informasi sebagai berikut: Pertama, pada kasus ini istri melakukan cerai gugat disebabkan oleh tidak dapatmenerima perlakuan suami yang selingkuh, keberadaan keluarga perempuan yang menopangnya, tidak dapat menerima kekerasan verbal dan kekerasan psikis dari suami, tidak mendapat nafkah lagi dari suami, tidak dapat hidup bersama lagi dengan suami dalam suasana yang tidak harmonis, keberanian diri & kemandirian. Kedua, setelah bercerai komunikasi terputus dengan mantan suami. Namunhubungan pertemanan dengan mantan suami ini dapat terjalin kembali apabila mantan suami berusaha bertanggungjawab dalam memenuhi kebutuhan hidup anak. Interaksi dengan keluarga menjadi lebih dekat sementara dengan masyarakat sedikit mengalami kesulitan berinteraksi yang kemudian dapat diatasi istri dengan melakukan penyesuaian diri. Bagi kondisi ekonomi istri, terjadi perubahan pada perilaku ekonomi yang sebelumnya sebagai ibu rumah tangga yang hanya menerima penghasilan dari suami namun setelah bercerai mencari penghasilan sendiri. Hal ini terjadi karena adanya dorongan untuk mencari nafkah dengan memanfaatkan kemampuan yang dimiliki. Sehingga dapat memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari termasuk kesehatan dan pendidikan anak. Bagi kondisi psikologis istri, setelah bercerai istri merasa terbebas dari tekanan psikis dalam hidup berumah tangga. Namun disamping itu sikap masyarakat yang masih memandang perceraian sebagai suatu aib ikut menentukan perasaan istri dalam penyesuaian perceraiannya. Istri merasa tidak nyaman dalam melakukan aktivitas sehari-hari sehingga penyesuaian dengan masyarakat dilakukan agar mendapatkan kenyamanan dalam hidup bermasyarakat.

 

Kata Kunci: Faktor, Cerai Gugat, Dampak Perceraian

 

Article Details

How to Cite
Nagari, M. P., Sunaryanto, H., & Hartati, S. (2019). CERAI GUGAT (Studi Kasus pada Istri yang telah Bercerai Gugat Di Kecamatan Muara Bangkahulu, Kota Bengkulu). Jurnal Sosiologi Nusantara, 3(2), 85–94. https://doi.org/10.33369/jsn.3.2.85-94

References

  1. Goode, J, William. 1985. Sosiologi Keluarga. Jakarta: Bina Aksara.
  2. Ihromi. 1999. Bunga Rampai Sosiologi Keluarga. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
  3. Kartasapoetra, G & Kreimers, L.J.B.1987. Sosiologi Umum. Jakarta: Bina Aksara.
  4. Koentjaraningrat. 1991. Metode Penelitian Masyarakat. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
  5. Silalahi, Ulber. 2012. Metode Penelitian Sosial. Bandung: Refika Aditama.
  6. Ritzer, George. 2014. Sosiologi Ilmu Berparadigma Ganda. Jakarta: Rajawali Pers.