Main Article Content

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji degradabilitas ruminal secara in vitro pada pakan komplit berbasis jerami padi amoniasi (ARBS) dengan suplementasi kabrohidrat mudah larut yang berbeda. Dua pakan komplit berbasis jerami padi amoniasi yang ditambahkan dengan tepung bonggol pisang (BTRB) atau molases (SGM) sebagai sumber readily available carbohydrate (RAC). Pakan disusun dengan isoprotein (12% PK) dan isoenergi (60% TDN). Degradabilitas ruminal secara in vitro dilakukan dengan menggunakan cairan rumen kambing. Parameter yang diamati dalam penelitian yaitu produksi protein mikrobia, degradabilitas bahan kering dan bahan organik, dan pH rumen. Pakan berbasis jerami padi amoniasi (ARBS) memiliki produksi protein mikrobia yang sama ketika ditambahkan dengan tepung bonggol pisang (BTRB) atau molases (SGM). Degradabilitas Bahan kering dan bahan organik secara in vitro pada pakan komplit berbasis jerami padi amoniasi tidak terpengaruh oleh suplementasi RAC yang berbeda. Suplementasi RAC yang berbeda tidak mengubah pH rumen. Dapat disimpulkan bahwa tepung bonggol pisang dan molases memiliki kesamaan sebagai sumber RAC pada pakan komplit, sehingga tepung bonggol pisang dapat menggantikan molasses pada pakan komplit.

Kata kunci: Jerami padi, molases, tepung bonggol pisang, pakan, in vitro.

Article Details

How to Cite
Sari, I. P., Nuswantara, L. K., & Achmadi, J. (2019). Pengaruh Suplementasi Karbohidrat Mudah Larut yang Berbeda dalam Pakan Berbasis Jerami Padi Amoniasi terhadap Degradabilitas Ruminal In Vitro. Jurnal Sain Peternakan Indonesia, 14(2), 161–170. https://doi.org/10.31186/jspi.id.14.2.161-170

References

  1. Amri, U dan Yurleni. 2014. Efektivitas pemberian pakan yang mengandung minyak ikan dan olahannya terhadap fermentasi rumen secara in vitro. Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Peternakan. 17 (1): 22-30.
  2. Assakur, M.S. 2013. Degradasi Bahan Kering, Nilai pH dan Produksi Gas Sistem Rumen In Vitro terhadap Kulit Buah Kakao (Theobroma cacao) yang Diberi Perlakuan Berbeda. Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin, Makassar. (Skripsi).
  3. Bata, M. 2008. Pengaruh molases pada amoniasi jerami padi menggunakan urea terhadap kecernaan bahan kering dan bahan organik in vitro. Agripet. 8 (2): 15-20.
  4. Firsoni dan R. Yunita. 2014. Uji degradabilitas pakan komplit yang mengandung daun Chromolaena odorata secara in vitro. Jurnal Peternakan Indonesia. 16 (2): 89-95.
  5. Ginting, S.P. 2015. Sinkronisasi degradasi protein dan energi dalam rumen untuk memaksimalkan produksi protein mikroba. Wartazoa. 15 (1) : 1-10.
  6. Indah, A.S. 2016. Kandungan Protein Kasar dan Serat Kasar Silase Pakan Lengkap Berbahan Utama Batang Pisang (Musa paradisiaca) dengan Lama Inkubasi yang Berbeda. Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin, Makassar. (Skripsi).
  7. Indayani, D. 2014. Pengaruh Pemberian Wafer Pakan Komplit yang Mengandung Berbagai Level Tongkol Jagung terhadap Konsumsi Bahan Kering, Bahan Organik, dan Protein Kasar pada Kambing Kacang Jantan. Fakultas Peternakan, Universitas Hasanuddin, Makassar. (Skripsi).
  8. Komar, A. 1984. Teknologi Pengolahan Jerami sebagai Makanan Ternak. Yayasan Dian Grahita, Bandung.
  9. Kuryaningtyas, I.B., P.R. Pandansari., I. Astuti., S.D. Widyawati dan W.P.S. Suprayogi. 2012. Pengaruh macam akselerator terhadap kualitas fisik, kimiawi dan biologis silase rumput kolonjono. Tropical Animal Husbandry. 1 (1): 7-14.
  10. Mahesti, G. 2009. Pemanfaatan Protein pada Domba Lokal Jantan dengan Bobot Badan dan Aras Pemberian Pakan yang Berbeda. Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro, Semarang. (Skripsi).
  11. Mc. Donald, P., R.A. Edward and J.F.D. Grenhals. 1995. Animal Nutrition. Huntsman Offset Print Ltd. Singapore. pp 42 -153.
  12. Nurjanah, I., Mashudi dan H. Sudarwati. 2016. Produksi gas, degradasi bahan kering dan bahan organik secara in vitro silase pakan lengkap berbasis pucuk tebu (Saccharum officinarum) dan jenis leguminosa berbeda. 1-14.
  13. Puastuti, W., D. Yulistiani., I.W. Mathius., F. Giyai dan E. Dihansih. 2010. Ransum berbasis kulit buah kakao yang disuplementasi Zn organik: respon pertumbuhan pada domba. JITV. 15 (4): 269-277.
  14. Plummer, D.T. 1971. An Introduction to Practical Biochemistry. McGraw-Hill Publ, London.
  15. Putra, S. 2006. Pengaruh suplementasi agensia defaunasi waktu inkubasi terhadap bahan kering, bahan organik terdegradasi dan produk fermentasi secara in vitro. Animal Production. 8 (2): 121-130.
  16. Riswandi., Muhakka dan M. Lehan. 2015. Evaluasi nilai kecernaan secara in vitro ransum ternak sapi bali yang di seplementasi dengan probiotik bioplus. Jurnal Peternakan Sriwijaya. 4 (1): 35-46.
  17. Suhada, A.T., L.K. Nuswantara., E. Pangestu., F. Wahyono and J. Achmadi. 2016. Effect of synchronization of carbohydrate and protein supply in the sugarcane baggase based diet on microbial protein synthesis in sheep. J. Indonesian Trop. Anim. Agric. 41 (3): 135-144.
  18. Suprapto, H., F.M. Suhartanti dan T. Widiyastuti. 2013. Kecernaan serat kasar dan lemak kasar complete feed limbah rami dengan sumber protein berbeda pada kambing etawa lepas sapih. Jurnal Ilmiah Peternakan. 1 (3): 938-946.
  19. Suryani, N.N., I.K.M. Budiasa dan I.P.A. Astawa. 2014. Fermentasi rumen dan sintesis protein mikroba kambing peranakan ettawa yang diberi pakan dengan komposisi hijauan beragam dan level konsentrat berbeda. Jurnal Ilmiah Peternakan. 17 (2): 56-60.
  20. Sutowo, I., T. Adelina dan D. Febrina. 2016. Kualitas nutrisi silase limbah pisang (batang dan bonggol) dan level molases yang berbeda sebagai pakan alternatif ternak ruminansia. Jurnal Peternakan. 13 (2): 41-47.
  21. Tilley, J. M., dan R.A. Terry. 1969. A two stage technique for in- vitro digestion of forage crops.J. Br. Grassland Society 18 (2): 104 – 111.
  22. Tillman, D.A., H. Hartadi dan S. Reksohadiprodjo. 1996. Ilmu Makanan Dasar Ternak. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
  23. Usman, Y. 2013. Pemberian pakan serat sisa tanaman pertanian (jerami kacang tanah, jerami jagung, pucuk tebu) terhadap evolusi pH, N-NH3 dan VFA di dalam rumen sapi. Jurnal Agripet. 13 (2): 53-58.
  24. Waldi, L., W. Suryaprtama dan F.M. Suhartati. 2017. Pengaruh penggunaan bungkil kedelai dan bungkil kelapa dalam ransum berbasis indeks sinkronisasi energi dan protein terhadap sintesis protein mikrobia rumen sapi perah. Journal of Livestock Science and Production. 1 (1): 1-12.
  25. Wati, N.E., J. Achmadi dan E. Pangestu. 2012. Degradasi nutrien bahan pakan limbah pertanian dalam rumen kambing secara in sacco. Animal Agriculture Journal. 1 (1): 485-498.
  26. Widyobroto, B.P., S.P.S. Budhi dan A. Agus. 2007. Pengaruh aras undegraded protein dan energi terhadap kinetik fermentasi rumen dan sintesis protein mikroba pada sapi. Jurnal Indonesian Tropical Animal and Agriculture. 32 (3): 194-200.
  27. Widiastuti, T dan E. Susanti. 2008. Produk fermentasi rumen dan sintesis protein mikrobia dari complete feed block berbahan dasar limbah pertanian dengan proses amoniasi dan penggunaan berbagai binder. Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner. Fakultas Peternakan Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto. Hal. 836-842.
  28. Yuliana, S. 2008. Uji Kualitas Fisik Ransum Komplit dalam Bentuk Wafer Berbahan Baku Jerami Padi Produk Fermentasi Trichoderma viride. Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Bogor. (Skripsi).