Main Article Content

Abstract

Pengelolaan ekosistem mangrove dalam menunjang ekonomi masyarakat
pesisir dewasa ini menjadi penting dan menjadi sebuah perhatian khusus
dikarenakan oleh fungsi dan peran hutan mangrove yang beraneka ragam.
Ekosistem Mangrove di Desa Mojo mengalami perubahan luasan dikarenakan
kegiatan rehabilitasi, faktor alam dan faktor manusia seperti pemukiman, tambak,
dan penggunaan lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis
mangrove dan struktur vegetasi di ekosistem mangrove Desa Mojo, Kabupaten
Pemalang.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode purposif
(Purposive Sampling Method) dengan metode sample plot untuk pengamatan
struktur dan komposisi vegetasi mangrove. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
ditemukan 3 spesies mangrove yaitu jenis Avicenia marina, Avicenia alba,
Rhizopora mucronata. Kondisi vegetasi mangrove di Desa Mojo pada tingkat
pohon didominasi oleh Avicenia marina dengan Indeks Nilai Penting (INP)
sebesar 153.24, vegetasi mangrove pada tingkat anakan didominasi oleh
Rhizophora mucronata dengan Indeks Nilai Penting (INP) sebesar 171,404
sedangkan pada tingkat semai tidak ditemukan mangrove di dalam transek.

 

Article Details

How to Cite
Renta, P. P., Pribadi, R., Zainuri, M., & Fajar Utami, M. A. (2016). STRUKTUR KOMUNITAS MANGROVE DI DESA MOJO KABUPATEN PEMALANG JAWA TENGAH. JURNAL ENGGANO, 1(2), 1–10. https://doi.org/10.31186/jenggano.1.2.1-10

References

  1. Aksornkoae, S. 1993. Ecology and Management of Mangrove. IUCN. Bangkok. Thailand. 176 hal Arikunto, 2010. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek (Edisi revisi). PT. Pemuda Cipta. Jakarta. 413 hlm.
  2. Cintron, G., Y.S. Novelli. 1984. Methods for Studying Mangrove Structure.
  3. Snedaker, S.C. dan Snedaker, J.S., ed., The MangroveEcosystem:
  4. Research Methods.UNESCO, Paris, France. Hlm: 91-113.
  5. Curtis, J.T. 1959. The Vegetation of Wincosin, an Ordination of Plant
  6. Communities. University of Wincosin Press, Madison.
  7. Dahuri, R. 2002. Integrasi Kebijakan Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan
  8. Pulau- Pulau Kecil. Makalah disampaikan pada Lokakarya Nasional
  9. Pengelolaan Ekosistem mangrove di Jakarta, 6-7 Agustus 2002.
  10. Dahuri, R., J. Rais., S. P. Ginting., M. J. Sitepu. 2004. Pengelolaan Sumberdaya Wilayah Pesisir dan Laut Secara Terpadu. Edisi revisi. PT. Pradnya Paramita. Jakarta.
  11. DKP Prov. Jateng. 2011. Indentifikasi Kerusakan dan Perencanaan Rehabilitasi Pantura Jawa Tengah. Dinas Perikanan dan Kelautan Propinsi Jawa Tengah, Semarang.
  12. English, S., C. Wilkinsons and V. Baker. 1997. Survey Manual for Tropical Marine Resources. Second Edition. Australian Institut of Marine Science.
  13. Townville. 490 p.
  14. Kennish, M.J. 1990. Ecology of Estuaries; Biological aspect. Vol II. CRC Press, Inc. New York. USA. 391 p.
  15. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 201 Tahun 2004 tentang Kriteria baku dan Pedoman Penentuan Kerusakan Mangrove.
  16. Kusmana, C., S. Wilarso, I. Hilwan, P. Pamoengkas, C. Wibowo, T. Tiryana, A. Triswanto, Yunasfi, Hamzah. 2003. Teknik Rehabilitasi Mangrove.
  17. Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
  18. Mueller-Dombois, D and H. Ellenberg. 1974. Aims and Methods of Vegetation Ecology. John Wiley, London. 547 pp.
  19. Nontji, A. 2005. Laut Nusantara (Edisi revisi). Djambatan, Jakarta.
  20. Odum, E.P. 1993. Dasar-dasar Ekologi. Diterjemahkan oleh T. Samingan. Gajah Mada University press. Yogyakarta.
  21. Poplawski, W.A. J. Piorewics, dan M.R. Gourlay.1989. Sediment Transport in an Inland River in Northe Queensland. Hydrobiologia Vol.176/177. Kluwer Academic Publisher. Belgium.
  22. Supriharyono. 2007. Konservasi Ekosistem Sumberdaya Hayati di Wilayah
  23. Pesisir dan Laut Tropis. Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
  24. Warongan, C.W.A. 2009. Kajian Ekologi Ekosistem Mangrove untuk Rehabilitasi di Desa Tiwoho Kecamatan Wori Kabupaten Minahasa Utara Prov. Sulawesi Utara. Tesis Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor. Bogor.
  25. Wilhm, J. T. dan Dorris. 1986. Fundamental of Ecology. Drenker Inc. hlm. 123- 125