Main Article Content

Abstract

Pulau Tikus adalah pulau kecil yang terletak di Kota Bengkulu yang memiliki potensi terumbu karang disekitar perairan dangkal. Tujuan penelitian ini untuk memetakan kawasan habitat perairan dangkal ekosistem terumbu karang Pulau Tikus menggunakan citra satelit Landsat 8 OLI dan menguji akurasi klasifikasi peta habitat perairan dangkal di Pulau Tikus. Metode klasifikasi yang digunakan adalah klasifikasi terbimbing maximum likelihood classification. Hasil klasifikasi citra Landsat 8 OLI berdasarkan skema klasifikasi yang digunakan dari lima kelas habitat di Pulau Tikus tersebut yaitu karang hidup seluas 71,46 ha, karang campur pasir 106,9425 ha, karang mati 67,365 ha, makro alga 31,815 ha, dan pasir 40,05 ha. Uji akurasi dari perbandingan hasil klasifikasi citra dan data lapangan mendapatkan total akurasi keseluruhan yaitu sebesar 77%.

SHALLOW WATER HABITATS MAPPING USING A MEDIUM RESOLUTION IMAGE WITH CLASSIFICATION METHOD PIKSEL-BASED (CASE STUDY OF THE TIKUS ISLAND). Tikus Island is a small island which located in Bengkulu City has the potential of coral reefs around the shallow water. The aims of this research were to map the area of benthic habitat in Tikus Island Bengkulu using Landsat 8 OLI satellite imagery and to test the accuracy on the benthic habitat map in Tikus Island. The method used supervised classification using maximum likelihood classification. The result of Landsat 8 OLI classification base on the five class habitats classification scheme used obtained in Tikus island showed coral reef (71,46 ha), coral mix sand (106,9425 ha), dead coral (67,365 ha), macroalgae (31,815 ha), and sand (40,05 ha). Accuracy test from the comparison of classification results and ground truth data get a total overall accuracy of 77%.

Article Details

How to Cite
Anggoro, A., zamdial, Z., Hartono, D., Bakhtiar, D., Herliany, N. E., & Utami, M. A. F. (2020). PEMETAAN HABITAT PERAIRAN DANGKAL MENGGUNAKAN CITRA RESOLUSI MENENGAH DENGAN METODE KLASIFIKASI BERBASIS PIKSEL (STUDI KASUS PULAU TIKUS). JURNAL ENGGANO, 5(1), 78–90. https://doi.org/10.31186/jenggano.5.1.78-90

References

  1. Purwanto, A, Setiawan, K, Ginting, D. 2019. Pemanfaatan Data Penginderaan Jauh untuk Ekstraksi Habitat Perairan Laut Dangkal di Pantai Pemuteran, Bali, Indonesia. Jurnal Kelautan Tropis. Vol-22. 165. 10.14710.
  2. Anggoro, A., Siregar, V P., Agus, S B.. 2016. The Effect of Sunglint on Benthic Habitats Mapping in Pari Island Using Worldview-2 Imagery.Procedia Environmental Sciences.Vol-33. Pages 487-495.
  3. Anggoro, A., Sumartono, E., Siregar, V P., Agus, S B., Purnama, D., Supriyono, Puspitosari, D A., Listyorini, T., Sulistyo and Parwito. 2018. Comparing Object-based and Pixel-based Classifications for Benthic Habitats Mapping in Pari Islands. IOP Conf. Series: Journal of Physics: Conf. Series 1114. 012049.
  4. Bakhtiar, D. dan Z. Ta’alidin. 2015. Laporan Kajian Identifikasi Terhadap Kondisi Pulau Tikus. Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Bengkulu, Bengkulu.
  5. Congalton, R.G, K.Green. 2009. Assesing the Accuracy of Remotely Sensed Data. Principles and Practices.2th Edition. New York: CRC Press Taylor and Francis Group.
  6. English, S. C.Wilkinson, dan V. Baker. 1994. Survey Manual for Tropical Marine Resources. Australian Institute of Marine Science.Townsville. 368 pp.
  7. Giyanto. 2013. Metode Transek Foto Bawah air untuk penilaian kondisi terumbu karang. Oseana. XXXVIII: 47-61.
  8. Green, E.P., P.J. Mumby, A.J. Edwards, C.D. Clark. 2002. Remote sensing handbook for tropical coastal management. Paris: UNESCO.
  9. Jaya, I N S. 2002. Separabilitas Spektral Beberapa Jenis Pohon Menggunakan Citra Compact Airborne Spectograph Imager (CASI): Studi Kasus di Kebun Raya Bogor. Jurnal Manajemen Hutan. Vol. VII, No. 2: hal 57-73.
  10. Lillesand, T.M., dan R.W. Kiefer. 1990. Remote Sensing and Image Interpretation. (Alih Bahasa Dulbahri et al.). Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
  11. Lyzenga, D.R. 1981. Remote sensing of bottom reflactance and water attenuation parameters in shallow water using aircraft and Landsat data. International J Rem Sens. 2:71-82.
  12. Mumby, P.J., E.P. Green, C.D. Clark, A. Edward. 1997. Reef habitat assesment using airborne remote sensing. Procciding: 8th International Coral Reef Symposium.
  13. Purwadhi, F.S.H. 2001. Interpretasi Citra Digital, PT Grasindo, Jakarta.
  14. Semedi, Bambang & B, Alif & Luthfi, Oktiyas. (2019). Pemanfaatan Data Citra Satelit Sentinel-2 Untuk Asesmen Habitat Dasar Perairan Pantai Selatan Sempu Kabupaten Malang. JFMR-Journal of Fisheries and Marine Research. 3. 155-161. 10.21776/ub.jfmr.2019.003.02.1.
  15. Siregar, V, Agus, S, Subarno, T, Sunuddin, A, Aziizah, N.2020. Analisis Perubahan Habitat Dasar Perairan Dangkal Menggunakan Citra Satelit Resolusi Tinggi Di Karang Lebar, Kepulauan Seribu. Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis. 12. 37-51. 10.29244/jitkt.v12i1.25528.
  16. Sugara, A, Siregar, V, Agus, S. 2020. Klasifikasi Habitat Bentik Perairan Dangkal Dari Citra Worldview-2 Menggunakan Data In-Situ Dan Drone. Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis. 12. 135-150. 10.29244/jitkt.v12i1.26448.
  17. Sutanto. 1986. Penginderaan Jauh DasarJilid I. Gadjah Mada University, Yogyakarta.
  18. Wahidin, N, Abdullah, R. 2018. Pemetaan Substrat Dasar Perairan Dangkal Menggunakan Drone Komersial Dan Teknik Fotogrametri.Prosiding Seminar Nasional. Vol-1.hal-612.
  19. Yamano, H. 2013. Multispectral application: In Goodman, J.A., S.J. Purkis, and S.R. Phinn (eds.) 2013. Coral reef remote sensing: a guide for mapping, monitoring and management. Springer. 51-78pp.
  20. Zhu, G.B. 2003. Remote sensing image analysis based on hierarchical multi-resolution structures. Geomat and Inform Sci of Wuhan Univ. 28(3): 315-320.