Main Article Content

Abstract

Kabupaten Bengkulu Utara merupakan satu dari 7 kabupaten/kota  di Provinsi Bengkulu yang terletak di Pantai Barat Pulau Sumatera. Wilayah pesisir Kabupaten Bengkulu Utara berada pada garis pantai sepanjang ± 115,9 km. Perubahan iklim yang mendorong naiknya permukaan air laut, bencana alam dan aktivitas manusia memberi dampak kerusakan terhadap kondisi wilayah pesisir yang semakin cepat dan kritis. Tujuan penelitian adalah untuk mengidentifikasi kerusakan wilayah pesisir berdasarkan analisis kerentanan di Kabupaten Bengkulu Utara, Provinsi Bengkulu. Penelitian ini dilakukan dengan metode survei. Kegiatan penelitian yang meliputi observasi lapang,  wawancara, pengolahan dan analisis data, serta  verifikasi hasil penelitian, dilakukan selama 15 hari. Analisis data dilakukan secara deskriptif. Kerusakan wilayah pesisir yang diukur dari indeks kerentanan, dihitung menggunakan Rumus IKP (Indeks Kerentanan Pantai). Sepanjang wilayah pesisir Kabupaten Bengkulu Utara, terdapat 22 lokasi yang sudah menunjukkan gejala kerusakan dan dan sudah mengalami kerusakan. Serangai merupakan lokasi dengan IKP tertinggi (wilayah merah), yaitu 67,1 dan 75,0. Ada 8 lokasi yang IKP rendah, 11 lokasi IKP sedang, dan  3 lokasi IKP tinggi. Secara umum, kondisi wilayah pesisir Kabupaten Bengkulu Utara sudah mengalami kerusakan. Penyebab kerusakan adalah degradasi hutan pantai, abrasi dan longsor, pertambangan-Galian C, alih fungsi hutan pantai, pemukiman, kerusakan muara sungai, pendulang emas tradisional, galian tanah untuk industri batu bata, pertambakan, sedimentasi/akresi, intrusi air laut, dan alur pelabuhan.

North Bengkulu Regency is one of 7 regencies / cities in Bengkulu Province which is located on the West Coast of Sumatra Island. The coastal area of North Bengkulu Regency is located on the coastline along ± 115.9 km. Climate change, which has led to rising sea levels, natural disasters and human activities, has had an increasingly rapid and critical impact on coastal conditions. The research objective was to identify damage of coastal areas based on a vulnerability analysis in North Bengkulu Regency, Bengkulu Province. This research was conducted using a survey method. Research activities which include field observations, interviews, data processing and analysis, and verification of research results, were carried out for 15 days. Data analysis was carried out descriptively. Damage of coastal areas measured from the vulnerability index is calculated using the CVI formula (Coastal Vulnerability Index). Along the coastal area of North Bengkulu Regency, there are 22 locations that have shown signs of damage and have already suffered damage. Serangai is the location with the highest CVI (red area), namely 67.1 and 75.0. There are 8 locations with low CVI, 11 locations with medium CVI, and 3 location with high CVI. In general, the condition of the coastal area of North Bengkulu Regency has been damaged. The causes of damage are degradation of coastal forests, abrasion and landslides, mining-C excavation, conversion of coastal forests, settlements, damage to river estuaries, traditional gold panning, excavation for the brick industry, aquaculture, sedimentation / accretion, sea water intrusion, and channels port.

Article Details

How to Cite
Zamdial, Z., Hartono, D., Bakhtiar, D., Nofridiansyah, E., Renta, P. P., Muqsit, A., & Anggoro, A. (2020). STUDI IDENTIFIKASI KERUSAKAN WILAYAH PESISIR DI KABUPATEN BENGKULU UTARA PROVINSI BENGKULU. JURNAL ENGGANO, 5(3), 510–528. https://doi.org/10.31186/jenggano.5.3.510-528

References

  1. Bakhtiar, D. dan Ta’alidin, Zamdial, 2013. Pengembangan Data Base Kelautan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (KP3K) Kabupaten Bengkulu Utara. Dinas kelautan dan Perikanan Kabupaten Bengkulu Utara. 76 hal.
  2. BPS Kabupaten Bengkulu Utara, 2017. Kabupaten Bengkulu Utara Dalam Angka Tahun 2017. BPS Kabupaten Bengkulu Utara. 303 hal.
  3. Dahuri, R. (2001). Pengelolaan Ruang Wilayah Pesisir Dan Lautan Seiring Dengan Pelaksanaan Otonomi Daerah. Makalah ini disampaikan pada acara Semiloka dan Pelatihan Penataan Ruang Wilayah Propinsi, Kabupaten dan Kota Dalam Rangka Otonomi Daerah, kerjasama Bappeda Propinsi dan LPPM Unisba, Bandung 2-3 Mei 2001. Volume XVII No. 2 April - Juni 2001 : 139-171.
  4. Davies, W. Thomas Ronald. 2012. Applying a Coastal Vulnerability Index (CVI) to the Westfjords, Iceland: a preliminary assessment. Master‘s thesis. University of Akureyri Faculty of Business and Science University Centre of the Westfjords. 121 p.
  5. Duriyapong, F. and Kanchana Nakhapakorn. 2011. Coastal vulnerability assessment: a case study of Samut Sakhon coastal zone. Songklanakarin J. Sci. Technol. 33 (4), Jul. - Aug. 2011; 469-476.
  6. Effendy, M., 2009. Pengelolaan Wilayah Pesisir Secara Terpadu: Solusi Pemanfaatan Ruang, Pemanfaatan Sumberdaya Dan Pemanfaatan Kapasitas Asimilasi Wilayah Pesisir Yang Optimal Dan Berkelanjutan. Jurnal Kelautan, Volume 2, No.1 April 2009, 81-86.
  7. Halim, Halili, dan La Ode Alirman Afu, 2016. Studi Perubahan Garis Pantai Dengan Pendekatan Penginderaan Jauh Di Wilayah Pesisir Kecamatan Soropia. Sapa Laut Pebruari 2016. Vol. 1 (1) 24-31.
  8. Hamid, A.I.A, A. H. M. Din, N. Yusof, N.M. Abdullah, A.H. Omar and M.F.A. Khanan. 2019. Coastal Vulnerability Index Development: A Review. The International Archives of the Photogrammetry, Remote Sensing and Spatial Information Sciences, Volume XLII-4/W16, 2019 6th International Conference on Geomatics and Geospatial Technology (GGT 2019), 1–3 October 2019, Kuala Lumpur, Malaysia.
  9. Boruff, B.J., Christopher Emrich', and Susan L. Cutter, 2005. Erosion Hazard Vulnerability of US Coastal Countries. “Journal of Coastal Research”, Vol. 21, No. 5, pp 932-942. West Palm Beach, Florida.
  10. Fadilah, Suripin, dan Dwi P Sasongko, 2013. Identifikasi Kerusakan Pantai Kabupaten Bengkulu Tengah Provinsi Bengkulu. Prosiding Seminar Nasional Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan 2013; 337-341.
  11. Frida Aprilia Loinenak, F.A., Agus Hartoko, and Max Rudolf Muskananfola. 2015. Mapping Of Coastal Vulnerability Using The Coastal Vulnerability Index And Geographic Information System. International Journal of Technology (2015) 5: 819-827.
  12. Marita Ika Joesidawati, M. Ika, 2016. Penilaian Kerentanan Pantai Di Wilayah Pesisir Kabupaten Tuban Terhadap Ancaman Kerusakan. Jurnal Kelautan, 9(2), 188-198, Oktober 2016.
  13. Marasabessy,I., Achmad Fahrudin, Zulhamsyah Imran dan Syamsul B. Agus. 2018. Strategi Pengelolaan Berkelanjutan Pesisir dan Laut Pulau Nusa Manu dan Pulau Nusa Leun di Kabupaten Maluku Tengah. Journal of Regional and Rural Development Planning Februari 2018, 2 (1): 1-22.
  14. Pantusa, D., Felice D’Alessandro, Luigia Riefolo, Francesca Principato and Giuseppe Roberto Tomasicchio. 2018. Application of a Coastal Vulnerability Index. A Case Study along the Apulian Coastline, Italy. Water 2018, 10, 1218; 1-16.
  15. Pinto, Z., 2015. Kajian Perilaku Masyarakat Pesisir yang Mengakibatkan Kerusakan Lingkungan (Studi Kasus di Pantai Kuwaru, Desa Poncosari, Kecamatan Srandakan, Kabupaten Bantul, Provinsi DIY). Jurnal Wilayah Dan Lingkungan, 3 (3), 163-174.
  16. Sulaiman, A., Agus Susatya dan Zamdial Ta’alidin. 2020. Kerentanan Kawasan Pesisir Kecamatan Air Napal Dan Batik Nau Kabupaten Bengkulu Utara Provinsi Bengkulu. Jurnal Naturalis, Volume 9 Nomor 1, April 2020; 1-12.
  17. Suprapto, O., Syawaludin A. Harahap dan Titin Herawati, 2016. Analisis Kerentanan Fisik Pantai Di Pesisir Garut Selatan Jawa Barat. Jurnal Perikanan Kelautan Vol. VII No. 2/Desember 2016 (51-57).
  18. Supriyanto, A., 2003. Thesis : Analisis Abrasi Pantai dan Alternatif Penanggulangannya di Perairan Pesisir Perbatasan Kabupaten Kendal -Kota Semarang,Magister Ilmu Lingkungan, Universitas Diponegoro, Semarang.
  19. Supriyanto, 2017. Strategi Pengendalian Kerusakan Dan Pencemaran Kawasan Pesisir Pantai. Jurnal Saintek Maritim, Vol. XVI Nomor 2, maret 2017; 151-162.
  20. USGS., 2013. Coastal Vulnerability Index, United States: Coastal Vulnerability Assessment of FIIS, USGS Open-File Report 03?439.
  21. Vatria, B., 2010. Berbagai Kegiatan Manusia Yang Dapat Menyebabkan Terjadinya Degradasi Ekosistem Pantai Serta Dampak Yang Ditimbulkannya. Jurnal Belian Vol. 9 No. 1 Jan. 2010: 47- 54.
  22. Wahyudi, Teguh HariyantBakhtiar, D. dan Ta’alidin, Zamdial, 2013. Pengembangan Data Base Kelautan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (KP3K) Kabupaten Bengkulu Utara. Dinas kelautan dan Perikanan Kabupaten Bengkulu Utara. 76 hal.
  23. BPS Kabupaten Bengkulu Utara, 2017. Kabupaten Bengkulu Utara Dalam Angka Tahun 2017. BPS Kabupaten Bengkulu Utara. 303 hal.
  24. Dahuri, R. (2001). Pengelolaan Ruang Wilayah Pesisir Dan Lautan Seiring Dengan Pelaksanaan Otonomi Daerah. Makalah ini disampaikan pada acara Semiloka dan Pelatihan Penataan Ruang Wilayah Propinsi, Kabupaten dan Kota Dalam Rangka Otonomi Daerah, kerjasama Bappeda Propinsi dan LPPM Unisba, Bandung 2-3 Mei 2001. Volume XVII No. 2 April - Juni 2001 : 139-171.
  25. Davies, W. Thomas Ronald. 2012. Applying a Coastal Vulnerability Index (CVI) to the Westfjords, Iceland: a preliminary assessment. Master‘s thesis. University of Akureyri Faculty of Business and Science University Centre of the Westfjords. 121 p.
  26. Duriyapong, F. and Kanchana Nakhapakorn. 2011. Coastal vulnerability assessment: a case study of Samut Sakhon coastal zone. Songklanakarin J. Sci. Technol. 33 (4), Jul. - Aug. 2011; 469-476.
  27. Effendy, M., 2009. Pengelolaan Wilayah Pesisir Secara Terpadu: Solusi Pemanfaatan Ruang, Pemanfaatan Sumberdaya Dan Pemanfaatan Kapasitas Asimilasi Wilayah Pesisir Yang Optimal Dan Berkelanjutan. Jurnal Kelautan, Volume 2, No.1 April 2009, 81-86.
  28. Halim, Halili, dan La Ode Alirman Afu, 2016. Studi Perubahan Garis Pantai Dengan Pendekatan Penginderaan Jauh Di Wilayah Pesisir Kecamatan Soropia. Sapa Laut Pebruari 2016. Vol. 1 (1) 24-31.
  29. Hamid, A.I.A, A. H. M. Din, N. Yusof, N.M. Abdullah, A.H. Omar and M.F.A. Khanan. 2019. Coastal Vulnerability Index Development: A Review. The International Archives of the Photogrammetry, Remote Sensing and Spatial Information Sciences, Volume XLII-4/W16, 2019 6th International Conference on Geomatics and Geospatial Technology (GGT 2019), 1–3 October 2019, Kuala Lumpur, Malaysia.
  30. Boruff, B.J., Christopher Emrich', and Susan L. Cutter, 2005. Erosion Hazard Vulnerability of US Coastal Countries. “Journal of Coastal Research”, Vol. 21, No. 5, pp 932-942. West Palm Beach, Florida.
  31. Fadilah, Suripin, dan Dwi P Sasongko, 2013. Identifikasi Kerusakan Pantai Kabupaten Bengkulu Tengah Provinsi Bengkulu. Prosiding Seminar Nasional Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan 2013; 337-341.
  32. Frida Aprilia Loinenak, F.A., Agus Hartoko, and Max Rudolf Muskananfola. 2015. Mapping Of Coastal Vulnerability Using The Coastal Vulnerability Index And Geographic Information System. International Journal of Technology (2015) 5: 819-827.
  33. Marita Ika Joesidawati, M. Ika, 2016. Penilaian Kerentanan Pantai Di Wilayah Pesisir Kabupaten Tuban Terhadap Ancaman Kerusakan. Jurnal Kelautan, 9(2), 188-198, Oktober 2016.
  34. Marasabessy,I., Achmad Fahrudin, Zulhamsyah Imran dan Syamsul B. Agus. 2018. Strategi Pengelolaan Berkelanjutan Pesisir dan Laut Pulau Nusa Manu dan Pulau Nusa Leun di Kabupaten Maluku Tengah. Journal of Regional and Rural Development Planning Februari 2018, 2 (1): 1-22.
  35. Pantusa, D., Felice D’Alessandro, Luigia Riefolo, Francesca Principato and Giuseppe Roberto Tomasicchio. 2018. Application of a Coastal Vulnerability Index. A Case Study along the Apulian Coastline, Italy. Water 2018, 10, 1218; 1-16.
  36. Pinto, Z., 2015. Kajian Perilaku Masyarakat Pesisir yang Mengakibatkan Kerusakan Lingkungan (Studi Kasus di Pantai Kuwaru, Desa Poncosari, Kecamatan Srandakan, Kabupaten Bantul, Provinsi DIY). Jurnal Wilayah Dan Lingkungan, 3 (3), 163-174.
  37. Sulaiman, A., Agus Susatya dan Zamdial Ta’alidin. 2020. Kerentanan Kawasan Pesisir Kecamatan Air Napal Dan Batik Nau Kabupaten Bengkulu Utara Provinsi Bengkulu. Jurnal Naturalis, Volume 9 Nomor 1, April 2020; 1-12.
  38. Suprapto, O., Syawaludin A. Harahap dan Titin Herawati, 2016. Analisis Kerentanan Fisik Pantai Di Pesisir Garut Selatan Jawa Barat. Jurnal Perikanan Kelautan Vol. VII No. 2/Desember 2016 (51-57).
  39. Supriyanto, A., 2003. Thesis : Analisis Abrasi Pantai dan Alternatif Penanggulangannya di Perairan Pesisir Perbatasan Kabupaten Kendal -Kota Semarang,Magister Ilmu Lingkungan, Universitas Diponegoro, Semarang.
  40. Supriyanto, 2017. Strategi Pengendalian Kerusakan Dan Pencemaran Kawasan Pesisir Pantai. Jurnal Saintek Maritim, Vol. XVI Nomor 2, maret 2017; 151-162.
  41. USGS., 2013. Coastal Vulnerability Index, United States: Coastal Vulnerability Assessment of FIIS, USGS Open-File Report 03?439.
  42. Vatria, B., 2010. Berbagai Kegiatan Manusia Yang Dapat Menyebabkan Terjadinya Degradasi Ekosistem Pantai Serta Dampak Yang Ditimbulkannya. Jurnal Belian Vol. 9 No. 1 Jan. 2010: 47- 54.
  43. Wahyudi, Teguh Hariyanto dan Suntoyo, 2009. Analisa Kerentanan Pantai di Wilayah Pesisir Pantai Utara Jawa Timur. SENTA. 9 hal.
  44. Wibowo, A. dan Supriatna, 2011. Kerentanan Lingkungan Pantai Kota Pesisir Di Indonesia. Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, Vol. 3, No. 2, Desember 2011.
  45. Zamdial, Dede Hartono, Deddy Bakhtiar, dan Eko Nofridiansyah, 2017. Studi Identifikasi Kerusakan Wilayah Pesisir Di Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu. Jurnal Enggano Vol. 2, No. 2, September 2017: 196-207.
  46. o dan Suntoyo, 2009. Analisa Kerentanan Pantai di Wilayah Pesisir Pantai Utara Jawa Timur. SENTA. 9 hal.
  47. Wibowo, A. dan Supriatna, 2011. Kerentanan Lingkungan Pantai Kota Pesisir Di Indonesia. Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, Vol. 3, No. 2, Desember 2011.
  48. Zamdial, Dede Hartono, Deddy Bakhtiar, dan Eko Nofridiansyah, 2017. Studi Identifikasi Kerusakan Wilayah Pesisir Di Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu. Jurnal Enggano Vol. 2, No. 2, September 2017: 196-207.