Main Article Content

Abstract

Kondisi padang lamun di perairan Pantai Kema akan terus mengalami perubahan sebagai dampak negatif dari berbagai aktivitas penduduk setempat yang tidak konservatif. Akibatnya diversitas jenis ikan yang berasosiasi di dalamnya juga akan semakin berkurang. Akan tetapi, informasi mengenai diversitas spesies ikan padang lamun di daerah ini masih sangat terbatas. Oleh karena itu, pada bulan April 2014 dilakukan penelitian pada ikan padang lamun untuk mengetahui diversitas jenis dan kelimpahan ikan serta struktur komunitasnya. Pengambilan sampel dilakukan di empat stasiun dengan metode swept area menggunakan beach seine.  Hasil tangkapan seluruhnya adalah 2.621 individu ikan, terdiri atas 60 spesies dari 26 famili. Jumlah spesies ikan yang ditemukan secara spasial bervariasi dari 27- 47 spesies dengan total kelimpahan relatif  antara 14,08–34,91%. Famili Labridae dan Atherinidae merupakan famili paling dominan di semua stasiun dengan total kelimpahan relative sebesar 33,62% dan 25,45%. Tiga jenis yang paling umum ditemukan adalah Hypoatherina temminckii, Halichoeres papilionaceus dan Halichoeres melanurus. Komunitas ikan di padang lamun Pantai Kema termasuk kategori sedang (moderat) dengan stabilitas komunitasnya tidak stabil. Tipe asosiasi padang lamun yang berbeda mempengaruhi perbedaan keragaman jenis dan kelimpahan ikan yang hidup di dalamnya. Walaupun demikian, seluruh padang lamun di perairan pantai Kema masih dalam kondisi kondusif sebagai habitat ikan.

Seagrass condition at Kema coastal area will continue to change as a negative impact of various activities of local people who are not conservative. As a result, the diversity of fish species is going to decrease. However, information about the diversity of seagrass fish species in this area is still limited. Therefore, in April 2014 a study of seagrass fish community structure was carried out to know the diversity of species, fish abundance and community structure. Sampling was carried out at four stations with swept area method using beach seine. A total of 2.621 individuals were collected, consisting of 60 species from 26 families. The number of fish species found spatially varies from 27 to 47 species with a total relative abundance of 14.08-34.91%. Labridae and Atherinidae families are the most dominant families in all stations with a total relative abundance of 33.62% and 25.45%. The three most common species are H. temminckii, H. papilionaceus and H. melanurus. Community structure of seagrass fish at Kema coastal area is moderate and unstable. The difference of seagrass beds association type affect the diversity of species and fish abundance. However, all seagrass beds at Kema coastal area are still conducive for fish habitat.

Article Details

How to Cite
Yalindua, F. Y., Ibrahim, P. S., & Manik, N. (2020). DIVERSITAS IKAN PADA KOMUNITAS PADANG LAMUN DI PANTAI KEMA, SULAWESI UTARA. JURNAL ENGGANO, 5(3), 377–391. https://doi.org/10.31186/jenggano.5.3.377-391

References

  1. Adrim, M. 2006. Asosiasi ikan di padang lamun. Oseana, XXXI(4), 1-7.
  2. Allen, G. R. 1997. Marine fishes of tropical Australia and South East Asia. A field guide for anglers and divers. Western Australia Wuseum: 292 pp.
  3. Azkab, M. H. 2002. Kajian sumberdaya lamun di perairan Sulawesi Utara. dalam: Ruyitno, A. Azis & Pramudji (Eds.) Perairan Sulawesi Utara dan sekitarnya. Biologi, Lingkungan dan Oseanografi. Pusat Penelitian Oseanografi LIPI, Jakarta: 171-178.
  4. Brower, J. E., J. H. Zar., & C.N. von Ende. 1990. Field and laboratory methods for general ecology. 3nd ed. Wim.C. Brown Co.Pub.Dubuque, Iowa: 237 pp.
  5. Dahuri, R., J. Rais, S. P. Ginting., & M. J. Sitepu. 2001. Pengelolaan sumberdaya wilayah pesisir dan lautan secara terpadu. Pradnya Paramita, Jakarta. 328 hlm.
  6. De la Torre-Castro, M & P. Ronnback. 2004. Link between human seagrasses – an example from Tropical East Africa. Ocean and Coastal Management, 47, 361–38.
  7. Djunaidi, L. 2009. Statistik pendidikan. post-hoc test (uji lanjut): metoda tukey. http://statistikpendidikanii.Blogspot.com.
  8. Erftemeijer, P. L. A & G. R. Allen. 1993. Fish fauna of seagrass beds in South Sulawesi, Indonesia. Res. West Aust., 16(2), 260–277.
  9. Fahmi & M. Adrim. 2009. Diversitas ikan pada komunitas padang lamun di perairan pesisir Kepulauan Riau. Oseanologi dan Limnolodi di Indonesia, 35(1), 75-90.
  10. Hutomo, M. 1985. Telaah ekologik komunitas ikan pada lamun (seagrass, Anthophyta) di perairan Teluk Banten. Fakultas Pasca Sarjana, IPB, Bogor: 271 hlm (tidak dipublikasikan).
  11. Hyndes, G. A., Francour, P., Guidetti, P., Heck Jr., K. L., & Jenkins, G. 2018. The roles of seagrasses in structuring associated fish assemblages and fisheries. Seagrasses of Australia, 18, 589-627
  12. Khairunnisa., I. Setyobudiandi., & M. Boer. 2018. Estimasi cadangan karbon pada lamun di pesisir timur Kabupaten Bintan. Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, 10(3), 639-650.
  13. Kuitter, R.H. 1992. Tropical reef-fishes of the. Western Pacific, Indonesia and Adjacent Waters. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta, Indonesia. 314 p.
  14. Latuconsina, H., M. N. Nessa., & R. A. Rappe. 2012. Komposisi spesies dan struktur komunitas ikan padang lamun di perairan Tanjung Tiram-Teluk Ambon Dalam. Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, 4(1), 35-46.
  15. Latuconsina, H. 2019. Ekologi perairan tropis: prinsip dasar pengelolaan sumber daya hayati perairan edisi kedua. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
  16. Lavery, P.S., M.A. Mateo, O. Serrano., & M. Rozaimi. 2013. Variability of the carbon storage of seagrass habitats and its implications for global estimates of blue carbon ecosystem service. J. Plus One, 8(9), 1-12.