Main Article Content

Abstract

Beberapa alat tangkap dapat digunakan dalam melakukan penangkapan rajungan, antara lain; alat tangkap bubu, jaring gillnet, jaring arad, pukat garuk, cantrang dll. Jaring arad, pukat garuk dan cantrang masuk kedalam kelompok pukat dasar berkantong yang telah dilarang, sedangkan di kalimantan barat umumnya penangkapan rajungan menggunakan 2 alat tangkap saja, yaitu bubu dan gillnet. Alat tangkap jaring gillnet dapat mencapai 150- 200 kg (dalam 3-4 hari operasi), sihingga di pesisir Kalimantan Barat alat tangkap yang digunakan untuk menangkap rajungan didominasi oleh jaring gillnet, operasi penangkapan rajungan yang dilakukan sepanjang tahun dan penggunaan alat tangkap (gillnet) yang konstruksi berbeda-beda dapat menyebabkan kegiatan penangkapan tidak terkendali. Rajungan (Portunus pelagicus, Spp) merupakan kepiting laut yang banyak terdapat di Perairan Indonesia. Hal ini sesuai dengan kebijakan oleh Menteri Kelautan dan Perikanan dengan PERMEN KP No.1 Tahun 2015 tentang penangkapan Lobster, Kepiting, dan Rajungan, dimana dalam PerMen ini untuk menjaga populasi Khususnya Rajungan terdapat pelarangan untuk menangkap Rajungan dalam kondisi bertelur dan ukuran lebar kerapas lebih kecil dari 10 cm dengan berat 55gram. Penelitian ini bertujuan untuk membuat alat tangkap jaring gillnet rajungan yang selektif sesuai dengan PerMen KP No.1 Tahun 2015. Berdasarakan hasil pengamatan dan pengukuran di lapangan ukuran mata jarring yang digunakan adalah 5 – 7 inchi, nilai shorthening berkisar 50-70%, pada trip 1 pada model no 25 s/d 30 mendapatkan hasil yang terbanyak yaitu 26 ekor rajungan dimana ukuran kerapas <10cm = 0,34% dan >10cm = 0,66%, sedangkan pada trip 2 dengan model yang sama mendapatkan 19 ekor rajungan dimana ukuran kerapas <10cm = 0,26% dan >10cm = 0,74%. Pada model 25 s/d model 30 ini kontruksi alat tangkap adalah ; Ukuran mata (MS) = 6” dan Nilai Shorthening = 40%.

Several fishing gears can be used in catching small crabs, among others; traps, gillnet nets, arad nets, scratching nets, cantrangs etc. Arad nets, pukat scratches and cantrang are included in the banned pukat bottom trawling group, while in West Kalimantan, generally catching small crabs uses only 2 fishing gears, namely bubu and gillnet. The gillnet net fishing gear can reach 150-200 kg (in 3-4 days of operation), so that on the coast of West Kalimantan the fishing gear used to catch small crabs is dominated by gillnet nets, crab fishing operations are carried out throughout the year and the use of fishing gear (gillnet) whose constructions vary can lead to uncontrolled fishing activities. The crab (Portunus pelagicus, Spp) is a sea crab that is widely found in Indonesian waters. Based on the results of observations and measurements in the field, the size of the meshes used is 5 - 7 inches, the shorthening value ranges from 50-70%, on trip 1 on models no.25 to 30 get the most results, namely 26 crabs where the kerapas size <10cm = 0.34% and> 10cm = 0.66%, while on trip 2 with the same model, 19 crabs were obtained where the size of the crabs <10cm = 0.26% and> 10cm = 0.74%. In model 25 to model 30, the construction of fishing gear is; Eye size (MS) = 6 ”and Shorthening Value = 40%.

 

Article Details

How to Cite
Burhan, R., Patriani, I., & Baharudin, L. (2020). KONSTRUKSI ALAT TANGKAP JARING RAJUNGAN (Portunus pelagicus, Spp) DI KECAMATAN SUNGAI RAYA KABUPATEN BENGKAYANG. JURNAL ENGGANO, 5(3). https://doi.org/10.31186/jenggano.5.3.%p

References

  1. Anonim 2007, Pengamatan Aspek Biologi Rajungan dalam Menunjang Teknik Perbenihannya. Warta Penelitian Perikanan Indonesia, Volume 10, No.1.
  2. Direktorat Kapal Perikanan dan Alat Penangkap Ikan 2009 : 61
  3. Direktur Jenderal Perikanan Tangkap No. 1546/DPT.2/PI.320.02/IV/08 tanggal 14 April 2008 perihal Pedoman cara pengukuran panjang mata jaring (mesh size) dan bukaan mata jaring
  4. Effendy, S., Sudirman, S. Bahri, E. Nurcahyono, H. Batubara, dan M. Syaichudin. 2006. Petunjuk Teknis Pembenihan Rajungan (Portunus Pelagicus Linnaenus). Diterbitkan Atas Kerjasama Departemen Kealutan dan Perikanan, Direktorat Jenderal Perikanan dengan Balai Budidaya Air Payau, Takalar.
  5. Fatmawati. 2009. Kelimpahan Relatif dan Struktur Ukuran Rajungan Di Daerah Mangrove Kecamatan Tekolabbua Kabupaten Pangkep.Skripsi jurusan Perikanan Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Universitas Hasanuddin, Makassar.
  6. Mirzads. 2009. Pengemasan Daging Rajungan Pasteurisasi dalam Kaleng. http://mirzads.wordpress.com/2009/02/12/pengemasan-daging-rajungan-pasteurisasi-dalam-kaleng/. (Akses 11 Juni 2010).
  7. Moosa, MK. 1980. Beberapa Catatan Mengenai Rajungan dari Teluk Jakarta dan Pulau-Pulau Seribu. Sumberdaya Hayati Bahari, Rangkuman Beberapa Hasil Penelitian Pelita II. LON-LIPI, Jakarta. Hal 57-79.
  8. Nontji, A. 1986. Laut Nusantara. Djambatan, Jakarta. 105 hlm.
  9. Nyabekken, J.W. 1986. Biologi Laut: Suatu Pendekatan Biologi. Penerbit Gramedia, Jakarta.
  10. PERMEN KP No.1 Tahun 2015 tentang PENANGKAPAN LOBSTER (Panulirus spp.), KEPITING (Scylla spp.), DAN RAJUNGAN (Portunus pelagicus spp.)
  11. Romimohtarto, K dan S. Juwana. 2005. Biologi Laut Ilmu Pengetahuan tentang Biota Laut. Djambatan. Jakarta.
  12. Soim, A. 1994. Pembesaran Kepiting. Penebar Swadaya. Jakarta.
  13. Supardi Ardidja 2011. Teknik Penangkapan Ikan, STP Press, Jakarta
  14. Sudirman dan Mallwa. 2004. Teknik Penangkapan Ikan. PT.Rineka Cipta, Jakarta.