Main Article Content

Abstract

Bagan tancap merupakan alat penangkapan ikan yang banyak di temukan di perairan Tapanuli Tengah dan Kota Sibolga. Informasi sebaran bagan tancap di perairan Tapanuli Tengah dan Sibolga sangat diperlukan sebagai dasar untuk memonitoring keberlanjutan dan keberadaan alat tangkap ini. Tujuan penelitian ini adalah memanfaatkan teknologi penginderaan jauh (Google Earth) untuk memetakan dan memonitoring jumlah bagan tancap di perairan Tapanuli Tengah dan Sibolga. Metode yang digunakan adalah metode digitasi hasil citra pada Google Earth. Berdasarkan hasil digitasi, menunjukkan bahwa pada tahun 2005, sebanyak 137 unit Bagan Tancap berdistribusi di perairan kecamatan Tapian Nauli, Kolang, Sibolga Utara, Sarudik dan Pandan.  Tahun 2010 terdapat 443 unit dengan penambahan jumlah distribusi Bagan Tancap di perairan kecamatan Sarudik. Tahun 2015 terdapat 475 unit dan tahun 2019 terdapat 696 unit yang terdistribusi hingga di perairan kecamatan Barus, Sosorgadong dan Sorkam Barat. Hasil monitoring menunjukkan bahwa alat tangkap bagan tancap di perairan Tapanuli Tengah- Sibolga mengalami pertambahan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2005 ke 2010 dapat dilihat terjadi penambahan jumlah unit alat tangkap bagan tancap yaitu 306 unit. Rentang satu dekade yaitu dari tahun 2005 ke 2015 terjadi penambahan sekitar 338 unit. Penambahan drastis terjadi dari tahun 2005 ke 2019 yaitu 559 unit, sedangkan penambahan yang paling sedikit dari tahun 2010 ke 2015 yaitu 32 unit. Pada tahun 2010 ke 2019 terjadi penambahan sekitar 253 unit dan dari tahun 2015 ke 2019 terjadi penambahan dengan jumlah 221 unit.

Bamboo Platform Lift Net is fishing gear that is commonly found in the waters of Tapanuli Tengah and Sibolga. They are information on the distribution needed as a basis for monitoring the sustainability and existence of this fishing gear. The purpose of this study is to utilize remote sensing technology (Google Earth) to mapping and monitoring the number of Bamboo Platform Lift Net in the waters of Tapanuli Tengah and Sibolga. The method used is the digitization method of image Google Earth. The result based on the digitization, it showed that in 2005, 137 units of Bamboo Platform Lift Net were distributed in the waters of Tapian Nauli, Kolang, North Sibolga, Sarudik, and Pandan districts. In 2010 there were 443 units with an additional number of distribution of Bamboo Platform Lift Net in the waters of the Sarudik district. In 2015 there were 475 units and in 2019 there were 696 units distributed up to the waters of Barus, Sosorgadong, and West Sorkam. The monitoring results showed that the Bamboo Platform Lift Net has increased annually. From 2005 to 2010 it could be seen that there was an increase in the number of fishing gear units, which were 306 units. The range a decade 2005 to 2015, there was an addition of about 338 units. Drastic additions occurred from 2005 to 2019, namely 559 units, while the least additions from 2010 to 2015 were 32 units. From 2010 to 2019 there was an increase of about 253 units and from 2015 to 2019 there was an increase with 221 units.

Article Details

How to Cite
Rosmasita, R., Situmeang, H., Herianto, T., Limbong, I., & Suteja, F. (2020). PEMETAAN DAN MONITORING DISTRIBUSI BAGAN TANCAP MENGGUNAKAN APLIKASI GOOGLE EARTH DI PERAIRAN TAPANULI TENGAH-SIBOLGA SUMATERA UTARA. JURNAL ENGGANO, 5(3), 603–612. https://doi.org/10.31186/jenggano.5.3.603-612

References

  1. [DKP] Dinas Kelautan dan Perikanan Tapanuli Tengah. 2018. Tapanuli Tengah dalam angka 2018. Pandan: Tapanuli Tengah. Available at: https://www.tapteng.go.id/layanan-skpd.html?id=DKP.
  2. [DPKP] Dinas Perikanan dan Ketahanan Pangan Sibolga. 2018. Sibolga dalam angka 2018. Sibolga: Sumatera Utara. Available at: https://www.lapor.go.id/instansi/dinas-perikanan-ketahanan-pangan-dan-pertanian-kota-sibolga.
  3. Ariyanto, D. 2009. Integrasi Data Spasial Format WMS dan Kml Dengan Google Maps Dalam Webgis Di Bakosurtanal. Skripsi. Bogor: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. 20 pp.
  4. Fauziah., K. Shaleh., Hadi & F. Supriyadi. 2012. Respon Perbedaan Intensitas Cahaya Lampu Petromak Terhadap Hasil Tangkapan Bagan Tancap di Perairan Sungsang Sumatera Selatan. Maspari Journal. 4(2): 215-224.
  5. Hartono, R. 2018. Identifikasi Bentuk Erosi Tanah Melalui Interpretasi Citra Google Earth Di Wilayah Sumber Brantas Kota Batu. Jurnal Pendidikan Geografi. 21(1):30–43.
  6. Khumaera, N. I. 2019. Analisis Ekonomi dan Kebijakan Pengelolaan Bagan Tancap di Perairan Makassar. Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Bogor. 90 pp.
  7. Kusumasari, N. P. 2009. Sistem Informasi Geografi Kota Bogor Menggunakan Flex dan Google Maps Api For Flash. Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Bogor. 41 pp.
  8. Kusmawati & Ardiana. 2015. Analisis Keberlanjutan Perikanan Bagan Tancap Berdasarkan Aspek Biologi dan Ekonomi. Jurnal Octopus. 4(1): 351-357.
  9. Mohammed, A. H. 2015. Testing of Google Earth Coordinates of Points in Baghdad City. International Journal of Science and Research. 4(12): 357–360.
  10. Nurdiana. 2005. Iluminasi cahaya lampu pijar 25 watt pada medium udara dan aplikasinya pada perikanan bagan tancap. Skripsi. Bogor: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. 45 pp.
  11. Mohammed, N. Z., A, Ghazi & H. E, Mustafa. 2013. Positional accuracy testing of Google Earth. International Journal of Multidisciplinary Sciences and Engineering. 4(6), 6–9.
  12. Rianandra, Arsali, & A. A, Bama. 2015. Studi Perbandingan Penentuan Posisi Geografis Berdasarkan Pengukuran dengan GPS ( Global Positioning System), Peta Google Earth, dan Navigasi.Net. Jurnal Penelitian Sains Mipa UNSRI. 17: 82–90.
  13. Safitri, M., B, Hidayat & S.A. Wibowo. 2012. Deteksi Hutan Mangrove di Pantai Utara Jakarta Menggunakan Citra Dari Google Earth Dengan Metode Curvelet. Telkom University. p:1-6.
  14. Setiawan, A., U, Kristen & S. Wacana. 2016. Penentuan Luas Lahan dengan Bantuan Google Earth. Prosiding Seminar Nasional 3 rd CGISE dan FIT ISI. p: 449-455.
  15. Satriawan, E. S. 2017. Introduksi Lampu HPL (High Power Led) pada Perikanan Bagan Tancap. Skripsi. Bogor: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. 41 pp.
  16. Simamora, F. B., B, Sasmito & H, Haniah. 2015. Kajian Metode Segmentasi untuk Identifikasi Tutupan Lahan dan Luas Bidang Tanah Menggunkan Citra pada Google Earth (Studi Kasus : Kecamatan Tembalang, Semarang). Jurnal Geodesi Undip. 4(10): 43–51.
  17. Susaniati, W., A. F.P. Nelwan & M. Kurnia. 2013. Prodiktivitas Daerah Penangkapan Ikan Bagan Tancap yang Berbeda Jarak dari Pantai di Perairan Kabupaten Jeneponto. Jurnal Akuatika. 4(1): 68-79.
  18. Sobatnu, F. 2014. Permodelan Elevasi Digital Pada Lahan Rawa. Jurnal Informasi Teknik dan Niaga. 2 (17), 102–109.
  19. Sinaga, N. R. 2013. Konsep Pengelolaan Bagan Pancang Nelayan Secara Berkelanjutan di Kelurahan Sibolga Ilir Kecamatan Sibolga Utara Kota Sibolga. Jurnal Perspektif. 26(2): 158-170.
  20. Thankachan, B & T, Franklin. 2013. Impact of Google Earth on Student Learning. International Journal of Humanities and Social Science. 3(21): 11–16.
  21. Yuanita, A., A. Suprayogi & Hania’ah. 2013. Kajian Ketelitian Pemanfaatan Citra Quickbird Pada Google Earth untuk Pemetaan Bidang Tanah (Studi Kasus Kabupaten Karanganyar. Geodesi Undip. 2 (4): 38-53.