Main Article Content

Abstract

Provinsi Bengkulu dengan 14.929,54 km2 perairan laut dan 525 km garis pantai diduga akan berhubungan dengan keragaman ikan laut yang tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk menginventarisasi jenis-jenis ikan laut dangkal di perairan Provinsi Bengkulu. Sampel ikan laut yang diinventarisasi terbatas pada hasil tangkapan nelayan menggunakan pukat tepi atau perahu tradisional tanpa lampu. Lokasi pengambilan sampel (sampling) pada penelitian ini adalah di kawasan Pantai Zakat dan Pulau Baai Kota Bengkulu, dan Desa Lubuk Tanjung Bengkulu Utara. Sampling dilakukan dengan metode sensus berupa koleksi terhadap semua jenis yang ditemukan, dan dihentikan jika temuan jenis baru kurang dari 10% dari jenis yang sudah didapatkan sebelumnya. Sampel dideskripsi berdasarkan struktur meristik dan morfometrik, dan diidentifikasi berdasarkan kunci identifikasi yang relevan. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan 37 spesies (27 famili) ikan laut dangkal yang terdapat di Provinsi Bengkulu. Famili dengan keragaman terbesar adalah Clupeidae dan Carangidae, yaitu masing-masing sebanyak empat dan tiga jenis. Jenis yang konsisten ditemukan di ketiga lokasi adalah Arius thalassinus (Gaguk), Eleutheronema tetradactylum (Senangin), Johnius borneensis (Kerong), Johnius trachycephalus (Galama), Opisthopterus tardoore (Bleberan), dan Pentaprion longimanus (Kape-kape karang). Hanya satu jenis yang termasuk dalam Chondrichthyes yaitu Taeniura lymna. Lokasi Pantai Zakat memiliki keragaman jenis tertinggi, yaitu sebanyak 17 jenis. Lokasi dengan keragaman ikan laut terendah adalah Pulau Baai yaitu hanya sebanyak delapan jenis.

Province of Bengkulu with its 14.929,54 km2 sea waters and 525 km shoreline is expected to correlate with a high diversity of marine fish. This research aims to inventorize the diversity of marine fishes in the epipelagic zone Province of Bengkulu. Sample in this research was restricted only to the fishes that was caught by using traditional boat or shore trawl. The sampling stations were in Pantai Zakat and Pulau Baai at city of Bengkulu, and Lubuk Tanjung village at Bengkulu Utara. Cencus method was applied by collecting all the located species, and sampling was terminated if the new species was found less than 10% of the total identified sample. Sample was described based on the meristic and morphometric structure, and then was identified for its scientific name by using some related references. This research found 37 species (27 family) of sea fish at epipelagic zone of Bengkulu Province. Family with the highest diversity were Clupeidae and Carangidae, with four and three species respectively. There are six species that were consistently found in all sampling locations, i.e. Arius thalassinus (Gaguk), Eleutheronema tetradactylum (Senangin), Johnius borneensis (Kerong), Johnius trachycephalus (Galama), Opisthopterus tardoore (Bleberan), and Pentaprion longimanus (Kape-kape karang). Only a species, Taeniura lymna, belongs to the Chondrichthyes. Pantai Zakat has the highest diversity with 17 species, while Pulau Baai was the lowest with only eight species.

Article Details

Author Biography

Abdul Rahman, Pendidikan Biologi, FKIP Universitas Bengkulu, Bengkulu

Abdul Rahman Singkamid google scholar: YMBXLG8AAAAJ
How to Cite
Rahman, A., Yani, A. P., & Fajri, A. (2020). KERAGAMAN IKAN LAUT DANGKAL PROVINSI BENGKULU. JURNAL ENGGANO, 5(3), 424–438. https://doi.org/10.31186/jenggano.5.3.424-438

References

  1. Adrim M. 2007. Komunitas ikan karang di perairan Pulau Enggano Propinsi Bengkulu. Oseanologi dan Limnologi Indonesia 33: 139-158.
  2. Ambari, M. 2018. Pemerintah Keluarkan Data Resmi Wilayah Kelautan Indonesia, Apa Saja yang Terbaru? https://www.mongabay.co.id. Diakses tanggal 5 Agustus 2020.
  3. Bakhtiar D, Asikin D, Zaenal A, Tonny S. 2012. Struktur Komunitas Ikan Karang Di Perairan Pulau Tikus Kota Bengkulu. FP USU: Prosiding Seminar Nasional Dan Rapat Tahunan Bidang Ilmu-Ilmu Pertanian BKS PTN Wilayah Barat Tahun 2012.
  4. Butcholtz, R.H, Tomkiewicz, J. 2008. Manual to determine gonadal maturity of herring (Clupea harengus L.). DTU Aqua Report no. 197-08. Charlottenlund: National Institute of Aquatic Resources.
  5. Ksmtour. 2016. Pantai Panjang Keajaiban Alam Bengkulu. (https://ksmtour.com/informasi/tempat-wisata/bengkulu/pantai-panjang-keajaiban-alam-bengkulu.htm) (diakses 17 November 2019).
  6. Kuncoro E, Ardi W. 2009. Ensiklopedia Populer Ikan Air Laut. Yogyakarta: Lily Publisher
  7. Kurnia, A. 2016. Profil Kesehatan Provinsi Bengkulu Tahun 2015. (http://www.depkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KES_PROVINSI_2015/07_Bengkulu_2015.pdf.) (diakses 10 Desember 2019).
  8. Mulyanto, H.R. 2007. Sungai, Fungsi dan Sifat-sifatnya. Yoyakarta: Graha Ilmu
  9. Nelson, J.S. 2006. Fishes Of The World Fourth Edition. Canada: University Of Alberta.
  10. Omar, S.B. 2012. Dunia Ikan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
  11. Permen KP. 2015. ‘Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor 25/Permen-Kp/2015Tentang Rencana Strategis Kementerian Kelautan dan Perikanan Tahun 2015-2019’, p. 85.
  12. Salganik, M.J. 2006. Varience Estimation Design Effects and Sampel Size Calculation For Respondent Driven Sampling. New York: The New York Academy Of Medicine.
  13. Sari, P.A. 2013. Inventarisasi Jenis Ikan Laut (Pisces) Di Pasar Tradisional Bengkulu Sebagai Alternatif Sumber Belajar Biologi SMA Kelas X. [Skripsi] Bengkulu: Universitas Bengkulu.
  14. Schurtz, H. 2007. Guide To Geometric Morphometrics. London: University of Colorado.
  15. Singkam, A.R. 2012. Komunitas Ikan Karang Di Perairan Pulau Tikus Bengkulu. Gradien 8 (2):832-837.
  16. Singkam, A.R, MacColl, A.D.C. 2019. Resources are more important than predation in driving the size of maturation on freshwater three-spined stickleback. Evol Ecol Res 20 (3): 265-278.
  17. Utami. M.N.S. 2014. Studi biologi ikan pari (Dasyatis sp) di TPI Tasik Agung Rembang. Semarang: Universitas Diponegoro.
  18. Yanti, Y.F. 2007. Inventarisasi Jenis-Jenis Ikan Hias di Perairan Pulau Tikus Bengkulu. [Skripsi] Bengkulu: Universitas Bengkulu.