Main Article Content

Abstract

Pariwisata merupakan salah satu sektor unggulan dalam pembangunan untuk meningkatkan pendapatan nasional, penyerap tenaga kerja, dan penyumbang devisa negara. Sistem informasi geografis merupakan perkembangan ilmu komputer dan geografis yang disatukan sehingga menjadi suatu sistem yang dapat dimanfaatkan guna pengambilan keputusan baik pemerintah maupun swasta. Riset ini bertujuan untuk; Menganalisa kesesuaian lahan untuk wisata bahari/pantai sebagai pengembangan ekowisata, merincikan zona/sub zona pariwisata dalam bentuk pembagian blok pemanfaatan ruang dan merumuskan strategi pengembangan ekowisata dan rekomendasi untuk pemangku kepentingan berdasarkan potensi wisatanya. Analisis kesesuaian kawasan dilakukan dengan menggunakan Sistem Informasi Geografis dengan berlandaskan pada Indeks Kesesuaian Wisata. Hasil analisis peta kesesuaian wisata menunjukan bahwa area di Kab. Nias dibagi menjadi 3 kategori kesesuaian yaitu: sesuai, sesuai bersyarat dan tidak sesuai. Alokasi ruang di Kec. Bawolato terdiri dari 3 zona pemanfaatan; wisata snorkeling (42,45 ha), wisata selam (245,32 ha) dan wisata memancing (237,88 ha) sedangkan di Kec. Idanogawo terdiri dari 2 zona pemanfaatan; wisata pantai (1,55 ha) dan wisata renang (6,27 ha). Pertimbangan berdasarkan luas area lima jenis wisata ini dapat dilakukan pengelolaan dan pengembangan wisata dalam membantu perekonomian masyarakat setempat.

Tourism is one of the leading sectors in development to increase national income, absorb employment, and contribute to the country's foreign exchange. Geographic information systems are developments in computer science and geography that are put together so that it becomes a system that can be utilized for decision making both government and private. This research aims to; Analyzing land suitability for marine/beach tourism as ecotourism development, detailing tourism zones / sub-zones in the form of division of space utilization blocks and formulating ecotourism development strategies and recommendations for stakeholders based on tourism potential. Regional suitability analysis is carried out using a Geographic Information System based on the Tourism Suitability Index. The results of the analysis of the tourism suitability map show that the area in the district. The Nias district is divided into 3 categories of suitability, namely: suitable, conditionally suitable, and unsuitable. Space allocation in Bawolato sub-district consists of 3 utilization zones; snorkeling (42.45 ha), diving (245.32 ha), and fishing (237.88 ha) while in Idanogawo sub-district consists of 2 utilization zones; beach tourism (1.55 ha) and swimming tourism (6.27 ha). Consideration based on the area of the five types of tourism can be carried out through the management and development of tourism in helping the economy of the local community.

Article Details

How to Cite
Siregar, E. S. Y., Rosmasita, R., Rahimah, I., Ariani, F., S, Z., & R S, E. (2020). PEMANFAATAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DALAM PENENTUAN KAWASAN WISATA DI KABUPATEN NIAS, SUMATERA UTARA. JURNAL ENGGANO, 5(3), 483–494. https://doi.org/10.31186/jenggano.5.3.483-494

References

  1. [DKP] Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Utara. 2019. Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (RZWP3K) Provinsi Sumatera Utara. Medan : Sumatera Utara.
  2. Alam, H., Redima & Kusuma, B. 2010. Potensi dan Pengembangan Objek Wisata di Kabupaten Tapanuli Tengah. J. Electr. Technol.
  3. Bunruamkaew, K., & Murayama, Y. 2011. Site Suitability Evaluation for Ecotourism Using GIS & AHP : A Case Study of Surat Thani Province, Thailand. Journal of Procedia Social and Behavioral Science. 21: 269–278. https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2011.07.024.
  4. Bunruamkaew, K., & Murayama, Y. 2012. Land Use and Natural Resources Planning for Sustainable Ecotourism Using GIS in Surat Thani, Thailand, Journal of Sustainability. 4: 412–429. https://doi.org/10.3390/su4030412.
  5. Indarjho, A. 2012. Strategi Pengembangan Ekowisata Bahari Berbasis Daya Dukung Lingkungan di Pulau Panjang, Pantai Bandengan, Pantai Kartini, dan Teluk Awur Kabupaten Jepara [Disertasi]. Universitas Diponegoro, Semarang.
  6. Kementrian Pariwisata. 2015. Rencana Strategis: Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata Tahun 2015-2019. Kementrian Pariwisata. Jakarta.
  7. Olan, B. 2015. Strategi Pemerintah Daerah Dalam Pengembangan Kawasan Wisata Muara Kabupaten Tapanuli Utara Provinsi Sumatera Utara Tahun 2015. Jom Fisip. 4(1).
  8. Rahayuningsih, T., Muntasib, E. K. S. H., & Budi, L. 2016. Nature Based Tourism Resources Assessment Using Geographic Information System (GIS): Case Study in Bogor. Journal Procedia Environmental. 33: 365–375. https://doi.org/10.1016/j.proenv.2016.03.087.
  9. Umagapi, D & Ambarita, A. 2018. Sistem Informasi Geografis Wisata Bahari pada Dinas Pariwisata Kota Ternate. 1(2): 59–69.
  10. Yulianda, F. 2007. Makalah Ekowisata Bahari Sebagai Alternatif Pemanfaatan Sumberdaya Pesisir Berbasis Konservasi. Seminar Sains Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan FPIK-IPB. Darmaga. Bogor.