Main Article Content

Abstract

Kerang Lokan (Geloina erosa) merupakan salah satu biota yang hidup pada ekosistem mangrove. Ekosistem mangrove di Tanjung Unggat telah mengalami pengurangan luasan diakibatkan aktivitas manusia seperti pemukiman, transportasi kapal, aktivitas bongkar muat, aktivitas galangan kapal dan reklamasi. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari – Mei 2020 pada ekosistem mangrove di Tanjung Unggat Kecamatan Bukit Bestari Kota Tanjungpinang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui asosiasi Kerang Lokan (Geloina erosa) pada ekosistem mangrove. Penentuan titik sampling diambil dengan metode purposive sampling sedangkan pengambilan data vegetasi mangrove digunakan transek garis sepanjang 50 m dengan transek 10x10m (Pohon), 5x5m (Anakan) serta pengambilan sampel Kerang Lokan diambil dengan menggunakan plot 5x5m didalam area mangrove. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kerapatan mangrove di Tanjung Unggat tergolong jarang dan terdapat 8 jenis mangrove (Avicennia lanata, Rhizophora apiculata, Sonnetaria alba, Rhizophora stylosa,  Rhizophora mucronata, Bruguiera parviflora, Xylocarpus granatum dan Avicennia alba). Kerang Lokan berasosiasi pada mangrove dan jenis substrat di lokasi penelitian.

 

Kata Kunci : Asosiasi, Geloina erosa, Mangrove, Tanjung Unggat

 

Article Details

How to Cite
Pratiwi, Y. S., Febrianto, T., Anggraeni, ika, Karlina, I., Suhana, M. P., & Nugraha, A. H. (2021). ASOSIASI KERANG LOKAN (Geloina erosa) PADA EKOSISTEM MANGROVE DI TANJUNG UNGGAT KECAMATAN BUKIT BESTARI KOTA TANJUNGPINANG. JURNAL ENGGANO, 6(1), 11–24. https://doi.org/10.31186/jenggano.6.1.11-24

References

  1. Agustini N.T. 2016. Asosiasi Ekostruktur Kerang Lokan (Geliona erosa Solander, 1986) dan Mangrove di Pesisir Kahyapu Pulau Enggano Provinsi Bengkulu. Institiut Pertanian Bogor.
  2. Bengen D.G. 2000. Sinopsis Teknik Pengambilan Contoh dan Analisa Data Biofisi Sumberdaya Pesisir. Bogor; Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.
  3. Bengen D.G. 2004. Pedoman Teknis Pengelolaan Ekosistem Mangrove. Bogor; Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.
  4. Desarmilizar, Putra R.D., Koenawan .C.J. 2016. Karakteristik Dan Laju Endapan Sedimen Di Perairan Kelurahan Tanjung Unggat Kecamatan Bukit Bestari Kota Tanjungpinang Provinsi Kepulauan Riau
  5. Gimin, R., R. Mohan, L.V. Thinh, and A.D. Griffiths. 2004. The Relationship of Shell Dimensions And Shell Volume to Live Weight and Soft Tissue Weight In The Mangrove Clam, Polymesoda erosa (Solander, 1786) From Northern Australia. NAGA, WorldFish Center Quarterly.
  6. Ginting E. I, Fadhliyah I dan Syakti A.D. 2019. Logam Berat Kadmium (Cd) pada Mangrove di Perairan Tanjungpinang, Kepulauan Riau. J Ruaya. 7 (2).: 73-74
  7. Hasan U. 2017. Hubungan Morfometrik dan Karakteristik Tanah Kerang Lokan Geloina erosa ( solander 1786) di Ekosistem Mangrove Belawan. J Pembelajaran dan Biologi. 3(2) : 6-9
  8. Hasan U, Wahyuningsih H dan Jumilawaty E. 2014. Kepadatan Kerang Lokan (Geloina erosa, solander 1786) di Ekosistem Mangrove Belawan
  9. Kong L, Li Q., Qiu Z. 2007. Genetic and morphological differentiation in the calm Coelomactra antiquata (Bivalvia: Veneroida) along the coast of China. ExperMar Bio ecol. 343: 110-117
  10. Krebs C.J. 1980. Ecologycal Methodology. Haper International Edition. Harper Row Pudlishing. London.
  11. Kuswadji, R. 2001. Keterkaitan Ekosistem di dalam Wilaya Pesisir, Sebagian Bahan Kuliah SPL727 (Analisis Ekosistem Pesisir dan Laut). Fakultas Perikanan dan Kelautan IPB. Bogor, Indonesia
  12. Latif B. 2018. Optimalisasi Pemanfaatan Hutan Mangrove Berbasis Ekowisata Untuk Meningkatkan Perekonomian Masyarakat Pesisir Kota Tanjungpinang Mengunkan Konsep Lingkungan Bakau Kite. JIAFI. 1(2) : 66
  13. Linda W.Z dan Ulfa. F. 2013. Valuasi ekonomi hutan mangrove di pulau Dompak Kota Tanjungpinang Provinsi Kepulauan Riau. J Dinamika Maritim. IV (I) 45-52.
  14. Nursal, Fauziah Y dan Ismiati. 2005. Struktur dan Komposisi Vegetasi Mangrove Tanjung Sekodi Kabupaten Bengkalis Riau. JIB.2(1): 182-5460
  15. Puspasari, R., Marsoedi, A., dan Suharti. 2012. Kelimpahan Foraminifera Bentik pada Sedimen Permukaan Perairan Dangkal Pantai Timur Semenanjung Ujung Kulon, Kawasan Taman Nasional Ujung Kulon, Banten. J Penelitian Perikanan. 1(1):1-9
  16. Putri A.M.S., Suryanti., Widyorini N. 2016. Hubungan Tekstur Sedimen Dengan Kandungan Bahan Organik dan Kelimpahan Makrozoobenthos di Muara Sungai Banjir Kanal Timur Semarang. J Saintek Perikanan. 12(1):75-80
  17. Poedjirahajoe E., Marsono D., Wardhani F.K. 2017. Penggunaan Principal Component Analysis dalam Distribusi Spasial Vegetasi Mangrove di Pantai Utara Pemalang. Jurrnal Ilmu Kehutanan. 11 : 29-42
  18. Senoaji, G., Hidayat, M.F. 2016. Peranan Ekosistem Mangrove Di Pesisir Kota Bengkulu Dalam Mitigasi Pemanasan Global Melalui Penyimpanan Karbon (The Role Of Mangrove Ecosystem In The Coastal Of City Of Bengkulu In Mitigating Global Warming Through Carbon Sequestration). Jurnal Manusia dan Lingkungan. 23 (3) : 227-333
  19. Septiana, N.I. 2017. Keanekaragaman Moluska (Bivalvia dan Gastropoda) di Pantai Pasir Putih Kabupaten Lampung Selatan. [skripsi]. Universitas Islam Negeri Raden Intan. Lampung
  20. Setiobudiandi, I. 1995. Mollusca (Sumberdaya Non Hayati Ikan). Manajemen Sumberdaya Perairan. FPIK IPB. Bogor
  21. Tampubolon, A.V.S. 2018. Kandungan Logam Timbal (Pb) Dan Seng (Zn) Pada Kerang Lokan (Geloina Erosa, Solander 1786) Di Pesisir Dumai, Riau. [Tesis] Institut Pertanian Bogor. Bogor