Main Article Content

Abstract

Terumbu karang adalah suatu habitat untuk berbagai interaksi antar organisme dalam ekosistem yang ada diperairan. terumbu karang juga  mempunyai berbagai fungsi yang antara lain sebagai gudang keanekaragaman hayati biota-biota laut, tempat tinggal sementara atau tetap, tempat mencari makan , memijah, daerah asuhan dan tempat berlindung bagi hewan laut lainnya.Identifikasi jenis karang di kawasan Perairan Pulau Tikus, Kota Bengkulu belum pernah dilakukan, oleh karena itu penelitian ini penting untuk dilakukan mengingat fungsi dan manfaat terumbu karang yang sangat penting. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis karang yang ada di perairan pulau Tikus, Kota Bengkulu. Metode penelitian menggunakan metode survey. Metode pengambilan sampel menggunakan metode Purposive sampling. Identifikasi karang menggunakan metode morfometrik. Hasil penelitian ditemukan 8 genus dan 12 spesies yaitu : genus Acropora (Acropora Intermedia, Acropora Pulchra) genus Hydnopora (Hydnopora Pilosa) genus Pocillopora (Pocillopora Damicornis) genus Porites (Porites Cylindrica, Porites Lobata, Porites Synarea rus) genus Pavona (Pavona Clavus) genus Montipora (Montipora Foliosa, Montipora Samarensis) genus Ctenactis (Ctenactis Echinata) genus Palauastrea (PalauastreaRamosa)

Coral reef is a habitat for various interactions between organisms in aquatic ecosystems. Coral reefs also have various functions, including as a place  for biodiversity of marine biota, temporary or permanent shelter, foraging, spawning, nursery and shelter for other marine animals. Identification of coral species in Pulau Tikus waters, Kota Bengkulu has never been conducted, therefore research is important to do considering the very important functions and benefits of coral reefs. This study aims to determine the types of corals in the waters of Tikus Island, Bengkulu City. The research method used was the survey method. The sampling method used was purposive sampling method. Coral identification using the morphometric method. The results found 8 genera and 12 species, namely: genus Acropora (Acropora intermedia, Acropora pulchra) genus Hydnopora (Hydnopora pilosa) genus Pocillopora (Pocillopora damicornis) genus Porites (Porites cylindrica, Porites lobata, Porites synarea rus) genus Pavona (Pavona clavus) genus Montipora (Montipora foliosa, Montipora samarensis) genus Ctenactis (Ctenactis echinata) genus Palauastrea (Palauastrea ramosa).


Article Details

How to Cite
Purnama, D., Kusuma, A. B., Negara, B. F., Renta, P. P., & Pakpahan, B. L. (2020). KEANEKARAGAMAN JENIS KARANG PADA KEDALAMAN 1-5 METER DIPERAIRAN PULAU TIKUS, KOTA BENGKULU. JURNAL ENGGANO, 5(3), 529–547. https://doi.org/10.31186/jenggano.5.3.529-547

References

  1. Agung, M. A. 2005. Studi densitas zooxanthellae pada karang massive panca warna (porites lutea) dan karang massive nanas (favia palida) diperairan sepulu dan klampis, kabupaten bangkalan. Skripsi. Jurusan ilmu kelautan. Universitas trunojoyo. Madura.
  2. Aldyza, N., dan Afkar. 2015. Analisis Genus dan Penyakit Karang Di Perairan Pulau Tuan Kecamatan Peukan Bada Kabupaten Aceh Besar. Jurnal Biotik. 3 (2) : 107-115.
  3. Arini, D. I. D. 2013. Potensi Terumbu Karang Indonesia “Tantangan dan Upaya Konsevasinya”. Balai Penelitian Kehutanan Manado. Manado.
  4. Badan Konservasi Sumber Daya Alam Bengkulu. 2006. Profil Kawasan Konservasi di provinsi Bengkulu. BKSDA Provinsi. Bengkulu.
  5. Dahl. 1981. Konservasi Ekosistem Sumberdaya Hayati di Kawasan Pesisir dan Laut Tropis. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.
  6. English S.,C. Wilkinson and V.Baker (ed.). 1994.Survei Manual for Tropical Marine Research. Townsville: ASEAN-Australia Marine Science Project. Australian Institute of Marine Science.
  7. Giyanto. 2017. Kondisi Terumbu Karang di Perairan sisi Timur Pulau Tikus, Bengkulu. Oseanografi dan Limnologi di Indonesia. 2(2):1-10.
  8. Haerul, A. 2014. Karakterisasi Genetik Karang Genus Favites (faviidae: scleratinia) di Perairan Kepulauan Spermode, Sulawesi Selatan. Tesis. Sekolah Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
  9. Kusumastuti, A. 2004. Kajian Faktor-faktor Kerusakan Terumbu Karang di Perairan Bontang Kuala dan Alternatif Penanggulangannya. Tesis. Program Magister Ilmu Lingkungan. Universitas Diponogoro. Semarang.
  10. Luthfi, M. O. 2015. Identifikasi Morfologi Karang Massive Porites di Perairan Laut Selatan Jawa, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya Malang.
  11. Mukholladun, W., Insafitri dan M. Effendy. 2016. Laju pertumbuhan karang Goniastrea sp pada kedalaman berbeda di pulau mandangin kabupaten sampang. Prosiding seminar nasional ilmu kelautan 27 juli 2016. Universitas trunojoyo, Madura.
  12. Munasik, K. H. Nitimulyo, suharsono, dan J. Situmorang. 2006. Struktur populasi karang pocillopora damicornis di pulau panjang, jawa tengah. Jurnal perikanan (J. Fish. Sci.) VIII(2): 1-7.
  13. Nugroho, T. 2010. Tingkat Kelangsungan Hidup dan Laju Pertumbuhan Transplantasi Karang Lunak Sinularia Dura dan Lobophylum Strictum di Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu, Jakarta. Skripsi. Program Studi Ilmu dan Teknologi Kelautan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
  14. Nybakken. 1992.Biologi Laut: Suatu Pendekatan Ekologis. Terj. dari Marine Biology: An Ecological Approach, oleh Eidman, M., Koesoebiono, D.G. Bengen, M. Hutomo, S.
  15. Sadarun, B. 2006. Pedoman Pelaksanaan Transplantasi Karang. Direktorat Konservasi dan Taman Nasional Laut dan Direktorat Jendral KP3K. DKP. Jakarta.
  16. Saputri, R. A., N. Widyorini., dan P. W. Purnomo. 2016. Identifikasi dan Kelimpahan Bakteri Pada Jenis Karang Acropora Sp. Di Reef Flat Terumbu Karang Pulau Panjang Jepara. Jurnal Saintek Perikanan. 12 (1) : 35-3.
  17. Sauri, A. I. M. Widodo., dan O. M. Lufthi. 2019. Klasifikasi Genus Karang (Scleratinia) dengan Metode Gray Level Co-Occurrence. Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer Universitas Brawijaya. Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer. Vol 3, No 6. Hlm 5397-5405.
  18. Singkam AR. 2012. Komunitas Ikan Karang Di Perairan Pulau Tikus Bengkulu. Prodi Pendidikan Biologi JPMIPA FKIP. Jurnal Gradien Vol.8 No.2 Juli 2012.: 728-733.
  19. Sorokin, 1993. Keanekaragaman Hayati Laut. Aset Pembangunan Berkelanjutan indonesia. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
  20. Suharsono. 1984. Pertumbuhan Karang.Journal Oseana 9 (2) : 41-48.
  21. Suharsono. 2008. Jenis-jenis Karang di indonesia. Coremap Program. Indonesia Institude of Science. Jakarta.
  22. Suharsono.2017. Jenis-jenis Karang di indonesia Edisi 3. Puslit Oseanografi-LIPI. Jakarta.
  23. Supriharyono. 2000. Pengelolahan Ekosistem Terumbu Karang. Penerbit Djambatan.
  24. Veron, J. E. N. 2000. Coral of The Word Volume 1. Australian Institute of Marine Science. Australian.
  25. Veron, J. J. 1985. New Scleractinia from Australian coral reefs. Records of the Western Australian Museum. 12: 147-183.
  26. Veron, J.E.N. 2000. Corals of the World. AIMS. Australia. Vol. I, II, III.
  27. Wilis. 2004.Struktur Komunitas dan Penyakit pada Karang (Scleractinia) di Perairan Lembata, Nusa Tenggara Timur. Ilmu Kelautan, 17(2): 109-118.
  28. Yosha, H. 2015.Sediment rejection by reef corals: the roles of behaviour and morphology in montrastrea. Biol Ecol. 40: 72-84.