Main Article Content

Abstract

Pantai Panjang Kota Bengkulu merupakan pantai yang terdapat di bagian barat Pulau Sumatera dan berbatasan langsung dengan Samudera Hindia. Pantai Panjang yang membentang sepanjang 7 km dengan luas 84.09 ha. Pantai panjang telah ditetapkan menjadi salah satu objek ekowisata pantai unggulan pada kawasan wisata alam di Kota Bengkulu. Ekowisata pantai merupakan kegiatan ekowisata yang dilakukan di daerah pantai pada umumnya memanfaatkan sumberdaya pantai dan permukaan air. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesesuaian dan daya dukung ekowisata pantai di Pantai Panjang Kota Bengkulu. Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode survei. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesesuaian ekowisata pantai untuk kategori rekreasi adalah sangat sesuai, sesuai dan tidak sesuai, sedangkan kesesuaian kawasan ekowisata pantai kategori olahraga dan berjemur terdiri dari sesuai bersyarat dan tidak sesuai.

Panjang beach is located in the western part of the island of Sumatra and directly borders with the Indian Ocean. Panjang beach which stretches along 7 km with an area of 84.09 ha. Panjang beach has been designated as one of the leading beach ecotourism objects in the natural tourism area in the city of Bengkulu. Coastal ecotourism is an ecotourism activity carried out in coastal areas in general utilizing coastal and water surface resources. This study aims to analyze the suitability and carrying capacity of coastal ecotourism in the Long Beach of Bengkulu City. The method used in this research was the survey method. Based on the results of the study, the suitability of the beach ecotourism for the recreation category was very appropriate, appropriate and not appropriate, while the suitability of the beach ecotourism area for the sports and sun categories consists of conditional and unsuitable.

Article Details

How to Cite
Muqsit, A., Johan, Y., Hartono, D., & Oktaviani, A. (2020). ANALISIS KESESUAIAN KAWASAN EKOWISATA PANTAI DI PANTAI PANJANG PROVINSI BENGKULU. JURNAL ENGGANO, 5(3), 566–586. https://doi.org/10.31186/jenggano.5.3.566-586

References

  1. Aronof S.1989. Geographical Information System: A Management Perspective. WDL Publication. Ottawa.
  2. Badan Pusat Statistik (BPS). 2017. Kota Bengkulu Dalam Angka 2017. Perum Percetakan Negara Republik Indonesia Cabang Bengkulu, Bengkulu.
  3. Baksir, A. 2010. Pengelolaan Pulau-Pulau Kecil untuk Pemanfaatan Ekowisata Berkelanjutan di Kecamatan Morotai Selatan dan Morotai Selatan Barat Kabupaten Pulau Morotai Provinsi Maluku Utara. Disertasi. Sekolah Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
  4. Dahuri, R., J. Rais, S. P. Ginting dan M. J. Sitepu. 1996. Pengelolaan Sumber Daya Wilayah Pesisir dan Lautan Secara Terpadu. Pradnya Paramita, Jakarta.
  5. Departemen Kelautan dan Perikanan. 2005. Pedoman Daya Dukung Pulau Kecil. Jakarta. DKP.
  6. Damanik, J., dan Weber, H. F. 2006. Perencanaan Ekowisata. Dari Teori Ke Aplikasi. Yogyakarta.
  7. Deborah, C. 2006. Developing Ecotourism in First World, resource-dependent areas. Department of Geography, Western Michigan University, 3236 Wood Hall, Kalamazoo, MI 49008, USA: Geoforum 37 : 212–226.
  8. Delinom, R. M. 2007. Sumber Daya Air di Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil di Indonesia. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Pusat Penelitian Geoteknologi, Jakarta.
  9. Ecological Tourism in Europe. 2003. What is Ecotourism? Explanatory Description Provided For The Project EDUCATOUR by Ecological Tourism in Europe (E.T.E.). Am Michaelshof 8-10. D-53177 Bonn.
  10. Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air bagi Pengelolaan Sumberdaya dan Lingkungan.
  11. Fahriansyah dan D. Yoswaty. 2012. Pembangunan Ekowisata Di Kecamatan Tanjung Balai Asahan, Sumatera Utara: Faktor Ekologis Hutan Mangrove. Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis 4 (2) : 346-359.
  12. Handayawati, H. 2010. Potensi Wisata Alam Pantai-Bahari. PM PSLP PPSUB.
  13. Hutabarat AA, Yulianda F, Fahrudin A, Harteti S, Kusharjani. 2009. Pengelolaan Pesisir dan Laut Secara Terpadu. Pusdiklat Kehutanan. Departemen Kehutanan RI. SECEM. Korea International Cooperation Agenci.
  14. Johan, Y., Yulianda, F., Siregar, V. P., dan Karlina, I. 2011. Pengembangan Wisata Bahari dalam Pengelolaan Sumberdaya Pulau-Pulau Kecil Berbasis Kesesuaian dan Daya Dukung – Studi Kasus Pulau Sebesi Provinsi Lampung. Prosiding Seminar Nasional. 119-129.
  15. Lelloltery, H., Pujiatmoko, S., Fandelli, C., dan Baiquni, M. 2016. Pengembangan Ekowisata Berbasis Kesesuaian dan Daya Dukung Kawasan Pantai (Studi Kasus Pulau Marsegu Kabupaten Seram Bagian Barat). Jurnal Budidaya Pertanian 12 (1) : 25-33.
  16. Likert RA. 1932. Technique for the measurement of attitudes. Archives of Psychology, 140 pp: 1-55.
  17. Masita H.K, Femy M.S, Sri N.H,. 2013. ( Jurnal) Kesesuaian Wisata Pantai Berpasir Pulau Saronde Kecamatan Pondo Kepulauan Kabupaten Gorontalo Utara.
  18. Nugraha, H. P., Indarjo, A., dan Helmi, M. 2016. Studi Kesesuaian dan Daya Dukung Kawasan untuk Rekreasi Pantai di Pantai Panjang Kota Bengkulu. Journal of Marine Research 2 (2) : 130-139.
  19. Nurfatriani, F., dan Eivida, Y. S. 2003. Pengelolaan Ekowisata Berbasis Masyarakat Lokal (Local Community Based Management of Ecotourism). Buletin Penelitian dan Pengembangan Kehutanan (Forestry Research and Development Bulletin) No. 1.
  20. Nybakken, J.W. 1992. Biologi Laut.Suatu Pendekatan Ekologis.Gramedia, Jakarta.
  21. Pedoman Teknis Penyusunan RZWP-3-K. 2013. Kementrian Kelautan dan Perikanan Direktorat Jendral Kelautan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Direktorat Tata Ruang Laut Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil.
  22. Pragawati, B. 2009. Pengelolaan Sumberdaya Pesisir Untuk Pengembangan Ekowisata Bahari Di Pantai Binangun, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
  23. Safina., Pindi,P., Ahmad,M,. 2014. Analisis Potensi dan daya dukung kawasan wisata pantai cermin kabupaten serdang bedagai. Program studi manajaemen sumber daya perairan Fakultas pertanian, Universitas Sumatera Utara.
  24. Setiawati, I. 2000. Pengembangan Ekowisata Bahari. Prosiding Pelatihan untuk Pelatih Pengelolaan Wilayah Pesisir Terpadu Bogor, 21 – 26 Februari 2000, P Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan Institut Pertanian Bogor (PKSPL-IPB), Bogor.
  25. Sukandarrumidi. 2009. Mari Kembali ke Laut, Mengenal Potensi Bahari yang Tak Habis Terkuras. Yayasan Pustaka Utama, Yogyakarta.
  26. Tuwo, A. 2011. Pengelolaan ekowisata pesisir dan laut: pendekatan ekologi, social ekonomi dan sarana wilayah. Brilian Internasional, Surabaya.
  27. Undang-Undang No. 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan.
  28. Wabang, I. L., Yulianda, F., dan Adisusanto, H. 2017.Kajian karakteristik tipologi pantai untuk pengembangan ekowisata rekreasi pantai di Suka Alam Perairan Selat Pantar Kabupaten Alor. Jurnal Albacore 1 (2) :199-209.
  29. Yulianda F. 2007. Ekowisata Bahari sebagai Alternatif Pemanfaatan SumberdayaPesisir Berbasis Konservasi.Makalah Seminar Sains pada Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB, Bogor.
  30. Yulianda, F. A. Fahrudin, A. A. Hutabarat, S. Harteti, Kusharjani dan Kang, S. H. 2010. Pengelolaan Pesisir dan Laut Secara Terpadu. Pusdiklat Kehutanan Departemen Kehutanan RI, Jawa Barat.