Main Article Content

Abstract

Fly Ash merupakan limbah hasil pembakaran batu bara PLTU. Limbah ini termasuk dalam golongan B3. Pada aktifitas PLTU limbah B3 fly ash semakin bertambah. Oleh karena itu, penanganan limbah Fly Ash dalam mencegah pencemaran lingkungan sangat mendesak untuk dilakukan kajian. Penelitian ini melakukan kajian tentang pemanfaatan limbah fly ash yang berasal dari pembakaran batu bara PLTU Tanjung Jati B Jepara untuk pembuatan bak budidaya ikan nila salin. Kolam uji coba yang dibuat dengan mortal komposisi perbandingan volume 4 pasir lokal, 1 (semen dan Fly Ash) sesuai berukuran 100 X 60 X 50 cm. Perlakuan komposisi semen dan Fly Ash adalah campuran 0% dan 20%. Sistem budidaya ikan nila salin dilakukan selama 1 bulan dengan pemberian pakan at satiasi. Parameter yang diambil adalah konsumsi pakan, laju pertumbuhan berat, SGR, dan SR. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada perlakuan bak tanpa Fly Ash memberikan nilai pertumbuhan ikan nila salin lebih baik daripada dengan penambahan Fly Ash 20 %. Pertumbuhan ikan nila salin tanpa penambahan Fly Ash yaitu memiliki nilai jumlah konsumsi pakan sebesar 383,53 gr, laju pertumbuan harian sebesar 2,61 %/hari, pertumbuhan mutlak sebesar13,93 g, efisiensi pakan sebesar 59,12 %, kelulushidupan sebesar 97 %. Hasil penelitian pertubuhan ikan nila salin pada perlakuan penambahan Fly Ash 20% memiliki jumlah konsumsi pakan sebesar 323,53 g, laju pertumbuan harian sebesar 2,48 %/hari, pertumbuhan mutlak sebesar 14,13 g, efisiensi pakan sebesar 52,75 %, kelulushidupan sebesar 92 %.

Article Details

How to Cite
Setiyowati, D., Zainuddin, M., Wati, T. S., & Qomaruddin, M. (2017). RESPON PEMANFAATAN PAKAN TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN NILA MERAH (OREOCHROMIS NILOTICUS) PADA BAK BERBAHAN LIMBAH B3 FLY ASH DARI PLTU TANJUNG JATI B JEPARA. JURNAL ENGGANO, 2(2), 185–195. https://doi.org/10.31186/jenggano.2.2.185-195

References

  1. Darmono, 2001. Lingkungan hidup dan pencemaran (hubungannya dengan toksikologi senyawa logam). Jakarta : Universitas Indonesia Press.
  2. Goddard S. 1996. Feed Management in Intensive Aquaculture. New York (USA): International Thomson Publishing.
  3. Hardjito, D. dan Rangan, B.V. 2005. Development and Properties of Low-Calcium Fly Ash Based Geopolimer Concrete. http://www.geopolymer.org/journal/ geopolymer. Diakses tanggal 3 Mei 2010.
  4. Huissman EA. 1987. Principles of fish culture production. Departement of Fish Culture and Fisheries Aquaculture. Wageningen Agricultural University, The Netherland
  5. Jagfar, Agustono, Mizar A, 2014. Deteksi logam timbal (Pb) pada ikan nila di sepanjang sungai kali mas. Jurnal ilmiah perikanan dan kelautan, 6 (1) : 42-48.
  6. Nirmala K, Yuni HP, Fika Y, 2012. Toksisitas merkuri (Hg) dan tingkat kelangsungan hidup, pertumbuhan, gambaran darah, dan kerusakan organ pada ikan nila (Oreochromis niloticus). Jurnal Aquakultur Indonesia. 11 (1): 38-48.
  7. Samsundari S dan Pertiwi IY, 2013. Kajian Dampak Pencemaran Logam Berat di Daerah Sekitar Luapan Lumpur Sidoarjo Terhadap Kualitas air dan Budidaya Perikanan. Gamma, 6: 129 – 136.
  8. Supariti C dan Sri R, 2011. Kiat sukses budidaya ikan nila, jakarta : Lily Publisher.
  9. Takeuchi T. 1988. Laboratory Work Chemical Evaluation of Dietary Nutrients, p 179-225. In: Fish Nutrition and Mariculture. Watanabe T (ed). Tokyo (JP): Department of Aquatic Bioscience. Tokyo University of Fisheries
  10. Tangahu BV, Abdullah SRS, Basri H, Idris M, Anuar N, Mukhlisin M, 2011. A review on heavy metals (As, Pb, and Hg) uptake by plants through phytoremediation. International jurnal of chemical engineering, 1 : 1-31.
  11. Yulaipi S dan Aunurohim, 2013. Bioakumulasi logam berat Timbal (Pb) dan hubungannya dengan laju pertumbuhan ikan mujair (Oreocromis mossambicus). Jurnal Sains dan seni Pomits, 2 (2) : 2337-3520.