Main Article Content

Abstract

Ekosistem mangrove di pesisir pulau Sibu mendapatkan berbagai macam tekanan pemanfaatan dari manusia. Hal ini memberikan gambaran bahwa perlu danya informasi ekologi. Stasiun penelitian ditetapkan sebanyak 3 stasiun, yang meliputi bagian utara, selatan dan timur Pulau Sibu. Pengambilan contoh mangrove, di lakukan dengan menggunakan metode transect quadrant dan spot check. Hasil penelitian diperoleh ketebalan hutan mangrove dikawasan Pulau Sibu berdasarkan pengamatan adalah 410 meter (Stasiun I),  321 meter (Stasiun II) dan 389 meter (Stasiun III). Komposisi jenis hutan mangrove dari hasil pengamatan dan identifikasi diperoleh sebanyak 10 jenis dari 4 famili. Nilai struktur komunitas dan vegetasi mangrove berdasarkan stasiun pengamatan diperoleh 24,44 ind/ m2 dan diikuti oleh stasiun II dengan nilai 24,17 ind/ m2  dan terendah pada stasiun III yaitu 18,83 ind/m2. Kategori peluang kehadiran jenis ditemukan paling tinggi terdapat pada stasiun I yakni 5,00 ind/m2, kemudian stasiun II dengan nilai 4,17  ind/m2  dan stasiun III yakni 2,83  ind/m2. Persentasi tutupan tertinggi vegetasi mangrove ditemukan pada stasiun stasiun I yaitu 18,19, disusul stasiun II sebesar 15,29 dan terendah stasiun III dengan nilai 12,49. Kategori nilai penting untuk keseluruhan stasiun memiliki nilai sama yaitu 300 %. Struktur komunitas hutan mangrove di Pulau Sibu berdasarkan indeks ekologi (nilai kerapatan, frekuensi jenis, tutupan dan nilai penting) cukup baik, sedangkan keanekaragaman spesies masngrove termasuk dalam kategori sedang.

 

Kata kunci : Ekologi, Mangrove, Pulau Sibu, spot check , transect quadrant

Article Details

How to Cite
Baksir, A., Akbar, N., Tahir, I., Haji, I., Ahmad, M., & Kotta, R. (2018). STRUKTUR KOMUNITAS HUTAN MANGROVE DI PULAU SIBU KOTA TIDORE KEPULAUAN PROVINSI MALUKU UTARA. JURNAL ENGGANO, 3(2), 178–196. https://doi.org/10.31186/jenggano.3.2.178-196

References

  1. Akbar, N., Baksir, A.,Tahir, I. 2015. Struktur Komunitas Ekosistem Mangrove di Kawasan Pesisir Sidangoli Kabupaten Halmahera Barat, Maluku Utara. Depik Jurnal, Vol 4, No 3 : 132-143.
  2. Akbar, N., A. Baksir, Tahir I, Arafat D. 2016. Struktur komunitas mangrove di Pulau Mare, Kota Tidore Kepulauan, Provinsi Maluku Utara. Depik, 5(3): 133-142.
  3. Akbar N, Marus I, Haji I, Abdullah S, Umalekhoa S, Ibrahim1 F.S., Ahmad M, Ibrahim A, Kahar A, dan Tahir I. 2017a. Struktur Komunitas Hutan Mangrove Di Teluk Dodinga, Kabupaten Halmahera Barat Provinsi Maluku Utara. Jurnal Enggano, 2 (1); 78-89
  4. Akbar N, Haya N, Baksir A, Harahap Z.A, Tahir I, Ramili Y, Kotta R.2017b. Struktur komunitas dan pemetaan ekosistem mangrove di pesisir Pulau Maitara, Provinsi Maluku Utara, Indonesia. Depik jurnal, 6 (2): 167-181
  5. Agustini N.T, Ta’alidin Z dan Purnama D. 2016. Struktur Komunitas Mangrove Di Desa Kahyapu Pulau Enggano. Jurnal Enggano, 1(1): 19-31
  6. Aksornkoae S. 1993. Ecology and Management of Mangroves. Bangkok: IUCN
  7. Alongi, D.M. 2002. Present state and future of the world’s mangrove forests. Environmental Conservation 29 (3) : 331–349.
  8. Ardiansyah, W.I, R. Pribadi & S. Nirwan. 2012. Struktur dan komposisi vegetasi mangrove di kawasan pesisir Pulau Sebatik, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Timur. Journal of Marine Research 1 (2): 203-215
  9. Bengen, D.G. 2002. Ekosistem dan sumberdaya alam pesisir dan laut serta prinsip pengelolaannya. Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan, Institut Pertanian Bogor, Bogor
  10. Bengen, D. G., 2004. Pedoman Teknis Pengenalan dan Pengelolaan Ekosistem mangrove. Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir Dan Lautan. IPB. Bogor.
  11. Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP). 2001. Pedoman Umum Pengelolaan Pulaupulau Kecil yang Berkelanjutan dan Berbasis Masyarakat. Ditjen Pesisir dan Pulaupulau Kecil, Jakarta. 21 hal.
  12. Dodd, R.S., Z. Afzal-Rafii, F. Fromard, F. Blasco. 1998. Evolutionary diversity among Atlantic coast mangroves. Acta Oecologica, 19: 323-330.
  13. Duke, N.C., M C. Ball and J.C. Ellison. 1998. Factors influencing biodiversity and distributional gradients in mangroves. Global Ecology and Biogeography Letters 7 (1): 27-47.
  14. Ernanto, R., F. Agustriani, R. Aryawati. 2010. Struktur komunitas gastropoda pada ekosistem mangrove di muara Sungai Batang Ogan Komering Ilir Sumatera Selatan. Maspari Journal, 01:73-78.
  15. Fajar A, Oetama D dan Afu A. 2013. Studi Kesesuaian Jenis untuk Perencanaan Rehabilitasi Ekosistem Mangrovedi Desa Wawatu Kecamatan Moramo Utara Kabupaten Konawe Selatan. Jurnal Mina Laut Indonesia, 2 (12) ; 164-176
  16. Gunarto. 2004. Konservasi mangrove sebagai pendukung sumber hayati perikanan pantai. Jurnal Litbang Pertanian, 23(1): 15-21.
  17. Hakim, N. 2009. Penuntun Ringkas Dasar – Dasar Ilmu Tanah. Universitas Andalas: Padang.
  18. Haji, I. 2014. Struktur Komunitas Ekosistem Mangrove di Desa Kaiyasa, Tidore Kepulauan. Skripsi. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Khairun. Ternate.
  19. Harahap S.A.B.N dan Mahudi M. 2014. Pemetaan Sebaran Hutan Mangrove dan Analisis Pasial Kesesuaian Lahan Budidaya Tambak di Pesisir Kecamatan Gending Kabupaten Probolinggo. Journal Of Environmental Engineering & Sustainable Technology, 1 (2) : 75:82
  20. Hardjowigeno S. 1987. Ilmu Tanah. Jakarta: Mediyatama Sarana Perkasa
  21. Hardjowigeno, S. W. 2001. Kesesuaian lahan dan perencanaan tataguna tanah. Tesis. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
  22. Hogarth, P.J. 2007. The Biology of mangroves and seagrasses. Oxford University Press Inc., New York.
  23. Indriani, D.P, H. Marisa & Zakaria. 2009. Keanekaragaman spesies tumbuhan pada kawasan mangrove Nipah (Nypa fruticans Wurmb.) di Kec. Pulau Rimau Kab. Banyuasin Sumatera Selatan. Jurnal Penelitian Sains12 (3): 1-4
  24. Kathiresan K, B.L. Bingham. 2001. Biology of mangroves and mangrove ecosystems. Advance Marine Biology, 40:81-251.
  25. Kjerfve, B., L.D. Lacerda. 1993. Mangroves of Brazil. In: Lacerda L.D. ed. Conservation and sustainable utilization of mangrove forests in Latin America and Africa Regions. Part I: Latin America. International Society for Mangrove Ecosystems and the International Tropical Timber Organization.
  26. Kusmana, C dan Istomo. 1995. Ekologi Hutan. Laboratorium Kehutanan. Fakultas Kehutanan. Intitut Pertanian Bogor. Bogor.
  27. Kusmana, C., S. Wilarso, I. Hilwan, P. Pamoengkas, C. Wibowo, T. Tiryana, A. Triswanto, Yunasfi, Hamzah, 2003. Teknik Rehabilitasi Mangrove. Fakultas Kehutanan IPB. Bogor. 177 Hal.
  28. Kushartono E.W. 2009. Beberapa aspek Bio-Fisik Kimia Tanah di Daerah Mangrove Desa Pasar Banggi Kabupaten Rembang. Ilmu Kelautan, 14 (2) : 76-83
  29. Kustanti, A. 2011. Manajemen Hutan Mangrove.IPB Press. Bogor. 348 hal.
  30. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. 2015. Survei Baseline Coremap CTI Kondisi Terumbu Karang dan Ekosistem Terkait di Ternate, Tidore dan Sekitarnya, Maluku Utara. Pusat Penelitian Oseanografi. Jakarta.
  31. Mukhlisi, IGN. B,H, Hartuti P. 2013. Keanekaragaman Jenis dan Struktur Vegetasi Mangrove di Desa Sidodadi Kecamatan Padang Cermin Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung. Prosiding Seminar Nasional Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan 2013
  32. Muryani C. 2009. Analisis Faktor-Faktor Lingkungan Hutan Mangrove Pantai Pasuruan. Jurnal Geografi, 8 (1) :1113-1127
  33. Noor, Y. R., M. Khazali, I. N. N. Suryadiputra. 2012. Panduan pengenalan mangrove di Indonesia. Cetakan ke-3. Bogor: Wetlands International Indonesia Programme.
  34. Nybakken,W.J. 1988. Biologi Laut: Suatu Pendekatan Ekologis. PT. Gramedia, Jakarta.
  35. Saru, A. 2009. Konstibusi Parameter Oseanografi Fisika Terhadap Distribusi Mangrove di Muara Sungai Pangkajene. J. Sains & Teknologi, Vol 9 No.3 : 210- 217
  36. Setiawan H. 2013. Status Ekologi Hutan Mangrove Pada Berbagai Tingkat Ketebalan. Jurnal Penelitian Kehutanan Wallacea, 2 (2) : 104 – 120
  37. Shan, L., Z. Ren-Chao, D. Sui-Sui, S. Su-Hua. 2008. Adaptation to salinity in mangroves: Implication on the evolution of salt-tolerance. Chinese Science Bulletin, 53(11): 1708-1715.
  38. Supriharyono. 2002. Pelestarian dan pengelolaan sumber daya alam di wilayah pesisir tropis. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
  39. Thampanya , U., J.E. Vermaat ., S. Sinsakul and N. Panapitukkul. 2006. Coastal erosion and mangrove progradation of Southern Thailand. Estuarine, Coastal and Shelf Science 68 (2006): 75-85
  40. Triatmodjo, B. 1999. Tehnik pantai. Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.
  41. Tarigan, M. S. 2008. Sebaran Dan Luas Hutan Mangrove Di Wilayah Pesisir Teluk Pising Utara Pulau Kabaena Provinsi Sulawesi Tenggara. Makara, Sains, Vol 12, No. 2 : -112.