Main Article Content

Abstract

Kota Bengkulu adalah ibukota dari Provinsi Bengkulu yang mempunyai wilayah pesisir dengan panjang garis pantai hanya ± 17,22 km. Wilayah pesisir Kota Bengkulu memanjang dari Sungai Hitam di Kecamatan Muara Bangkahulu hingga Pulau Baai di Kecamatan Kampung Melayu. Kondisi wilayah pesisir Kota Bengkulu di beberapa tempat juga sudah mengalami degradasi, baik yang disebabkan oleh dinamika alam maupun karena pengaruh dari intervensi manusia. Penelitian ini bertujuan untuk mengindentifikasi kerusakan yang terjadi disepanjang wilayah pesisir Kota Bengkulu, Provinsi Bengkulu dan memetakan lokasi wilayah pesisir yang mengalamai kerusakan. Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober 2014. Penelitian ini dilakukan dengan metode survei. Kegiatan penelitian ini meliputi observasi lapang, wawancara dan pengambilan dokumentasi kerusakan yang terjadi sepanjang wilayah pesisir Kota Bengkulu. Analisis data untuk identifikasi kerusakan wilayah pesisir dilakukan secara statistik deskriptif. Hasil perhitungan Indeks Kerentanan Pantai (IKP), menunjukkan bahwa ada 14 lokasi kerusakan wilayah pesisir yang ditemukan di Kota Bengkulu, dengan nilai IKP secara berturut-turut yaitu Pantai Pondok Besi (8,9); Pantai Jembatan Sungai Bangkahulu (12,6); Pantai Pasar Bengkulu (12,6); Pantai Teluk Sepang (13,4); Pantai Sungai Hitam (17,9); Pantai Muara Sungai Bangkahulu (17,9); Pantai Jakat (17,9); Pantai Malabero (17,9); Pantai Sumur Melelh (17,9); Pantai Samudera Ujung (19,0); Pantai Panjang (19,6); Pantai Sumber Jaya (26,8); Muara Lempuing (28,3) dan pantai Pasir Putih (34,6). Secara umum wilayah pesisir Kota Bengkulu sudah mengalami degradasi. Kerusakan wilayah pesisir paling parah ditunjukkan dengan Nilai IKP terbesar yaitu Pantai Pasir Putih (34,6) dan kerusakan yang paling ringan dijumpai di Pantai Pondok Besi dengan Nilai IKP 8,9.  Kerusakan wilayah pesisir di Kota Bengkulu dikarenakan faktor-faktor berikut, yaitu alih fungsi lahan, abrasi, dan pencemaran.

Article Details

How to Cite
Zamdial, Z., Hartono, D., Bakhtiar, D., & Nofridiansyah, E. (2018). STUDI IDENTIFIKASI KERUSAKAN WILAYAH PESISIR DI KOTA BENGKULU. JURNAL ENGGANO, 3(1), 65–80. https://doi.org/10.31186/jenggano.3.1.65-80

References

  1. Adisasmita, R., 2008. Ekonomi Archipelago. Cetakan Pertama. Graha Ilmu, Yogyakarta. 230 hal.
  2. Arianto, W., Zamdial Ta’alidin, Rustama Saepudin dan Dede Hartono, 2013. Valuasi Ekonomi Sumberdaya Hayati Pesisir Dan Laut Kawasan Pulau Enggano. Laporan Akhir Hibah Kompetisi Bantuan Operasional Perguruan Tinggi (BOPT) 2013. Universitas Bengkulu 2013. 87 hal.
  3. Bappeda Kota Bengkulu, 2013. Rencana Strategis Bappeda Kota Bengkulu 2013-2018. Pemerintahan Kota Bengkulu.
  4. Boruff, B. J., Emrich, C., & Cutter, S. L., 2005. Erosion hazard vulnerability of US coastal counties. Journal of Coastal Research, Vol. 21 No. 5 ; 932-942.
  5. BPS Kota Bengkulu, 2014. Kota Bengkulu Dalam Angka 2014. BPS Kota Bengkulu.
  6. Dewi, T. Andam, 2013. Kajian Karakteristik Gelombang dan Arus Dalam Kaitannya dengan Proses Pendangkalan PPI Pondok Besi Kota Bengkulu. Skripsi. Program Studi Ilmu kelautan, Jurusan Peternakan, fakultas Pertanian Universitas Bengkulu. 30 hal.
  7. Dirjen P3K DKP RI, 2004. Pedoman Pengelolaan Ekosistem Mangrove. Direktorat Bina Pesisir, Dirjen P3K Departemen Kelautan dan Perikanan RI. 123 hal.
  8. Effendy, M., 2009. Pengelolaan Wilayah Pesisir Secara Terpadu: Solusi Pemanfaatan Ruang, Pemanfaatan Sumberdaya Dan Pemanfaatan Kapasitas Asimilasi Wilayah Pesisir Yang Optimal Dan Berkelanjutan. Jurnal Kelautan, Vol. 2 No. 1; 81-86.
  9. Fauzi, Y., Boko Susilo, dan Zwlfta Memi Mayasad, 2009. Analisis Kesesuaian Lahai Wii.Ayah Pesisir Kota Bengkulu Melalui Perancangai Model Spasial Dan Sistem Informasi Geografis (Sig). Jurnal Geografi Universitas Surakarta. Forum Geografi, Vol. 23, No. 2, Desernber'2009: 101-111.
  10. Jarulis, 2008. Burung-Burung di Kawasan Taman WIsata Alam Pantai Panjang Kota Bengkulu. Jurnal Exacta Vol. VI No. 1 Juni 2008; 142-148.
  11. Kustanti, A., 2011. Manajemen Hutan Mangrove. Penyunting : Prof. Dr. Ir. Cecep Kusmana, MS. Penerbit IPB Press. 248 hal.
  12. Lasabuda, R., 2013. Pembangunan Wilayah Pesisir Dan Lautan Dalam Perspektif Negara Kepulauan Republik Indonesia. Tinjauan Teoritis. Jurnal Ilmiah Platax Vol. I-2, Januari 2013; 92-101.
  13. Purwanto S.K., S., 2012. Statistika untuk Ekonomi dan Keuangan Modern. Jakarta: Salemba Empat.
  14. Salim, A. Rasid, Hartuti Purnaweni, Wahyu Hidayat, 2011. Kajian Pemanfaatan Ruang Kawasan Pesisir Kabupaten Bone Bolango Yang Berwawasan Lingkungan (Studi Kasus Desa Botubarani Dan Desa Huangobotu). Jurnal Ilmu Lingkungan Vol.9, No. 1, April 2011; 39-46.
  15. Suparmi, Ch., 2014. Konsep Dasar Statistik. Modul 1. Universitas Terbuka. 55 hal.
  16. Tuheteru, FD dan Mahfudz. 2012. Ekologi, Manfaat & Rehabilitasi, Hutan Pantai Indonesia. Balai Penelitian Kehutanan Manado. Manado, Indonesia. 178 hal.
  17. Wahyudi, Teguh Hariyanto dan Suntoyo, 2009. Analisa Kerentanan Pantai di Wilayah Pesisir Pantai Utara Jawa Timur. SENTA. 9 hal.