Main Article Content

Abstract

Ekositem mangrove merupakan ekosistem pesisir yang memiliki peran dan fungsi ekologis penting dalam menunjang sumber daya perairan dan perikanan. Keberadaan ekosistem mangrove yang lestari dan sehat tidak dapat dipisahkan oleh suplai kandungan bahan organik yang berasal dari serasah mangrove. Serasah merupakan guguran struktur vegetatif dan reproduktif yang disebabkan oleh faktor ketuaan, stress oleh faktor mekanik, ataupun kombinasi dari keduanya dan kematian serta kerusakan dari keseluruhan tumbuhan oleh iklim (hujan dan angin). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui produksi serasah daun mangrove, membandingkan produksi serasah beberap jenis mangrove yang dominan terdapat di Pantai Mang Kalok, serta mengetahui nilai parameter lingkungan yang berkaitan dengan serasah. Penelitan ini dilaksanakan pada bulan Januari-Maret 2018 bertempat di Pantai Mang Kalok, Kecamatan Sungailiat, Kabupaten Bangka. Metode yang umum digunakan untuk pengambilan produksi serasah adalah metode litter-trap (Jaring penampung serasah). Produksi serasah daun mangrove di Pantai Mang Kalok lebih banyak dihasilkan dari jenis Ceriops decandra dengan massa 185,7gr/m2/30hari dibandingkan dengan jenis Rhizophora mucronata yang hanya memproduksi 119,6gr/m2/30hari. Adapun untuk total produksi serasah daun mangrove di Pantai Mang Kalok adalah 305,3 gr/m2/30hari atau 10,17 gr/m2/hari. Sedangkan parameter lingkungan menujukan kondisi perairan Pantai Mang Kalok masih baik dan dapat mendukung proses penyerapan bahan organik dari serasah daun mangrove.

ANALYSYS OF MANGROVE LITTER PRODUCTION ON MANG KALOK BEACH, BANGKA REGENCY. The mangrove ecosystem is a coastal ecosystem that has important ecological roles and functions in supporting marine resources and fisheries. The existence of a sustainable and healthy mangrove ecosystem cannot be separated by the supply of organic matter from mangrove litter. Litter is vegetative and reproductive structures avalanches caused by the factor of aging, stress by mechanical factors, or a combination of both and the death and destruction of the whole plant by the climate (rain and wind). The purpose of this study was to determine the production of mangrove leaf litter, compare the production of litter of several dominant types of mangrove found in Mang Kalok Beach, and to determine the value of environmental parameters related to litter. Research was conducted in January until March 2018 in Mang Kalok Beach, District Sungailiat, Bangka. A common method used for making the production of litter is litter-trap method (Net container litter). The production of mangrove leaf litter in Mang Kalok Beach is more produced from the type Ceriops decandra with a mass of 185.7gr / m2 / 30 days compared to the type of Rhizophora mucronata which only produces 119.6gr / m2 / 30 days. The total production of mangrove leaf litter at Mang Kalok Beach is 305.3 gr / m2 / 30 days or 10.17 gr / m2 / day. While the environmental parameters show that the condition of Mang Kalok Beach is still good and can support the process of absorption of organic matter from mangrove leaf litter.

Article Details

Author Biography

Arthur Muhammad Farhaby, Bangka Belitung University

Jurusan Manajemen Sumberdaya Perairan
How to Cite
Farhaby, A. M., & Utama, A. U. (2019). ANALISIS PRODUKSI SERASAH MANGROVE DI PANTAI MANG KALOK KABUPATEN BANGKA. JURNAL ENGGANO, 4(1), 1–11. https://doi.org/10.31186/jenggano.4.1.1-11

References

  1. Affiandi, M. 1996. Produksi dan Laju Penghancuran Serasah di Hutan Mangrove Alami dan Binaan Cilacap Jawa Tengah. [Tesis]. Bandung: ITB.
  2. Aksornkoae, S. 1993. Ecology and Management of Mangroves. The IUCN Wetlands Programme. Bangkok. Thailand
  3. Apdhan D., Aras M. dan Zulkifli. 2012. Produksi Dan Kandungan Karbon Serta Laju Dekomposisi Serasah Xylocarpus Sp Di Perairan Sungai Mesjid Dumai, Riau. Jurnal Ilmu Kelautan. Universitas Riau
  4. Bengen, D. G. 2003. Pedoman Teknis Pengenalan dan Pengelolaan Ekosistem Mangrove. PKSPL. IPB. Bogor
  5. Dharmawan, I. W. E, Zamani. N. P, dan Madduppa. H. H., 2016. Laju Dekomposisi Serasah Daun di Ekosistem Bakau Pulau Kelong, Kabupaten Bintan. Oseanologi dan Limnologi di Indonesia. 1 (1) : 1-10.
  6. Farhaby, A.M. 2011. Kerapatan Tegakan Mangrove dan Kelimpahan Kepiting Bakau (Scylla Sp) di Kawasan Ujung Alang Segara Anakan Cilacap. Universitas Diponegoro
  7. --------------------. 2017. Kajian Karakteristik Biometrika Kepiting Bakau (Scylla sp) di Kabupaten Pemalang, Studi kasus di Desa Mojo Kecamatan Ulujami. Akuatik Jurnal Sumberdaya Perairan, Vol 11, No 1, hlm. 48 – 53
  8. Haris.A, Damar.A, Bengen. D. G, dan Yulianda. F., 2012. Produksi Serasah Mangrove Dan Kontribusinya Terhadap Perairan Pesisir Kabupaten Sinjai. Octopus 1 (1) : 13-18.
  9. Indriani.Y., 2008. Produksi Dan Laju Dekomposisi Serasah Daun Mangrove Api-Api (Avicennia Marina Forssk. Vierh) Di Desa Lontar, Kecamatan Kemiri, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten. Jurnal Ilmu-ilmu Perairan dan Perikanan Indonesia. Institut Pertanian Bogor.
  10. Murdiyanto, B. 2003. Mengenal, Memelihara, dan Melestarikan Ekosisitem Bakau. Jakarta: Direktotat Jenderal Perikanan Tangkap Departemen Kelautan dan Perikanan.
  11. Nontji, A. 1987. Laut Nusantara. Penerbit Djambatan. Jakarta.
  12. Nybakken, J. W. 1986. Biologi Laut Suatu Pendekatan Ekologi. Diterjemahkan oleh: M. Eidman, Koesoebiono, D. G. Bengen, Malikusworo, dan Sukristrijono. Cetakan Pertama. PT. Gramedia Jakarta
  13. Rusila Noor Y., M. Khazali, dan I.N.N. Suryadiputra. 2006. Panduan Pengenalan Mangrove di Indonesia. Wetlands International – Indonesian Programme. PHK/II. Bogor
  14. Salisbury, dan Ross. 1992. Fisiologi Tumbuhan. ITB Press. Bandung.
  15. Soenardjo, N. 1999. Produksi dan Laju Dekomposisi Serasah Mangrove dan Hubungannya dengan Struktur Komunitas Mangrove di Kaliuntu Kabupaten Rembang Jawa Tengah. Tesis. Ilmu Kelautan.Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. IPB. Bogor
  16. Sukardjo S. 2004. Fisheries associated with mangrove ecosystem in Indonesia: a view from a mangrove ecologist. Biotropia. 23: 13 39.