Main Article Content

Abstract

Pasar Sanggeng, pasar Wosi, pelabuhan, PLTD (Pembangkit Listrik Tenaga Disel), perhotelan dan pemukiman penduduk yang terletak di pesisir Teluk Doreri Kota Manokwari, menjadi salah satu pusat aktivitas yang melayani kebutuhan masyarakat. Akibat adanya aktivitas yang tinggi tersebut menyebabkan pembungan sampah-sampah organik dan anorganik tidak terawasi atau terkontrol dengan baik. Kondisi ini berlangsung secara terus menerus setiap hari sehingga dapat menyebabkan terjadi degradasi kualitas perairan. Tujuan Penelitian yaitu untuk mengetahui status kualitas perairan di Teluk Doreri Kabupaten Manokwari. Penelitian dilakukan dari bulan Agustus tahun 2016 bertempat di Laboratorium Kelautan, Ilmu Kelautan Unipa dan Laboratorium Prolink IPB Bogor. Lokasi pengambilan sampel air di sekitar perairan Sawaibu, Wosi, Andai, Sowi dan Perairan Maruni. Data parameter yang diambil melalui pengukuran langsung dan tidak langsung. Pengukuran secara langsung meliputi parameter salinitas, pH, suhu dan oksigen terlarut. Sedangkan pengukuran tidak langsung dengan cara mengambil sampel air. Pengambilan sampel air digunakan untuk penentuan parameter kekeruhan, nitrat, fosfat dan logam berat. Sampel air tersebut langsung dimasukan dalam botol polyetelin dan dikirim ke Prolink IPB Bogor untuk dianalisis. Pengukuran mengacu pada Standard Methods for the Examination of Water and Wastewater (APHA, 1998). Hasil penelitian dari lima lokasi di perairan Teluk Doreri berkisar antara 0,17 – 6,16 NTU untuk kekeruhan, 4,64 – 5,04 untuk pH, 5,1 -6 mg/L untuk oksigen terlarut, 30 – 33 ‰ untuk salinitas, 29, 8 – 30,6 oC untuk suhu air, 0,1 -0,8 mg/L untuk nitrat dan fosfat berkisar 0,08 – 0,16 mg/L. Hasil logam berat cadmium (Cd) menunjukan potensi toksik yang tinggi bagi biota perairan di Teluk Doreri. Parameter logam berat cadmium, nitrat dan fosfat sangat mengkuatirkan serta dapat menyebabkan gangguan terhadap lingkungan khususnya bagi biota perairan. Parameter – parameter tersebut telah melampaui baku mutu yang ditetapkan kementerian lingkungan hidup no 51 tahun 2004.

WATER QUALITY IN THE DORERI BAY DISTRICT MANOKWARI. Traditional markets (Pasar Sanggeng and Wosi), port, PLTD (Power Plant), hotels and residential areas are located in the cost of Doreri bay in Manokwari district. Activities in those areas create organic and inorganic wastes that have been used the Doreri bay as a water dump. The waste has been dumped since long time ago and continue up to nowadays.  That cause water quality degradation of Doreri bay. The research objective was to determine the status of water quality in Doreri Bay, Manokwari Regency. The water quality study has been carried out in August 2016 in Marine laboratory of UNIPA and Prolink laboratory in IPB. Water samples collected from Sawaibu, Wosi, Andai, Sowi and Maruni beach.  Data were divided base on the data collection which is directly and indirectly collected. Water salinity, pH, temperature and dissolved oxygen are direct data collection. Turbidity, nitrate, phosphate and heavy metals are indirect data collection that has been analyzed in Prolink IPB. The water has been analyses by using Standard Method for Examination of Water and Wastewater (APHA, 1998). The results show that turbidity of five areas range from 0.17 to 6.16 NTU, pH range from 4.64 to 5.04, dissolved oxygen between 5.1 -6 mg/L, water salinity range from 30-33%, water temperature between 29, 8 - 30.6 oC, 0.1 -0.8 mg/L for nitrate and phosphate between 0.08 - 0.16 mg/L. Heavy metal (cadmium) showed high potential toxic risk on the biota of Doreri bay. Cadmium, nitrate, and phosphate are a heavy metal that categorized as concerned pollutant to the Dorery bay. Those heavy metal have been exceeded the water quality standard base on Ministry of environment number 51-2004.

 

Article Details

Author Biography

Luky Sembel, Jurusan Ilmu Kelautan, FPIK, Universitas Papua, Manokwari, Papua Barat, Indonesia

Jurusan Ilmu Kelautan
How to Cite
Sembel, L., Manangkalangi, E., Mardiyadi, Z., & Manumpil, A. W. (2019). KUALITAS PERAIRAN DI TELUK DORERI KABUPATEN MANOKWARI. JURNAL ENGGANO, 4(1), 52–64. https://doi.org/10.31186/jenggano.4.1.52-64

References

  1. Alianto, Hendri, Suhaemi. 2016. Total nitrogen dan fosfat di perairan Teluk Doreri, Kabupaten Manokwari, Provinsi Papua Barat, Indonesia. Jurnal Depik. 5 (3) : 128-132.
  2. APHA, 1998. Standard Methods for Exmanination of Water and Wastewater. New York.
  3. Boyd, C.E. 1988. Water Quality in Warmwater Fish Ponds. Auburm University Agricultural Experimental Station. Alabama.
  4. [BPS ] Papua Barat. 2016. Badan Pusat Statistik Papua Barat.
  5. Clark RB. 1986. Marine Pollution. London : Clarendon Press.
  6. Damar A. 1996. Pengaruh Penggunaan Lahan Terhadap Indeks Mutu Lingkungan Perairan dan Beban Limbah di Pesisir Indramayu [Tesis]. Bogor. Program Pascasarjana IPB Bogor.
  7. Dunn RJK, Teasdale PR, Warnken J, Jordan MA, Arthur JM. 2007. Evaluation of the Insitu, Time-Integrated DGT Technique by Monitoring Changes in Heavy Metal Concentrations in Estuarine Waters. J Env Poll 148:213 -220.
  8. Effendi H. 2003. Telah Kualitas Air (Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan Perairan). Jogjakarta. Penerbit Kanisius.
  9. Kopalit H. 2011. Struktur komunitas padang lamun di perairan Manokwari Papua Barat. Jurnal Perikanan dan Kelautan, 7(1): 9-18.
  10. Hutabarat S, Evans SM.. 1986. Pengantar Oceanografi. Universitas Indonesia. Press. Jakarta.
  11. Jin YX, Wang J, Zhang LuC, Duan Q. 2008. Effects of Modern and Ancient Human Activities on Mercury in the Environment in Xi’an Area, Shannxi Province, P.R. China. J Env Poll 153 :342 – 350.
  12. [KLH] Kementerian Lingkungan Hidup No 51. 2004. Baku Mutu Air Laut. Deputi MENLH Bidang Kebijakan dan Kelembagaan Lingkungan Hidup.www.menlh.go.id/home.index.php.option=com.ontent=article=keputusan-menteri-negara-lingkungan-hidup-nomor-51-tahun-2004-tentang-baku-mutu-air.[16 Juni 2010].
  13. Kusuma Anma Hari, Tri Prartono, Agus Soleh Atmadipoera, Taslim Arifin.2015. Sebaran Logam Berat Terlarut Dan Terendapkan Di Perairan Teluk Jakarta. Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan Vol. 6 No. 1 Mei 2015: 41-50.
  14. Leatemia SPO, Setyobudiandi I, Riani E. 2012. Komposisi dan kepadatan lamun di pesisir Manokwari, Provinsi Papua Barat. Jurnal Perikanan dan Kelautan, 8(1): 25-36.
  15. Nemerow NL. 1991. Stream, Lake, Estuari, and Ocean Pollution. Van Nostrand Remhold. New York.
  16. Nontji, A. 1984. Laut Nusantara. Jembatan Jakarta.
  17. Nybakken JW. 1988. Biologi Laut: suatu pendekatan ekologis. Eidman HM, Koesoebiono, Bengen DG, Hutomo M, Sukardjo S (alih bahasa). Jakarta: PT. Gramedia. Terjemahan dari: Marine Biology: An Ecological Approach.
  18. Park GS, Chung CS, Lee SH, Hong GH, Kim SH, Park SY, Yoon SJ, Lee SM. 2005. Ecotoxicological Evaluation of Sewage Sludge Using Bioluminescent Marine Bacteria and Rotifer. J Oce Sci 40 (2) : 91-100.
  19. Quano. 1993. Training Manual on Assessment of the Quantity and Type of Land Based Pollution Discharge Into The Marine and Coastal Enviroment. Bangkok. UNEP.
  20. Sanusi HS. 2006. Kimia Laut (Proses Fisik Kimia dan Interaksinya dengan Lingkungan). Edisi Pertama. Penerbit Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan, Bogor. FPIK IPB.
  21. Sembel L. 2012. Analisis Beban Pencemar dan Kapasitas Asimilasi di Estuari Sungai Belau Teluk Lampung. Maspari Journal 4 (2) 178-183.
  22. Sembel L, J.Manan. 2018 Kajian Kualitas Perairan pada Kondisi Pasang Surut di Teluk Sawaibu Kabupaten Manokwari. Jurnal Sumberdaya Akuatik Indopasifik. Vol II(1-14).
  23. Tururaja T, R. Mogea. 2010. Bakteri Coliform di Perairan Teluk Doreri, Manokwari Aspek Pencemaran Laut dan Identifikasi Species. Ilmu Kelautan Undip. Maret 2010. vol. 15 (1) 47 – 52.