Main Article Content

Abstract

Mangrove merupakan salah satu ekosistem penting di wilayah pesisir Kota Mukomuko. Ada berbagai macam aktivitas manusia di kawasan ekosistem hutan mangrove di pesisir Kota Mukomuko yang dikhawatirkan dapat menimbulkan dampak negatif. Penelitian ini dilakukan dari bulan Juli 2018 sampai dengan September 2018. Tujuan penelitian untuk mendeskripsikan struktur komunitas mangrove di kawasan pesisir Kota Mukomuko Provinsi Bengkulu. Penelitian ini dilakukan dengan metode survei. Pengambilan data vegetasi mangrove dilakukan dengan menggunakan transek garis dengan ukuran 10 m x 10 m, pada tiga stasiun berbeda, yang meliputi Kelurahan Bandar Ratu, Desa Ujung Padang dan Kelurahan Pasar Mukomuko. Analisis data penelitian dilakukan dengan metode statistik deskripitif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara keseluruhan nilai kerapatan (Di), frekuensi jenis (Fi), tutupan (Ci) dan indeks nilai penting (INP) tergolong baik, namun nilai keanekaragaman jenis tergolong rendah, dikarenakan ada jenis mangrove yang lebih mendominasi di kawasan tersebut. Indeks nilai penting (INP) mangrove menunjukkan peran vegetasi mangrove di kawasan pesisir Kota Mukomuko tergolong tinggi dalam menjaga lingkungan pesisir, baik tingkatan pohon, anakan maupun semai.

STRUCTURE COMMUNITY OF MANGROVE ECOSYSTEM IN COASTAL AREA OF MUKOMUKO CITY, MUKOMUKO DISTRICT, BENGKULU PROVINCE. Mangroves are one of the important ecosystems in the coastal area of Mukomuko City. There are various kinds of human activities in the mangrove forest area on the coast of Mukomuko City which is feared to have a negative impact. This research was conducted from July 2018 to September 2018. The objective of this research was to describe the mangrove community structure in the coastal area of Mukomuko City, Bengkulu Province. This research was conducted by survey method. Data collection on mangrove vegetation was carried out using line transects with sizes of 10 m x 10 m, at three different stations, which included Bandar Ratu Village, Ujung Padang Village and Pasar Mukomuko Village. Analysis of research data was carried out by descriptive statistical methods. The results of the study indicate that overall the density value (Di), frequency type (Fi), cover (Ci) and important values index (INP) were classified as good, but the value of species diversity is relatively low, because there are mangrove species that dominated more in the area. The importance value index (INP) of mangroves indicates  the role of mangrove vegetation in the coastal area of Mukomuko City is high in maintaining the coastal environment, both tree level, tillers and seedlings.

Article Details

How to Cite
Zamdial, Z., Hartono, D., & Johan, Y. (2019). STRUKTUR KOMUNITAS EKOSISTEM MANGROVE DI KAWASAN PESISIR KOTA MUKOMUKO KABUPATEN MUKOMUKO PROVINSI BENGKULU. JURNAL ENGGANO, 4(1), 92–104. https://doi.org/10.31186/jenggano.4.1.92-104

References

  1. Bengen, D.G. 2000. Sinopsis teknis pengambilan contoh dan analisis data biofisik sumberdaya pesisir. Bogor: Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan, Institut Pertanian Bogor. 88 hlm.
  2. BPS Kabupaten Mukomuko. 2017. Kabupaten Mukomuko dalam angka tahun 2016. Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Mukomuko.
  3. Ghufran, M dan Kordi, H. 2012. Ekosistem mangrove: potensi, fungsi dan pengelolaan.PT. Rineka Cipta, Jakarta.
  4. Hartono, D., Zamdial Ta’alidin, Deddy Bakhtiar dan Eko Nofridiansyah. 2014. Laporan akhir identifikasi kerusakan daerah pesisir Provinsi Bengkulu. Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Bengkulu, Bengkulu.
  5. Indriyanto. 2006. Ekologi hutan. PT. Bumi Aksara, Jakarta.
  6. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 201. 2004. Kriteria baku dan pedoman penentuan kerusakan mangrove. KepMen LH. Jakarta. 10 hlm.
  7. Marisa, H. and Sarno, 2015. Three Species Zonation of Sonneratia; Based on Salinity, in River Calik, South Sumatera. International Conference on Plant, Marine and Environmental Sciences (PMES-2015) Jan. 1-2, 2015 Kuala Lumpur (Malaysia); 100-101.
  8. Noor,Y., Khazali, M dan Suryadiputra. 2006. Panduan pengenalan mangrove di Indonesia. Oxfam Novib, Bogor.
  9. Odum, E.P.1993. Dasar-dasar ekologi. Terjemahan Tjahjono Samingan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
  10. Raymond, G., Harahap, N dan Soenarno. 2010. Pengelolaan Hutan Mangrove Berbasis Masyarakat Di Kecamatan Gending, Probolinggo. Agritek, Vol.18 No.2 April 2010 (185-200).
  11. Selvam, V and V.M. Karunagaran, 2004. Ecology and Biology of Mangroves Orientation Guide. M.S. Swaminathan Research Foundation 3rd Cross Street, Institutional Area Taramani, Chennai – 600 113, India. 61 p.
  12. Sofian, A., N. Harahab, dan Marsoedi. 2012. Kondisi dan manfaat langsung ekosistem mangrove desa penunggul keca-matan nguling kabupaten pasuruan. El-Hayah, 2(2):56-63.
  13. Sykes, H., 2007. Mangrove Management Plan for Vulani Islands Stage 1: General Mangrove Management. Marine Ecology Consulting, Fiji. 17 p.
  14. Tanjung, Riski, Nurul Khakhim, dan Rustadi, 2017. Kajian Fisik Pesisir Kulon Progo untuk Penentuan Zona Kawasan Mangrove dan Tambak Udang. Majalah Geografi Indonesia Vol. 31, No. 2, September 2017 (22 - 32).
  15. Telave, Ajit B., 2015. Ecophysiological studies on Sonneratia L. from the coast of Maharashtra, India. Indian Journal of Geo-Marine Science, Vol. 44 (8), August 2015, pp. 1239-1244.
  16. Wang, L., Meirong Mu, Xiaofei Li, Peng Lin and Wenqing Wang, 2010. Differentiation between true mangroves and mangrove associates based on leaf traits and salt contents. Journal of Plant Ecology Advance Access published March 29, 2010; 1-10.