Main Article Content

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesesuaian kawasan budidaya teripang menggunakan Aplikasi SIG yang disajikan dalam bentuk Peta Kesesuaian Kawasan Budidaya Teripang Pasir (Holothuria scabra) di Perairan Teluk Kiowa, Desa Kahyapu Kecamatan Enggano Kabupaten Bengkulu Utara. Penelitian ini dilakukan dengan metode penentuan tingkat kesesuaian kawasan budidaya berdasarkan Matriks Kesesuaian Kawasan Budidaya Teripang Pasir (Holothuria scabra) dalam menghasilkan Peta Kesesuaian Kawasan Budidaya Teripang Pasir (Holothuria scabra) yang ditentukan oleh Kriteria, Bobot dan Skor tiap parameter (kedalaman, kondisi dasar perairan, kecerahan, salinitas, derajat keasaman, keterlindungan, kandungan oksigen terlarut, dan suhu permukaan laut). Penelitian ini dikhususkan untuk Kesesuaian Kawasan Budidaya Teripang Pasir (Holothuria scabra) dengan metode Penculture. Berdasarkan hasil analisis, Perairan Teluk Kiowa merupakan perairan dengan persentase kesesuaian yang bervariasi sebagai kawasan budidaya Teripang Pasir (Holothuria scabra) dengan metode Penculture. Kelas Sangat Sesuai (S1) seluas 102,477 Ha, kelas Sesuai (S2) seluas 62,435 Ha, dan kelas Tidak Sesuai (S3) seluas 197,991 Ha.

Article Details

How to Cite
Wulandari, U., Sulistyo, B., & Hartono, D. (2016). APLIKASI SIG UNTUK ANALISIS KESESUAIAN KAWASAN BUDIDAYA TERIPANG PASIR (Holothuria scabra) DENGAN METODE PENCULTURE DI PERAIRAN TELUK KIOWA, DESA KAHYAPU KECAMATAN ENGGANO. JURNAL ENGGANO, 1(1), 57–73. https://doi.org/10.31186/jenggano.1.1.57-73

References

  1. Agusta, O. R., Suliardono, Bambang dan Siti Rudiyanti. 2012. Kebiasaan Makan Teripang (Echinodermata : Holothuriidae) di Perairan Pantai Pulau
  2. Pramuka, Kepulauan Seribu. Journal Of Management Aquatic Recources. Vol.1. No.1. Hal 1-8
  3. Badan Penelitian dan Pengembangan Pengelolaan Sumberdaya Perairan dan Lingkungan Universitas Riau. 2009. Laporan Akhir Studi Potensi Dan
  4. Pengembangan Budidaya Laut Di Lokasi Coremap II Kabupaten Lingga
  5. Dinas Kelautan dan Perikanan Propinsi Bengkulu dan CV. Mitra Konsultan. 2004. Laporan Akhir Penyusunan Tata Ruang Dan Potensi Pulau Enggano.
  6. Hal.1-3
  7. Firdausi, Mawar. 2010. Budidaya Teripang. http://mawarfirdausi.blogspot.com/2010/05/teripangkeindaha.html. Diakses Tanggal 10 Februari 2015
  8. Hertanto. Hendrik, Boby. 2012. Garis Kontur. http://geoenviron.blogspot.com/2012/04/garis-kontur.html. Diakses Tanggal 14 Februari 2015
  9. Junianto, Dwi. 2013. Studi Ekologi Teripang (Holothuroidea) di Perairan Desa Pengudang Kabupaten Bintan.Jurnal Penelitian Fakultas Ilmu Kelautan
  10. dan Perikanan. Universitas Maritim Raja Ali Haji: Riau
  11. Kementrian Kelautan dan Perikanan. 2012. Budidaya Teripang (Holothuria
  12. scabra). Jurnal Kelautan dan Perikanan
  13. Marizal, Dendi., Yales V. J. dan Henky Irawan. 2012. Aplikasi SIG Untuk
  14. Kesesuaian Kawasan Budidaya Teripang Holothuria scabra dengan
  15. Metode Penculture di Pulau Mantang, Kabupaten Bintan. Jurnal Penelitian Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan. Universitas Maritim Raja Ali Haji: Riau
  16. Munirwansyah., Sundary. Devi., dan Gartika Setiya Nugraha. Inerpretasi Bearing Layer (Kontur Lapisan Tanah Keras) Dibawah Permukaan dengan
  17. Program Surfer. Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Syiah
  18. Kuala. Banda Aceh
  19. Sallata.Alfiani. E. 2006. Kajian Potensi Sumberdaya Untuk Pengelolaan Budidaya Rumput Laut dan Ikan Kerapu di Wilayah Pesisir Kecamatan
  20. Ampibabo, Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah.Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan.Institut Pertanian Bogor
  21. Ta’alidin. Z., Bachtiar. D., Wilopo. M. D. 2014. Kondisi Terumbu Karang Di Pulau Enggano. Laporan Penelitian. Balai Penelitian Universitas Bengkulu.
  22. Hal. 60.