Main Article Content

Abstract

Pulau Dua merupakan gugusan kepulauan Enggano yang terletak sekitar 0,5 mil dari Pelabuhan Kahyapu.  Secara geografis pulau ini terletak pada 5o44’ – 5o 45’ LS  dan 102o39 -102o 40’ BT. Luas Pulau dua adalah sekitar 44,32 hektar. Penelitian ini dilaksanakan selama 3 bulan, yaitu bulan September-November 2013, Alat dan bahan yang digunakan selama penelitian adalah Perahu motor, Hand Global Positioning System (GPS), Thermometer, Hand-refractometer, Flow meter, stop watch, alat selam Self Contained Underwater Buoyancy Apparatus (SCUBA), Secchi disc, Sabak/pensil, Camera Underwater, Rol 50 Meter,  peta dasar (basemap) yang sudah digitasi dan Buku identifikasi karang. Metode penentuan lokasi penelitian berdasarkan survey sebelumnya dan dilihat ada komunitas karang kemudian jumlah stasiun pengamatan dibagi menjadi 3 titik stasiun. Masing pada kedalaman 3 meter dan 7 meter. Dalam penelitian ini yang dilihat antara lain data terumbu karang dan parameter kualitas air dan menggunakan beberapa analisis seperti identifikasi jenis, persentase tutupan karang, indeks keanekaragaman hayati, indeks keseragaman dan indeks dominansi.

Dari hasil penelitian didapatkan hasil bahwa Persentase tutupan karang rata-rata pada kedalaman 3 meter adalah sebesar 32,22% dengan  kategori  tutupan  karang sedang. Persentase tutupan karang rata-rata pada kedalaman 7 meter adalah sebesar 18,31% dengan kategori tutupan karang buruk. Nilai indeks keanekaragaman (H’) di daerah penelitian termasuk dalam kategori sedang, sedangkan nilai indeks keseragaman (E) termasuk pada kategori rendah dan nilai indeks dominansi (C) tergolong pada kategori rendah yang berarti tidak ada spesies yang mendominasi pada daerah pengamatan. Dari keseluruhan data yang ada, dapat disimpulkan berdasarkan KepMen LH No 04 Tahun 2001 bahwa kondisi terumbu karang yang ada di Perairan Dua termasuk dalam kategori rusak.

Article Details

How to Cite
Muqsit, A., Purnama, D., & Ta’alidin, Z. (2016). STRUKTUR KOMUNITAS TERUMBU KARANG DI PULAU DUA KECAMATAN ENGGANO KABUPATEN BENGKULU UTARA. JURNAL ENGGANO, 1(1), 75–87. Retrieved from https://ejournal.unib.ac.id/jurnalenggano/article/view/815

References

  1. Babcock, R., Smith L. 2000. Effect of Sedimentation on Coral Settlement and Survivorship. Prosiding 9th International Coral Reef Symposium. Bali:
  2. Indonesia.
  3. Bengen, D. G. 2000. Teknik pengambilan contoh dan analisis data biofisik
  4. sumberdaya pesisir. PKSPL IPB. Bogor. Hal: 88.
  5. BPS Provinsi Bengkulu. 2013.Bengkulu Dalam Angka. Bengkulu: CV. Nagarindo Cipta Husada.
  6. Dahuri, R., Rais, J., Ginting, S. P., Sitepu, M. J. 2001. Pengelolaan Sumberdaya Wilayah Pesisir dan Lautan Secara Terpadu, Pradinya Paramita, Jakarta.
  7. Direktorat Konservasi dan Taman Nasional Laut. 2006. Pedoman Pelaksanaan Transplantasi Karang. DKP. Hal: 36.
  8. English, S., Wilkinson, C., Baker, V. 1994. Survey Manual for Tropical Marine Resources. Australian Institute of Marine Science. Townsville. 368 pp.
  9. Gomez, E. D., Yap, H. T. 1988. Monitoring Reef Condition. P:187-195 dalam R. A. Kenchington dan B.E.T. Hudson (eds.), Coral Reef Management Hand book. UNESCO Regional Office for Science and Technology for South East Asia. Jakarta. EISSN: 2527-5186
  10. Ikhsan, N., Sadarun, B., Ketjulan, R. 2013. Kelimpahan Acanthaster Planci pada perairan Pulau Bero, Selat Tiworo, Sulawesi Tenggara.FPIK Universitas Haluoleo. Kendari.
  11. Iskandar, F. 2001. Status dan Kondisi Terumbu Karang di Beberapa Lokasi di Indonesia Dalam Kurun Waktu Lima Tahun Terakhir (1995-2000).PSPLIPB. Bogor.
  12. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup, No.4. 2001. Tentang Kriteria Baku Kerusakan Terumbu Karang.
  13. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup, No. 51. 2004. Tentang Kriteria Baku Mutu Perairan.
  14. Krebs, C. J. 1989. Ecologycal methodology. Wm. C. Brown Publisher. Dubuque. 620 pp.
  15. Nybakken, J. W. 1992. Biologi Laut: Suatu Pendekatan Ekologis. Terj. dari
  16. Marine Biology: An Ecological Approach, oleh Eidman, M., Koesoebiono.,
  17. Bengen, D. G., Hutomo, M., Odum E. P. 1971. Fundamental of ecology
  18. rd Ed. W. B. Saunders Company. Philadelphia. 574 p.
  19. Odum, E. P. 1971. Fundamental of Ecology, 3 rd Edition. W.B. Sounders
  20. Co. Philadelphia and London. 564 p.
  21. Prasetia, R. 2007. Kondisi Terumbu Karang Sebelum dan Sesudah Tsunami di Sabang, Nangroe Aceh Darussalam. IPB. Bogor.
  22. Ramli, A. A. 2000. Dampak Aktivitas Nelayan Terhadap Rasio Terumbu Karang di sekitar Pulau Kelapa Kepulauan Seribu Jakarta Utara. IPB. Bogor.
  23. Senoaji, G., Riwandi., Cahyadinata, I., Hidayat, M. F., Suminar, R.,Magdalena. 2006. Studi Daya Dukung Pemanfaatan dan Pengembangan Kepulauan Enggano. Kerjasama Bapedalda Provinsi Bengkulu dengan Pusat Penelitian Lingkungan Universitas Bengkulu.
  24. Soleh, A. R. 2004. Perubahan Temporal Persentase Penutupan Substrat
  25. Dasar,Kondisi Ikan Karang, dan Preferensi Ikan Karang di Pulau
  26. Pramuka, Kepulauan Seribu, Tahun 2001-2003. IPB. Bogor.
  27. Suharsono. 1991. Bulu Seribu (Acanthaster planci). Balai Penelitian dan
  28. Pengembangan Biologi Laut. Puslitbang Oseanologi-LIPI. Jakarta.16(3) :
  29. Suharsono. 2008. Jenis - jenis Karang di Indonesia. Coremap Program LIPI
  30. Press :Jakarta. 372 p.
  31. Sukarno, Hutomo, M., Moosa, M.K., Darsono, P., 1983. Terumbu Karang di
  32. Indonesia: Sumberdaya, Permasalahan dan Pengelolaannya. Proyek
  33. Penelitian Potensi Sumberdaya Alam Indonesia. LON-LIPI, Jakarta.
  34. Suparmoko, M. 2002. Buku Pedoman Penilaian Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan (Konsep dan Metode Penghitungan). BPFE. Yogyakarta.
  35. Supriharyono. 2007. Pengelolaan Ekosistem Terumbu Karang. Djambatan.
  36. Jakarta. 129 hal.
  37. Tulungen, J. J., Bayer, T. G., Crawford B. R., Dimpudus, M., Kasmidi, M.,
  38. Rotinsulu, C., Sukmara, A., Tangkilisan, N. 2002. Panduan Pembentukan
  39. danPengelolaan Daerah Perlindungn Laut Berbasis Masyarakat. CRC Technical Report Nomor 2236. Jakarta.
  40. Yusapri, A., Thamrin., Mulyadi, A. 2009. Kondisi Termbu Karang di Pesisir
  41. Kelurahan Sungai Pisang Sumatera Barat. Universitas Riau. Riau.